Pertanyaan Presiden Bank Dunia pada Jack Ma di Bali

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 13 Oktober 2018 06:00 WIB

Executive Chairman Alibaba Jack Ma berdialog dengan Presiden IMF Jim Yong Kim pada Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, 12 Oktober 2018, Bali, Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Bank Dunia Jim Yong KIM menanyakan kemungkinan penerapan misi Alibaba Group di negara Afrika dan Asia Selatan kepada Executive Chairman Alibaba Jack Ma dalam Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, Bali, Indonesia.

Baca: Kekayaan Rp 594 Triliun Jadikan Jack Ma Terkaya di Cina
Baca: Jack Ma akan Jadi Pembicara di Computing Conference 2018
Baca: Siapa Daniel Zhang, Pengganti Jack Ma di Alibaba Group?

Misi Alibaba Group untuk memudahkan bisnis di mana saja telah membantu berbagai pengusaha kecil di Tiongkok untuk mendapat keuntungan dengan cara yang paling efisien. Namun, apakah model ini dapat diterapkan di negara seperti Afrika dan Asia Selatan untuk perkembangan digital mereka?

Jack Ma menjawab, “Ya,” berkat kehadiran internet. “Menurut saya, internet diciptakan untuk negara berkembang,” kata Jack Ma saat berdialog dengan Jim Yong Kim pada sesi pleno “DisruptingDevelopment: Digital PlatformsandInnovation”, Jumat, 12 Oktober 2018.

Pendiri Alibaba melihat persamaan di antara negara-negara berkembang dan Tiongkok 19 tahun yang lalu, saat raksasa e-dagang ini memulai perusahaannya dengan 18 pegawai di apartemen kecil Jack Ma di Hangzhou. Tidak ada infrastruktur untuk pasar daring, sistem pembayaran melalui ponsel, dan jaringan logistik. Menurut Jack Ma, ini adalah peluang yang baik.

“Dengan tidak adanya infrastruktur, para wirausaha seperti kami memiliki kesempatan untuk membangunnya,” tambahnya.

Advertising
Advertising

“Namun jangan kira Anda akan sukses di tahun berikutnya. Anda harus bersiap-siap untuk 10 tahun yang akan datang,” katanya.

Jack Ma percaya bahwa di suatu tempat seperti di Afrika, ada kesempatan yang sama untuk membangun infrastruktur yang penting. Namun, seperti di Tiongkok, ia mengatakan bahwa para pelaku wirausaha yang harus memimpin pembangunan ini. “Para wirausaha lah yang menjalankan bisnis dan merekalah yang memiliki mimpi,” ujarnya.

Menurut Jack Ma, entrepreneurship(kewirausahaan) adalah salah satu dari “Tiga E” untuk perkembangan digital, di mana dua lainnya adalah education (pendidikan) dan e-government (kegiatan pemerintahan berbasis internet).

Ia juga menambahkan bahwa setidaknya, beberapa infrastruktur seperti logistik dan teknologi, harus disiapkan agar para wirausaha dapat memulai bisnisnya. Akan tetapi, para pebisnis pemula ini juga masih membutuhkan pelatihan serta regulasi yang mendukung pertumbuhan bisnis mereka.

Di bidang edukasi, Alibaba Business School dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development atau UNCTAD) meluncurkan “e-Founders Initiative”.

Pelatihan intensif selama dua minggu yang dilakukan di kantor pusat Alibaba di Hangzhou ini membekali para pelaku wirausaha dengan informasi seputar cara meningkatkan kemampuan untuk e-dagang, sistem logistik dan pembayaran melalui ponsel, serta pemanfaatan data untuk memahami preferensi konsumen. Program ini berencana untuk memberdayakan 1.000 wirausaha di negara berkembang dalam lima tahun ke depan.

Di bidang pemerintahan, Jack Ma mendukung pertumbuhan Electronic World Trade Platform (eWTP) yang merupakan gerakan dari berbagai pemangku kepentingan yang bertujuan untuk memudahkan usaha kecil menengah untuk berpartisipasi dalam perdagangan global dan berkontribusi kepada perkembangan ekonomi digital.

Ide ini dicetuskan oleh Jack Ma dan diakui oleh negara-negara yang tergabung dalam G20, Organisasi Pengembangan Industri PBB, dan negara-negara seperti Malaysia dan Belgia.

Jack Ma mengatakan bahwa fokus pada pemerintahan berbasis digital sama pentingnya bagi pemerintahan itu sendiri maupun bisnis. “Pemerintah perlu beroperasi secara elektronik. Jika tidak, maka mereka tidak cukup pintar untuk mengikuti perkembangan pasar dan teknologi.”

Jack Ma juga memberikan saran kepada para hadirin dan yang menonton siaran langsung, untuk menerapkan tiga pendekatan bisnisnya yang kini dikenal banyak orang, yaitu “IQ, EQ, dan LQ”.

IQ adalah hal penting karena berarti seorang wirausaha dapat menciptakan ide bisnis yang dapat direalisasikan dan bertahan saat melewati masa-masa sulit di masa depan. EQ atau kecerdasan emosional juga penting. Seorang wirausaha harus memiliki keterampilan untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin yang menginspirasi timnya.

Terakhir adalah LQ atau kecerdasan berdasarkan perasaan kasih, sebuah etos kerja yang menggerakkan sebuah usaha. Bagi Jack Ma, di permukaan, hal ini akan terlihat seperti memberikan layanan bisnis saja, padahal tindakan ini menunjukkan sebuah tindakan yang mendahulukan orang lain. Jika kita fokus pada hal tersebut, kata Jack Ma, wirausaha dapat mencapai kesuksesan.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

9 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

15 hari lalu

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

27 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

27 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

57 hari lalu

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

57 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya