Waspada, Identitas Digital Rentan Diretas Hacker untuk Dijual

Selasa, 13 November 2018 07:25 WIB

Kelompok hacker Anonymous Global kerap menggunakan topeng Guy Fawkes dalam berbagai videonya. (Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru dari Kaspersky Lab menemukan bahwa hacker dapat menjual identitas digital seseorang yang lengkap dengan harga kurang dari US$ 50 (Rp 745 ribu). "Sangat jelas bahwa peretasan data adalah ancaman besar bagi kita semua. Ini berlaku baik untuk individu dan masyarakat, karena data yang dicuri ini dapat mendanai banyak kejahatan sosial," ujar Peneliti Keamanan Senior di Kaspersky Lab David Jacoby, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 10 November 2018.

Baca juga: Akademisi, Simak Tips Ini Agar Tak Jadi Korban Hacker

Walaupun identitas digital mungkin tidak bernilai banyak jika diuangkan, tapi merupakan aset penting bagi para pelaku kejahatan siber yang dapat digunakan dengan cara lain. Penelitian ini juga menemukan selera pelaku kejahatan siber yang melakukan pencurian data dari layanan populer, termasuk melalui akun media sosial dan akses jarak jauh ke situs web game.

Pengguna yang kebingungan atas seberapa besar nilai data pribadinya, menyebabkan mereka melakukan pendekatan yang asal-asalan terhadap keamanan. Sehingga para pencuri dapat dengan mudah mencuri data dan melakukan kejahatan lainnya.

Baca juga: Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Advertising
Advertising

"Untungnya ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya, termasuk dengan menggunakan perangkat lunak keamanan siber. Apalagi mengingat banyaknya data yang dibagikan secara gratis khususnya pada profil media sosial yang tersedia secara publik atau untuk organisasi," kata Jacoby.

Data yang dicuri karena lemahnya kesadaran pengguna juga dapat dimanfaatkan dengan banyak cara. Hal ini dapat menyebabkan masalah besar bagi individu, karena berakibat kehilangan uang dan reputasi, atau dikejar pembayaran hutang yang timbul atas nama individu padahal dilakukan oleh orang lain.

Bahkan dicurigai melakukan kejahatan yang tidak dilakukan karena identitasnya dicuri sebagai kedok. Kaspersky Lab menyelidiki pasar Dark Web untuk mencari tahu berapa besar nilai data pribadi, dan bagaimana data tersebut digunakan oleh para pelaku kejahatan siber.

Baca juga: Kaspersky Lab: Data Perguruan Tinggi Juga Jadi Sasaran Hacker

"Identitas digital yang dijual termasuk data dari akun media social yang dicuri, rincian perbankan, akses jarak jauh ke server atau desktop, dan bahkan data dari layanan populer seperti Uber, Netflix, dan Spotify, serta situs web game, aplikasi kencan, dan situs web porno yang mungkin menyimpan informasi kartu kredit," tabag Jocoby.

Sementara itu, para peneliti menemukan bahwa harga satu akun yang diretas bernilai lebih rendah, dengan sebagian besar harga penjualan berkisar di US$ 1 setara dengan Rp 14.900 per akun. Bahkan pelaku juga menawarkan diskon untuk pembelian dengan jumlah banyak.

Cara yang paling umum untuk mencuri data semacam ini adalah melalui kampanye phising spear atau dengan mengeksploitasi kerentanan keamanan dalam perangkat lunak aplikasi. Setelah serangan berlangsung sukses, pelaku akan mendapatkan kumpulan data berisi kombinasi email dan kata sandi untuk layanan yang diretas.

"Dengan banyaknya orang memasang kata sandi yang sama untuk beberapa akun, pelaku juga sangat mungkin untuk menggunakan informasi tersebut dalam upaya mengakses akun di platform lainnya," lanjut Jacoby. "Bahkan beberapa pelaku penjual data memberikan garansi seumur hidup kepada pembelinya. Jika satu akun berhenti berfungsi, pembeli akan menerima akun baru secara gratis."

Baca juga: Tips Teknologi: Jika Akun Facebook Jadi Korban Hacker

Simak artikel menarik lainnya seputar hacker dan identitas digital hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

7 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

12 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

34 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

58 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

58 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya