KKP: Teknologi Keramba Jaring Apung Bisa Penuhi Pasokan Ikan

Jumat, 30 November 2018 11:20 WIB

Suasana Waduk Cirata saat penertiban keramba jaring apung di, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 19 Juli 2018. Penertiban ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, yang menargetkan revitalisasi Sungai Citarum selesai selama tujuh tahun. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyarankan untuk menggunakan teknologi keramba jaring apung (KJA) untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar. Teknologi itu diungkap dalam Seminar Teknologi Budidaya KJA Berkelanjutan di Perairan Umum yang digelar Trobos Aqua di JIEXPO Kemayoran dalam rangkaian Pameran Aquatica Asia and Indoaqua 2018.

Baca juga: Blue Economy KKP Ditargetkan Buka Lebih Banyak Lapangan Kerja

"Budidaya perikanan menjadi sektor yang diandalkan untuk memenuhi sumber protein. Serta menjadi lahan pekerjaan bagi penduduk produktif yang menjadi bonus demografi Indonesia pada 2030, dengan penduduk dunia mencapai 9 miliar," ujar Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan, dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 November 2018. Seminar tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Budidaya Perikanan KKP.

Budidaya tersebut banyak dilakukan di perairan umum seperti sungai, danau, waduk dan situ. Keberhasilan pengembangan teknologi KJA telah terbukti berperan dalam peningkatan produksi ikan secara nasional. Budidaya ikan air tawar dengan KJA sifatnya ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sehingga sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan nasional yang diprediksi mencapai 40 kg ikan per kapita per tahun.

Baca juga: Susi Pudjiastuti: KKP Peduli Sulteng Kumpulkan Rp 3,9 Miliar

Advertising
Advertising

"Dengan jumlah penduduk dunia yang besar itu, diperlukan asupan protein yang besar. Ditambah luas daratan yang semakin sempit, maka sumber protein dari daratan akan semakin terbatas. Dengan demikian, protein dari ikan menjadi sumber protein yang sangat diandalkan pada masa mendatang," kata Yudi.

Menurut laporan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI 2018, terdapat 9 juta balita di Indonesia atau dari tiga balita menderita stunting (tubuh pendek), dan Indonesia masuk dalam klasemen 5 besar negara dengan megastunting Indonesia akibat kurangnya asupan gizi.

Data Direktorat Jendral Perikanan Budidaya KKP menyebutkan jumlah produksi ikan tahun 2015 masih didominasi oleh perikanan air tawar, mencapai angka 69 persen. Sementara budidaya air payau 30 persen, terdiri dari udang, ikan dan rumput laut, sedangkan untuk budidaya laut hanya 1 persen. Pada 2016, produksi perikanan budidaya mencapai 13,2 juta ton atau naik 6,9 persen dibanding 2015 yang mencapai 11,5 juta ton.

Baca juga: Ribuan Hektare Lahan Tambak Garam Lenyap, Ini Kata KKP

"Perkembangan KJA harus diimbangi dengan perhitungan kemampuan daya dukung perairan. KJA memerlukan lingkungan perairan yang bersih agar ikan dapat tumbuh secara optimal dan mulai sekarang KJA harus menyesuaikan dengan daya dukung perairan, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan," kata Krismono dari Pusriskan.

Besarnya produksi ikan air tawar yang didominasi oleh jenis ikan lele, mas, nila, dan patin membuktikan bahwa budidaya ikan air tawar, terutama melalui teknologi KJA, menjadi ujung tombak bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat. Selain memenuhi kebutuhan sumber protein hewani terjangkau, KJA memiliki dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat, karena menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk di sekitar perairan.

Adanya teknologi KJA memberikan efek multiplier terhadap penyerapan tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung, dari hulu ke hilir. Masyarakat dapat bekerja untuk pembenihan, pakan ikan, buruh bongkar muat, buruh transportasi, tenaga panen, hingga pemilik warung makan. "Misalnya, dengan penebaran ikan di perairan umum dengan jenis ikan yang dapat memanfaatkan fitoplankton dan tumbuhan air dapat mengurangi kesuburan perairan," tambah Krismono.

Baca juga: Kondisi Terumbu Karang Indonesia Jelek, KKP: Segera Kami Pulihkan

Simak kabar terbaru dari KKP hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

5 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

1 hari lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

2 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

2 hari lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

3 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

5 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

8 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

9 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya