Gempa Lombok: Ini Hal-hal yang Perlu Anda Tahu Tentang Skala MMI

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Senin, 6 Agustus 2018 12:18 WIB

Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin, 6 Agustus 2018. Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta - Skala MMI atau Modified Mercalli Intensity kerap muncul saat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis keterangan soal gempa, termasuk gempa 7 SR yang baru terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ahad malam, 5 Agustus 2018.

Apakah MMI? Ini adalah skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi berdasarkan tingkat kerusakan yang diinformasikan orang-orang yang selamat dan melihat dampak dari gempa tersebut.

Baca: Gempa Lombok Capai Magnitudo 7, Ini Kata Pakar Gempa ITB

Menurut portal resmi BMKG, Skala Mercalli ditemukan seorang vulkanologis Italia Giuseppe Mercali pada 1902 untuk membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa yang terjadi di beberapa wilayah.

Karena berdasarkan informasi penyintas, Skala Mercalli sangat subjektif dan kurang tepat bila dibandingkan dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain, salah satunya Skala Richter yang lebih luas digunakan untuk mengukur kekuatan gempa.

Namun, setelah dimodifikasi oleh seismolog Harry Wood dan Frank Neumann pada 1931, Skala MMI masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa di tempat kejadian.

Skala MMI terdiri atas 12 ukuran. Angka yang lebih tinggi, menunjukkan intensitas gempa yang lebih tinggi pula.

Baca: BMKG Perbarui Tipe Gempa Lombok, Pakar ITB Beri Peringatan

Ukuran Skala I MMI adalah saat getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang. Skala II MMI diukur saat getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Advertising
Advertising

Gempa disebut berskala III MMI saat getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk lewat Ukuran Skala IV MMI adalah saat gempa dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Skala V MMI diukur saat getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Gempa disebut berskala VI MMI saat getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

Ukuran Skala VII MMI adalah saat setiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

Skala VIII MMI diukur saat terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh dan air menjadi keruh.

Gempa disebut berskala IX MMI saat terjadi kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya dan pipa-pipa dalam rumah putus.

Ukuran Skala X MMI adalah saat bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah dan rel melengkung, serta tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

Skala XI MMI diukur saat bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak dan terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah dan rel melengkung sekali.

Gempa disebut berskala XII MMI saat bangunan hancur sama sekali dan gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap serta benda-benda terlempar ke udara.

Berita terkait

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

5 jam lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

12 jam lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

16 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

18 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

18 jam lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

19 jam lalu

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

Topik tentang kota-kota besar diprakirakan hujan akibat tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon 91P menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

1 hari lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

1 hari lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya