Game Ini Bisa Meningkatkan Kesadaran tentang Perubahan Iklim
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Amri Mahbub
Senin, 10 September 2018 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang berpendapat bahwa perubahan iklim merupakan masalah besar dan menakutkan. Namun, para peneliti telah menemukan satu hal yang meningkatkan motivasi untuk memerangi perubahan iklim melalui sebuah permainan.
Baca juga: Perubahan Iklim, Ini Cara Terbaik Memantaunya
"Saya pikir situasinya sangat mendesak sehingga kita benar-benar perlu mencoba apa pun untuk pemanasan global, termasuk dalam bentuk permainan," ujar profesor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management dan penulis studi simulasi iklim dunia John D. Sterman, seperti dilansir laman, NBC News, Ahad, 9 September 2018.
Studi dilakukan oleh para akademisi dari University of Massachusetts Lowell dan MIT. Dan diterbitkan dalam jurnal secara daring pada 30 Agustus 2018 dalam laman Journals.plos.org.
Baca juga: Perhutanan Sosial, Aksi Nyata Hadapi Perubahan Iklim
Permainan itu adalah The World Climate Simulation, permainan dengan mendorong para peserta ke dalam peran dalam perundingan pada pertemuan. Sehingga akan membuat keputusan tentang bagaimana menurunkan emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global, serta menunjukkan konsekuensinya.
"Jadi komponen pendidikan ini adalah salah satu cara bagi orang-orang untuk menemukan urgensi masalah ini bagi diri mereka sendiri," tambah Sterman. "Dan termotivasi untuk menciptakan dukungan yang diperlukan dalam membuat perubahan."
Sekitar 43.000 orang di seluruh dunia telah memainkan permainan itu selama tiga tahun terakhir. Melalui sampel lebih dari 2.000 orang di antara mereka menemukan bahwa permainan dengan pemahaman yang lebih baik tentang ilmu perubahan iklim, rasa urgensi dan harapan yang lebih besar, dan peningkatan motivasi dapat memunculkan tindakan korektif.
Baca juga: Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim
Menurut pakar dari kedua lembaga tersebut, setelah para responden memainkan game ini terlihat prospek yang membaik melintasi garis demografi, termasuk kecenderungan politik. Studi lain menemukan bahwa orang belajar lebih efektif tentang dampak perubahan iklim, ketika mereka membahas dampaknya melalui media sosial tanpa label partai politik.
Selain itu, survei yang dilakukan Yale Program pada awal tahun 2018 tentang komunikasi perubahan iklim, mengungkapkan tentang bagaimana kaum politik memahami perubahan iklim. Ada 84 persen dari Demokrat liberal dalam survei setuju dengan pandangan pemanasan global disebabkan oleh aktivitas manusia. Sedangkan 26 persen dari Partai Republik konservatif memiliki berbagai pandangan.
Baca juga: Tanggulangi Perubahan Iklim, Bappenas Gelar ICCTF Day 2018
Selanjutnya: cara bermain...
<!--more-->
1. Cara bermain
Simulasi Iklim Dunia (World Climate Simulation) merupakan gagasan Climate Interactive, lembaga nirlaba yang dibentuk oleh akademisi manajemen MIT. Dan alumninya yang ingin mendidik pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan lain-lain.
Sesi pelatihan kelompok selama dekade terakhir berubah menjadi permainan, di mana para peserta mengambil peran delegasi PBB. Para pemain memberikan pidato, melobi dan membentuk aliansi untuk mencoba mencapai kesepakatan iklim terbaik untuk negara mereka. Beberapa mewakili negara-negara maju yang mengeluarkan sebagian besar gas rumah kaca.
Yang lain menggambarkan orang-orang dari negara yang belum berkembang, yang sering menanggung dampak paling buruk dari pemanasan. Ketika kelompok yang lebih besar memainkan permainan, peserta juga mengisi peran sebagai pengusaha, aktivis lingkungan, dan masyarakat adat.
Sama seperti pembicaraan iklim di dunia nyata, para pemain terkadang meneriakkan tuntutan dan protes. "Ini seperti model di PBB, dikombinasikan dengan improvisasi," lanjut Sterman. Permainan akan dimainkan di San Francisco pada Jumat, 14 September 2018 sebagai salah satu dari ratusan acara di Global Climate Action Summit, yang diselenggarakan oleh Gubernur California Jerry Brown.
Baca juga: Stephen Hawking: Perubahan Iklim Nyata, Lihat Venus
2. Dampak permainan
Dari 2.000 partisipan yang disurvei tentang pengalaman mereka bermain game, 81 persen menunjukkan motivasi yang meningkat untuk melakukan sesuatu dalam memerangi perubahan iklim. "Motivasi itu datang tidak begitu banyak dari pengetahuan tambahan, tapi karena dari rasa urgensi untuk bertindak," tambah pemimpin penelitian Juliette Rooney-Varga dari University of Massachusetts Lowell.
Meskipun hanya beberapa peserta saja yang menjadi aktivis, yang paham dengan isu pemanasan global. Namun, sekitar setengah dari peserta harus ikut berpartisipasi. Menurut Sterman, dampaknya sangat besar dan membantu para peserta melihat bahwa perubahan iklim merupakan masalah bisnis.
"Ini menimbulkan ancaman serius terhadap profitabilitas dan bahkan kelangsungan bisnis mereka, dan itu menciptakan banyak peluang untuk kesuksesan yang lebih besar jika mereka bisa mendapatkan solusi ke depannya," kata Sterman. Permainan biasanya memakan waktu empat jam, dan telah dilakukan hampir 1.000 kali di 78 negara. Sementara tiga negara seperti Prancis, Jerman dan Korea Selatan, mengadopsi permainan sebagai sumber materi untuk guru sekolah.
Baca juga: Hutan Adat Salah Satu Cara Cegah Perubahan Iklim
3. Melihat keuntungan
Penelitian lain yang dirilis minggu ini oleh University of Pennsylvania, juga mengulurkan harapan tentang perubahan iklim Studi itu menemukan bahwa dalam interaksi media sosial yang terkendali, bebas dari identifikasi partisan, baik liberal dan konservatif lebih mampu meramalkan tren perubahan iklim setelah mendiskusikan penelitian tentang es laut Arktik pada sebuah kelompok.
Mereplikasi kondisi-kondisi di dunia nyata akan menjadi tantangan. "Tapi kunci untuk komunikasi yang lebih sukses tentang pemanasan global adalah melihat kesamaan satu sama lain terlebih dahulu, sebelum perbedaan," ujar sosiolog University of Pennsylvania yang turut menulis penelitian ini Damon Centola.
Menurut Centola, dunia tidak terfragmentasi dan terpisah saat pertama kali muncul. "Ini bisa dipisahkan pada topik besar. Namun, pada topik yang lebih kecil, kita dapat terhubung. Dan penelitian ini menunjukkan ada keuntungan besar untuk belajar ketika kita membuat koneksi itu," lanjut Centola, yang juga direktur Penn's Network Dynamics Group dan penulis buku "How Behavior Spreads".
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Dampak Laut pada Perubahan Iklim Lebih Besar
Simak artikel menarik lainnya tentang perubahan iklim hanya di kanal Tekno Tempo.co.