Letusan Gunung Anak Krakatau Masuki Tahap Akhir

Senin, 1 Oktober 2018 15:15 WIB

Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi setinggi 1.000 meter. Foto: BNPB

TEMPO.CO, Bandung - Vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman, mengatakan Gunung Anak Krakatau sepertinya sudah mulai memasuki tahapan akhir dalam tahapan erupsi lengkapnya tahun ini. Berdasarkan letusan per 30 September 2018, erupsi yang terjadi hanya berupa kolom abu vulkanik beberapa puluh meter.

Baca juga: Kenapa Letusan Gunung Anak Krakatau Selalu Berubah Warna?

"Meskipun sesekali masih terlihat warna merah dari material lava yang muncul ke permukaan," ujarnya, Senin, 1 Oktober 2018. Menurut pengamat dan peneliti dari Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu, pola letusan gunung api Anak Krakatau makin teratur sejak 2008.

Letusan eksplosif dan efusif, yang mengalirkan lelehan lava, datang silih berganti setiap dua tahun sekali. Pola yang konstan ini terus berlangsung hingga 2018. "Meskipun sempat mengeluarkan lava pada Februari 2017. Sebelumnya tidak," kata Mirzam.

Baca juga: Menang di Polling Vulcano Cup, Ini Sejarah Gunung Krakatau

Advertising
Advertising

Mirzam mencatat gunung api Anak Krakatau pada tahun ini meletus dengan urutan yang lengkap dan menunjukkan suatu urutan proses erupsi yang sangat ideal. Pada awal erupsi eksplosif, Anak Krakatau menunjukkan kolom letusan yang tinggi. Kadang terlihat blok material ataupun bom vulkanik yang terlontar secara balistik seperti bola pukulan pada olahraga baseball.

Seiring berjalannya waktu, tinggi kolom erupsi berkurang. Adapun kandungan material pumis dan batu apung meningkat. "Itu mengindikasikan dekompresi magma di Anak Krakatau," ucap Mirzam.

Dekompresi itu terjadi ketika magma kehilangan tekanan karena penutupnya sudah hilang. Kondisinya seperti minuman bersoda yang tutupnya sudah dibuka. Dalam konteks letusan gunung api, kata Mirzam, dekompresi magma dicirikan dengan hadirnya blok dan bom vulkanik, kemudian diikuti keluarnya batuan pumis atau batu apung, yaitu batuan yang memiliki banyak gas atau rongganya.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Tumbuh 4 Meter dalam Setahun

Gunung api Anak Krakatau, yang terletak di Selat Sunda, Provinsi Lampung, berada di antara Pulau Panjang, Sertung, dan Rakata. Semua nusa itu merupakan sisa dari sejarah panjang letusan gunung api Krakatau Purba, yang sudah berlangsung sejak abad kelima. Letusan dahsyat pada 1883 hanya menyisakan Pulau Rakata, Panjang, dan Sertung.

Anak Krakatau kemudian diketahui muncul dari bawah permukaan laut sejak 1927. Setelah itu, gunung tersebut tumbuh dan makin membesar. Ketinggiannya belakangan sekitar 300-an meter dari permukaan laut dan hampir setiap tahun memperlihatkan aktivitas vulkanisme.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Menyebabkan Kolom Abu 500 Meter

Simak kabar terbaru seputar Gunung Anak Krakatau hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

7 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

18 hari lalu

4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

Destinasi Wisata di Kepulauan Canary terus diserbu turis, membuat warga lakukan aksi mogok makan. Berikut 4 tujuan wisata unggulan di sana.

Baca Selengkapnya

PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

26 Februari 2024

PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

PVMBG memodernisasi sistem pemantauan gunung api pada 2023.

Baca Selengkapnya

Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

13 Januari 2024

Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

Blue Lagoon pertama kali ditutup pada November karena ancaman aktivitas gunung berapi di daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

12 Januari 2024

Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

Gunung Marapi berstatus siaga lagi, apa artinya? Bagaimana urutan status bencana lainnya?

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

29 Desember 2023

Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

Erupsi Gunung Marapi mengejutkan. Berikut 5 gunung berapi yang paling sering meletus sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter

27 Desember 2023

Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter

Lontaran abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter yang keluar dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.

Baca Selengkapnya

4 Tingkatan Status Gunung Berapi, Apa Langkah yang Harus Dilakukan di Tiap Status?

25 Desember 2023

4 Tingkatan Status Gunung Berapi, Apa Langkah yang Harus Dilakukan di Tiap Status?

Menjadi negara dengan gunung berapi terbanyak, penting untuk mengetahui tingkatan status gunung berapi dan langkah yang harus dilakukan saat erupsi.

Baca Selengkapnya

Wisata di Kaki Gunung Dempo Pagar Alam Dinilai Aman, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

24 Desember 2023

Wisata di Kaki Gunung Dempo Pagar Alam Dinilai Aman, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

Aktivitas Gunung Dempo terbilang masih cukup tinggi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberinya status waspada.

Baca Selengkapnya

5 Gunung yang Ditutup untuk Pendaki saat Liburan Akhir Tahun

22 Desember 2023

5 Gunung yang Ditutup untuk Pendaki saat Liburan Akhir Tahun

Sejumlah gunung di Indonesia tertutup jelang akhir tahun. Bagi pendaki yang ingin ke sana jelang liburan akhir tahun harus mengurungkan niatnya.

Baca Selengkapnya