Beda Tanah Beda Dampak Saat Gempa, Simak Penjelasan Berikut

Senin, 15 Oktober 2018 07:25 WIB

Kendaraan terguling akibat gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober 2018. Selain mengakibatkan korban jiwa, gempa yang berlanjut dengan likuifaksi itu menghancurkan harta benda korban. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Bandung - Endapan atau lapisan tanah berpengaruh terhadap risiko ketahanan bangunan saat terjadi gempa. Guncangan hebat bisa melesakkan bangunan ke dalam tanah. Pada kondisi lain, bangunan bisa rontok lalu ambruk.

Baca juga: Indonesia Negeri Gempa, Ini Potensi Lindu Jakarta hingga Surabaya

Secara garis besar, tanah terbagi menjadi tiga jenis. "Pasir, lempung lunak, dan lanau diantara kedua jenis itu," kata Adrin Tohari, peneliti dan ahli longsor dari Pusat Penelitian Geotenologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Sabtu, 13 Oktober 2018.

Bentuk pasir ujar Adrin berupa butiran kasar, seperti pasir material bangunan. Adapun lempung lunak wujudnya butiran halus. Kalau dipegang seperti tepung. "Biasanya dipakai untuk pembuatan keramik," kata dia. Sementara lanau campuran kedua jenis itu.

Baca juga: Riset: Gempa Megathrust dan Tsunami Ancam Mentawai

Advertising
Advertising

Pada jenis tanah pasir, efek guncangan gempa dangkal bermagnitudo skala 6-7 atau lebih seperti di Lombok dan Palu, berupa likuifaksi. Tanah pasir punya sifat tidak bisa memadat. "Dia akan lepas ketika kena guncangan gempa, jenuh air langsung lepas ikatannya," kata Adrin.

Ikatan tanah pasir hanya sentuhan antar partikel. Karena tidak stabil, saat diguncang gempa kuat tanah itu akan mengalami likuifaksi atau pelulukan tanah. Bentuk likuifaksi itu berupa keluar air seketika dan pasir dari rekahan tanah saat gempa seperti di Lombok. Sementara di Palu dan sekitarnya, likuifaksi ada yang berupa bubur lumpur.

Likuifaksi pada bangunan menyerang bagian dasar atau pondasi. Agar bangunan tetap aman, pondasi di tanah jenis pasir harus dibuat kuat. "Dia akan mengancam daerah dasar bangunan dari pondasi sampai lantai," kata Adrin. Dampak likuifaksi bisa mematahkan pondasi. Akibatnya, bangunan akan miring ke depan, belakang, atau ke samping. Bisa juga membuat bangunan rubuh.

Baca juga: Bahaya Longsor Setelah Gempa Donggala Intai Sigi

Pada jenis tanah lempung lunak, sifatnya terhadap gempa berbeda. Gelombang gempa dari sumbernya bakal diperkuat atau terjadi amplifikasi guncangan. Pola serangan guncangannya pada bangunan pun berbeda juga. "Kalau gempa, dia mengancam struktur atas, kalau nggak kuat bangunan akan roboh, atau hancur total," ujarnya.

Struktur atas yang dimaksud adalah setelah pondasi dan lantai, yaitu bagian kolom atau pilar, dinding, balok bangunan, sampai atap. Adapun pada jenis tanah lanau, kata Adrin, efeknya tergantung ketebalannya di lapisan endapan.

Baca juga: Daftar 15 Sumber Potensi Gempa Besar di Indonesia

Simak kabar seputar gempa terbaru hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

3 jam lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

4 jam lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

7 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

9 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

10 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

11 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

21 jam lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

23 jam lalu

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 pada sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memberi imbauan kepada warga yang terdampak gempa tersebut.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

1 hari lalu

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya