Startup DuitHape dapat Pendanaan dari Badan PBB UNCDF

Rabu, 21 November 2018 11:25 WIB

Logo Duit Hape. (duithape.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Startup asal Indonesia, DuitHape, terpilih sebagai salah satu startup terbaik di ajang Micro Enterprise Fintech Innovation Challenge. DuitHape mendapatkan pendanaan dari United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dan UN Pulse Lab Jakarta sebagai penyelenggaranya.

Baca juga: Tips Memulai Startup dari Para CEO dan Direktur

Dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 November 2018, gelaran tersebut dilaksanakan mulai pada Oktober hingga November 2018. Microenterprise Fintech Innovation Challenge Fund window for Indonesia adalah program UNCDF dan UN Pulse Lab Jakarta yang bertujuan meningkatkan penggunaan teknologi digital bagi Usaha Mikro di Indonesia.

DuitHape menawarkan solusi sistem pembayaran dan cash collection secara digital, bagi para distributor kepada toko-tokonya yang kebanyakan belum menggunakan rekening bank. Dan juga yang masih membayar dengan uang tunai yang harus ditagih oleh sales atau bagian penagihan.

Baca juga: Tempo.co Gandeng Rombak Media Bangun Akselerator Lab Kinetic

Advertising
Advertising

Selain sistem cash collection, DuitHape juga menawarkan sistem pesan barang secara online langsung kepada para distributor. Dengan solusi yang ditawarkan DuitHape, para distributor bisa lebih fokus ke penjualan, memenuhi order yang diterima dari toko.

DuitHape atau sistem pembayaran berbasis mobile ditujukan kepada masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan perbankan (unbanked). Dari data survey Global Findex 2014 diketahui bahwa jumlah penduduk dewasa di atas 15 tahun yang mempunyai akun di berbagai macam lembaga keuangan baru 36,1 persen.

Artinya 64 persen penduduk Indonesia masih belum mendapatkan pelayanan perbankan yang baik karena secara lokasi geografis jauh dari bank. Kemudian tidak rela dikenakan biaya administrasi yang menggerus simpanan mereka, dan lain-lain.

Baca juga: Bisnis Online Menjamur, Startup Penyimpanan Barang Panen Cuan

DuitHape menawarkan solusi inklusi keuangan dengan mudah dan murah, serta nomor HP menjadi nomor rekening. Juga bebas biaya administrasi, tidak perlu repot-repot harus keluar rumah untuk membeli pulsa, bayar tagihan, beli token listrik dan lain sebagainya.

Selain pendanaan untuk implementasi sistem cash collection dan sistem order 2019, DuitHape diundang ke acara Singapore Fintech Festival yang akan digelar beberapa waktu ke depan. DuitHape merupakan startup binaan GK-Plug and Play Indonesia dari batch ke-dua program akselerator GK-Plug and Play Indonesia, yang berlangsung selama tiga bulan dari Januari 2018 dan ditutup dengan Expo 2.0 event pada April 2018.

Baca juga: Perhatian Pemerintahan Jokowi pada Startup Dinilai Cukup Besar

Simak artikel menarik lainnya seputar startup Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

3 jam lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

19 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

20 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

22 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

1 hari lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya