Nasib Desa yang Dikepung Sawit

Kamis, 26 Juli 2018 15:00 WIB

Tak Ada Lagi Limbek di Rawa Tripa

TEMPO.CO, Banda Aceh - Wilayah desa (gampong) itu berada di tengah perkebunan sawit milik perusahaan Kalista Alam. Areanya terbatas hanya 1,5 hektar dan mereka tak berkutik setelah warganya bertambah banyak. Mereka kian terpinggirkan.

Baca: Genjot Konsumsi Sawit, Pengguna Biodiesel Perlu Diberi Insentif

Gampong Kuala Seumayam, Kecamatan Kuala Makmur, Kabupaten Nagan Raya, punya sejarah panjang berebut lahan dengan perusahaan sawit. “Awalnya kampung kami bukan di sini,” kata Muhammad, mantan Keuchik (Kepala Desa) tersebut pada akhir Juni 2018. Saat itu, Tempo berkunjung ke sana difasilitasi Walhi Aceh untuk melihat kondisi terakhir Rawa Tripa.

Rawa Tripa adalah kawasan hutan gambut seluas 61.803 hektar yang terletak di Nagan Raya, Aceh, masuk dalam kawasan ekosistem Leuser yang menyerap karbon terbesar di Aceh. Sebagian besar wilayah itu telah dikuasai perkebunan kelapa sawit dan perkebunan warga.

Kata Muhammad, bertambahnya penduduk membuat ruang desa semakin sempit. Mereka telah berkali-kali memohon kepada pemerintah untuk diberikan lahan tambahan untuk pengembangan desa. “Tapi sampai kini, wilayah administrasi desa masih 1,5 hektare saja,” katanya.

Advertising
Advertising

Bahkan mereka tak punya ruang untuk pendidikan. Sebuah sekolah dengan tiga ruang telah dibangun di kawasan dekat perbatasan desa, masuk dalam wilayah HGU. Tapi, sekolah yang dibantu dana pemerintah Nagan Raya tahun lalu, tak kunjung digunakan karena adanya protes dari perusahaan.

Sekolah itu rencananya untuk menambah ruang belajar bagi sekolah yang ada sekarang di pusat desa, sebuah Sekolah Dasar (SD) sampai kelas 3 dengan satu guru PNS. Setelah itu pindah ke SD yang terletak sekitar 8 kilometer dari pusat desa. Itu dulunya dibangun pemerintah memakai lahan PT Kalista dekat dengan barak-barak para pekerja.

Desa itu awalnya tidak berlokasi di lahan HGU, tapi di dekat pantai menghadap Samudera Hindia, sekitar 7 kilometer dari sana. Tapak Desa Kuala Seumayam lama berada di Muara Sungai Krueng Seumayam, wilayah itu telah dihuni sejak zaman Belanda.

Mereka pindah ke lokasi sekarang untuk mengungsi sejak tahun 2000, karena wilayah desanya kerap terjadi kontak senjata masa konflik Aceh. “Awalnya di sini hanya barak-barak,” kata Zainuddin, tetua Gampong Kuala Seumanyam.

Saat mengungsi, warga mempunyai populasi sekitar 60 Kepala Keluarga. Saat ini wilayah itu diisi oleh 80 KK dengan kisaran 300 jiwa. Mereka kerap kembali ke wilayah pemukiman dulu, karena masih ada kebun-kebun di sana. Belakangan, sebagian wilayah mereka yang dulu masuk dalam HGU sebuah perusahaan sawit lainnya di sana, PT SPS II.

Menurut Zainuddin, sebagian warga terus bertahan membuka lahan di hutan-hutan yang berbatas dengan pemukiman dulunya, menguasai satu atau dua hektare lahan. “Warga tak perduli lagi lahan HGU milik siapa, sebagian terus bertahan membuka lahan.”

Silang sengkarut lahan terus terjadi di kawasan Rawa Tripa sampai kini. Pemerintah Aceh berjanji akan menatanya kembali. “Nanti kami akan coba duduk bersama (para pihak) kembali untuk membahas beberapa masalah yang terjadi di sana,” kata Syahrial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh saat dikonfirmasi Tempo.

Direktur Eksekutif Walhi Aceh, M Nur mengungkapkan berdasarkan penelusuran pihaknya, aktivitas perambahan dilakukan oleh masyarakat pada hampir seluruh wilayah untuk membuka lahan baru. Pemerintah perlu melakukan pemantauan secara maksimal ke sana. “Melihat kondisi riil dan selanjutnya melakukan perbaikan.”

Menurutnya, saling klaim lahan bisa saja membuat konflik warga dengan warga maupun warga dengan perusahaan. Selain itu juga menghabiskan setiap jengkal lahan gambut di area tersebut.

Tempo bersama beberapa jurnalis lain mencoba mendatangi kantor perusahaan PT SPS II yang terletak di kawasan Rawa Tripa, Kabupaten Nagan Raya, beberapa waktu lalu.Tapi, belum berhasil mendapatkan korfirmasi terkait silang sengkarut lahan dengan warga. Security perusahaan tersebut, Darmawa, mengatakan tidak ada pimpinan perusahaan di sana yang dapat memberikan keterangan terkait hal tersebut.

Simak artikel lainnya tentang perkebunan sawit di kanal Tekno Tempo.co

Berita terkait

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

3 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya