Perkembangan Kedokteran Nuklir, Dosis Radioaktif Lebih Spesifik

Minggu, 16 September 2018 13:41 WIB

Baju pelindung untuk terapi Iodium radioaktif dosis kecil. Dok. Kedokteran Nuklir Unpad

TEMPO.CO, Bandung - Kedokteran nuklir menggabungkan diagnostik dan terapi (teranostik) untuk penyembuhan aneka penyakit kanker. Perkembangan terbaru, dosis radioaktif untuk terapi atau pengobatan kini mulai lebih spesifik berdasarkan kondisi penyakit pasien.

Baca: 2 Mahasiswa Baru Kedokteran Unpad Berusia 15 Tahun

"Orang yang sakitnya sama, karakteristiknya beda, perlu diyakinkan dulu ini tipe sakitnya seperti apa," kata Achmad Hussein Kartamihardja di sela pertemuan ilmiah tahunan internasional kedokteran nuklir ke-22 di Bandung, 14-16 September 2018.

Guru Besar Kedokteran Nuklir dari Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu mengatakan, di dunia kedokteran telah terjadi pergeseran sudut pandang pengobatan. Dari semula hanya evidence-based medicine ke personalized medicine atau target terapi berdasarkan kondisi individual pasien.

Cara terapi itu sangat membutuhkan pencitraan molekuler yang bisa dilakukan oleh metode kedokteran nuklir. Saat ini misalnya pencitraan itu telah diterapkan pada nuklir kardiologi atau kedokteran nuklir yang terkait dengan pemeriksaaan jantung.

Penilaian molekuler itu mengabarkan kondisi dan fungsi otot jantung secara fisiologis. Informasi serupa menurut Hussein, sulit diperoleh dari citra anatomi semata pada manajemen kasus-kasus kardiovaskuler. "Dengan beban epidemi penyakit kardiovaskuler yang semakin meningkat, peran nuklir kardiologi akan semakin vital untuk mencegah kejadian kardiovaskuler seperti serangan jantung dan stroke."

Selama ini, pusat-pusat kedokteran nuklir di Indonesia menitikberatkan pada diagnosis dan terapi kelainan kelenjar gondok (tiroid), termasuk di dalamnya kanker tiroid. Pengobatan menggunakan Yodium-131 telah puluhan tahun digunakan, namun masyarakat Indonesia belum banyak yang tertangani karena keterbatasan jumlah dan penyebaran pusat-pusat kedokteran nuklir.

Era pengobatan personal oleh kedokteran nuklir kini ikut ditunjang oleh tersedianya radionuklida logam Lutetium-177 dan farmaka pembawa zat radioaktif yang sesuai. Australia misalnya telah
menerapkan secara serius potensi teranostik Lutetium-177 untuk penanganan kanker prostat.

Ketua panitia pertemuan ilmiah yang juga dokter spesialis kedokteran nuklir, Ayu Rosemelia Dewi mengatakan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah mampu memproduksi Lutetium-177 itu. "Pemanfaatan untuk klinisnya yang kami harapkan dapat tercapai dalam waktu dekat," ujarnya. Pertemuan ilmiah tahunan itu dimanfaatkan untuk menyebarkan perkembangan terbaru ke kalangan medis yang terkait.

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

12 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

15 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

15 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

18 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

18 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

25 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

33 hari lalu

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

36 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

48 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya