Waspada, Serangan Siber Sangat Gencar Incar Kartu Pembayaran

Kamis, 29 November 2018 16:59 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Deepsight Managed Adversary dan Threat Intelligence (MATI) dari Symantec melakukan penelitian dan mengungkap bahwa serangan siber kini menggunakan trik untuk mencuri detil informasi kartu pembayaran baik secara online maupun offline. Berdasarkan keterangan tertulis, Selasa, 27 November 2018, penelitian tersebut diterbitkan dalam laporan MATI dengan judul 'Bagaimana Para Penjahat Siber Mendapatkan Uang dari Akses Sistem PoS yang Tidak Sah dan Pencurian Data Kartu' pada 1 November 2018.

Baca juga: Serangan Siber Global Meningkat, Simak Data Berikut

Laporan tersebut menjelaskan bahwa di darknet (jalur gelap Internet), para pelaku serangan di dunia bisnis memperjualbelikan akses ke sistem point-of-sale (PoS). Transaksinya mulai dari harga US$ 12 (setara Rp 174 ribu) untuk akses administratif ke satu mesin PoS, hingga US$ 60 ribu (setara Rp 870 juta) untuk akses ke jaringan perusahaan besar yang berisi ribuan server dan terminal PoS. Sementara, tergantung pada kualitasnya, data kartu pembayaran di darknet dijual dengan harga antara US$ 1 hingga US$ 175 per kartu (Rp 14.500 hingga Rp 2,54 juta).

Penjahat siber pada puncak musim belanja tahun ini, mulai memasuki para pebisnis ritel, baik offline maupun online. Serta konsumen yang menghadapi risiko ancaman terhadap keamanan data kartu pembayaran mereka.

Baca juga: Cerita Serangan Siber Pertama di Dunia, 30 Tahun Lalu

Advertising
Advertising

Penelitian tersebut juga mengungkap jumlah serangan formjacking melonjak pada 2018, Symantec melakukan pemblokiran terhadap hampir 700 ribu upaya pembajakan mulai dari pertengahan September hingga pertengahan November. Peningkatan serangan formjacking ini adalah salah satu peristiwa besar yang terjadi di tahun 2018.

Penjahat siber seperti Magecart menggunakan serangan rantai pasokan dan taktik lain untuk menyuntikkan skrip berbahaya ke situs web, lalu mencuri informasi kartu pembayaran. Ada juga serangan terhadap PoS di toko-toko offline, meskipun tidak ada satu pun serangan tersebut dapat dibandingkan dengan pelanggaran data terbesar awal dekade ini, puluhan juta kartu kredit terkena dampaknya dalam satu serangan.

Teknik yang digunakan para pelaku serangan PoS tetap sama dan tidak berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Para scammer ini masih menggunakan malware 'RAM-scraping' untuk mencuri detil informasi data kartu pembayaran.

Baca juga: Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Simak artikel lainnya seputar serangan siber hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

8 hari lalu

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

9 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

16 hari lalu

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

Israel memiliki beberapa opsi untuk menyerang balik Iran meski sekutunya mendesak untuk tidak mengambil risiko memicu konflik regional.

Baca Selengkapnya

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

32 hari lalu

Data Pribadi Puluhan Juta Pelanggan AT&T Kembali Bocor, Passcode Mudah Dibaca

Perusahaan telekomunikasi AT&T mengakui adanya kebocoran data pribadi 7,6 juta pelanggan eksistingnya dan 65 juta eks pelanggan

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

36 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

42 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

59 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

4 Maret 2024

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya