BJ Habibie: Mestinya BPPT Tergabung dalam Kabinet
Reporter
Non Koresponden
Editor
Amri Mahbub
Jumat, 24 Agustus 2018 09:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia Ke-3, BJ Habibie, mengatakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) semestinya dilibatkan dalam kabinet untuk memberikan masukan dalam pembangunan.
Baca juga: BJ Habibie: Cucu Intelektual Saya Ada Jutaan
"Sekarang BPPT itu tidak ada dalam Kabinet. Kalau Bappenas itu skalanya Makro, maka BPPT adalah Mikro," ujar Habibie, yang juga pendiri BPPT, pada saat Perayaan Ulang Tahun BPPT yang ke 40 di Jakarta, Kamis, 23 Agustus, 2018.
Menurut Habibie, jika BPPT ingin maju, maka informasi mengenai pembangunan yang diterima BPPT haruslah murni mencerminkan kebutuhan yang ada untuk rakyat dan harus berada di bawah kabinet. "Menristek mengkordinasi mengenai masalah yg dihadapi masa kini. Tapi perlu ada BPPT supaya kordinasi tidak sembarangan," ujarnya.
Baca juga: BJ Habibie Bilang Ingin Ketemu Jokowi, Mau Bahas Apa?
Habibie mengatakan, sulit bagi BPPT untuk mengetahui permasalahan jika ia tidak tergabung dalam kabinet. "Bagaimana BPPT mau tahu permasalahanya kalau dia tidak mendengar langsung dan bukan kabinet?" ujar Habibie.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Kepala BPPT yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa selama 40 tahun BPPT memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Menurut mantan Ketua Umum PAN ini, BPPT memegang peran penting dalam skala mikro, di mana makronya adalah kewajiban Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas).
"Harus ada yang membahas daya saing, kemandirian, teknologi, dan masalah sumber daya manusia. Peran BPPT di situ peranya sangat penting," kata Hatta.
Baca juga: Tak Percaya Bumi Datar dan Alien, BJ Habibie Pernah Bilang Ini
Simak kabar terbaru dari BJ Habibie dan BPPT hanya di kanal Tekno Tempo.co.