Ada 2 Dugaan Penyebab Tsunami Palu: Longsor Bawah Laut dan...

Jumat, 12 Oktober 2018 17:41 WIB

Foto udara permukiman dan pertokoan kawasan Lere yang rusak akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah, Senin, 8 Oktober 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti geofisika laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hananto, menjelaskan bahwa ada dua dugaan penyebab tsunami Palu, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada, Jumat, 28 September 2018.

Baca juga: Gempa dan Tsunami Palu, Korban Meninggal 2.010 Orang

Dugaan pertama, pergerakan vertikal dasar laut yang dipicu oleh gempa. Hal ini mungkin akibat penerusan sesar Palu-Koro ke arah laut yang diamplifikasi oleh batimetri yang curam dan bentuk Teluk Palu itu sendiri. Dugaan kedua adanya longsoran bawah laut.

"Secara umum yang dibahas oleh para ahli belakangan ini adalah gempa sesar mendatar tidak efektif untuk membangkitkan tsunami," ujar Nugroho melalui pesan singkat, Rabu, 10 Oktober 2018.

Baca juga: Gempa dan Tsunami Palu, Polri Tangkap Lagi 20 Tersangka Penjarah

Advertising
Advertising

Ada beberapa lembaga yang melakukan riset untuk menemukan bukti-bukti longsoran bawah laut, terutama soal lokasinya dan berapa volumenya. Ada dua tim yang melakukan itu, tim darat melakukan survei landsan tsunami dan tim laut pemetaan batimetri.

Tim tersebut melibatkan LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Universitas Trisakti, Universitas Hassanuddin dan Universitas Tadulako. Dengan support dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

"Untuk tim laut kita memetakan dasar laut dari Teluk Palu hingga menelusuri sesar Palu-Koro ke laut untuk mencari bukti-bukti adanya longsor bawah laut, atau bentuk morfologi lain yang menunjukkan adanya deformasi vertikal. Sementara tim darat mengukur landsan tsunami, tingginya, dan sebarannya serta wawancara masyarakat. Ada juga yang mencari bukti-bukti tsunami purba," kata Nugroho, yang menjadi anggota riset tersebut.

Baca juga: Situasi Bandara Mutiara 12 Hari Setelah Gempa dan Tsunami Palu

Selanjutnya: Tebing bawah laut yang curam...

<!--more-->

Menurut Nugroho, spekulasi yang sekarang ada dari survei tinggi dan sebaran tsunami, untuk sumbernya sendiri mau tidak mau harus melajukan survei batimetri, seismik dan mengggunakan ROV untuk visual. Nugroho berujar, kemungkinan longsor tersebut terjadi bersama dengan faktor lain yang belum diketahui.

Jadi, kata dia, sebagian peneliti akan meneliti landasan tsunami di darat melalui dua indikasi, baik pergerakan vertikal atapun longsoran. Jika dilihat dari rekaman pilot Batik Air dari riak air hal itu bisa dijadikan indikator longsoran, juga rekahan akibat gempa.

"Kemungkinan tsunami yerjadi akibat longsoran bawa laut, karena tebing-tebing disitu curam dan ini rentan longsor kalau digoyang dengan gempa itu," tambah Nugroho.

"Cuma seberapa jauh dan bagaimana sebarannya itu yang harus dicari. Sementara kalau yang pergerakan vertikal dasar laut, indikasnya ada beda tinggi, ada bentukan-bentukan yang tajam karena masih segar, seperti jalanan merekah dan lapangan terbelah."

Kondisi-kondisi tersebut, Nugroho menjelaskan, kemungkinan memulai adanya riak tsunami yang kemudian diamplikasi oleh batimetri dan bentukan teluknya menjadi tsunami yang besar di pesisir. Penelitian itu dilakukan menggunakan kapal Baruna Jaya I milik BPPT dengan membawa misi selama 20 hari termasuk 10 hari penelitian dan membawa bantuan.

Baca juga: Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu

Sebelumnya, menurut Andi Eka Sakya, perekayasa utama BPPT, fenomena tsunami Palu menjadi hal yang menarik, karena menjadi perdebatan di lingkungan sosial, perekayasa dan peneliti dunia. Andi menjelaskan bahwa, kejadian di Palu merupakan kejadian yang sangat luar biasa bagi para geologis.

"Karena kawan-kawan BPPT sudah mejadikan langkah awal untuk melakukan survei itu. Apakah kejadian non-tektonik tsunami, istilahnya begitu. Dan apakah hanya satu atau ada dua yang terjadi sumbernya. Sekarang sedang diteliti," tambah Andi.

Baca juga: Begini Penampakan Kota Palu Sebelum dan Setelah Tsunami

Simak artikel menarik lainnya seputar penyebab tsunami Palu hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

49 menit lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

4 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

6 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

8 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

8 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang dan Bencana Dahsyat 1871

8 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang dan Bencana Dahsyat 1871

Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara tak hanya menghasilkan gumpalan abu vulkanik.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

9 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

9 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

9 hari lalu

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara menyebabkan sejumlah penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan, peringatan dini tsunami dan hujan kerikil.

Baca Selengkapnya

Kenapa Erupsi Gunung Ruang Bisa Memicu Tsunami dan Gelombang Tinggi? Berikut Analisis BMKG

9 hari lalu

Kenapa Erupsi Gunung Ruang Bisa Memicu Tsunami dan Gelombang Tinggi? Berikut Analisis BMKG

Letusan gunung api darat yang dekat dengan perairan bisa memicu tsunami. Hal itu sempat terjadi pada Gunung Ruang yang sedang erupsi.

Baca Selengkapnya