Mahasiswi UNS Bikin PERFECT, Aplikasi Pengukur Kematangan Buah

Jumat, 5 Oktober 2018 16:00 WIB

Aplikasi Perfect ciptaan Ratih Rachmatika mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, mendapatkan penghargaan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. uns.ac.id

TEMPO.CO, Surakarta - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Ratih Rachmatika mengembangkan PERFECT, aplikasi android untuk mengukur tingkat kematangan buah. Aplikasi itu diyakini bakal membantu para petani untuk menentukan masa panen yang tepat.

Baca juga: Aplikasi Halodoc Kenalkan Layanan Baru, Tebus Obat Tanpa Antre

Aplikasi yang dinamakan Perishable Food Maturity and Freshness Detector (PERFECT) itu dibuat dalam waktu yang cukup singkat. "Baru Juli kemarin mulai dibuat," kata mahasiswi semester VII Fakultas Teknik Elektro itu saat ditemui, Rabu 3 Oktober 2018.

Menurut dia, aplikasi itu sengaja dirancang untuk membantu petani mengidentifikasi tingkat kematangan buah. Tujuannya adalah untuk menentukan saat yang tepat untuk memanennya. Selama ini banyak masyarakat yang mengandalkan perkiraan untuk menentukan masa panen.

Baca juga: Tips Teknologi: Mengetahui Aplikasi Android yang Aman

Advertising
Advertising

Dia mencontohkan, buah pisang harus dipanen saat tingkat kematangannya mencapai 70 persen. "Sehingga tidak terlalu matang atau bahkan busuk saat berada di tangan konsumen," katanya. Penghitungan tingkat kematangan harus akurat, apalagi jika buah akan dipasarkan hingga luar negeri atau diekspor.

"Tingkat kematangan bisa teridentifikasi dari warna kulit buahnya," kata Ratih. Warna-warna itu terbentuk melalui komposisi warna red, green dan blue (RGB). Pada dasarnya, aplikasi itu digunakan untuk mengukur komposisi warna buah dengan database yang telah tertanam di aplikasi.

Dalam penggunaannya, pengguna tinggal memotret buah yang akan dipanen menggunakan fitur kamera di android lantas diproses menggunakan aplikasi Perfect. Aplikasi itu akan menghitung komposisi warna RGB dalam foto itu. "Dari proses itu akan terlihat tingkat kematangannya," katanya.

Baca juga: Waspada, Ada Aplikasi Palsu Perbankan di Play Store

Ratih mengakui, aplikasi itu masih perlu pengembangan lebih lanjut sebelum nantinya siap dibagikan melalui PlayStore. "Saat ini baru bisa digunakan untuk mengukur tingkat kematangan Pisang Ambon," katanya. Dia masih perlu memasukkan database warna kulit berbagai buah.

"Tentunya perlu server yang cukup besar" katanya. Sebab, Indonesia dikenal sebagai penghasil berbagai macam buah-buahan dengan keragaman varietasnya. "Seperti pisang saja ragamnya sangat banyak," katanya.

Meski belum sempurna, aplikasi itu menjadi juara tiga dalam kompetisi karya tulis ilmiah (LKTI) nasional yang diselenggarakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Penghargaan telah diserahkan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, pada September kemarin.

Baca juga: Honor Gandeng Pengembang Aplikasi Entertainmen

Simak artikel menarik lainnya seputar aplikasi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

2 hari lalu

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

Begini kata Plt Rektor UNS soal iming-iming lolos UTBK.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

3 hari lalu

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

Masing-masing peserta UTBK 2024 di UNS Solo memiliki cerita berbeda untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

4 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

4 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

5 hari lalu

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

Sejak adanya peraturan rektor Universitas Sebelas Maret pada 2023, kini kampus di Surakarta ini mulai membuka jalur Seleksi Mandiri khusus UTBK

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

6 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

7 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

8 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

10 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya