Begini Cara Atasi Insomnia dari Ilmuwan

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Sabtu, 1 Desember 2018 13:55 WIB

Insomnia

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda kerap dilanda kesulitan tidur atau insomnia, Anda bisa mencoba octacosanol. Zat ini terkandung dalam tebu (lapisan tipis keputihan di permukaan), dedak padi, minyak biji gandum, dan lilin lebah.

Baca juga: Penderita Insomnia Ternyata Punya Gen yang Bermutasi

Para peneliti yang dipimpin Mahesh K. Kaushik dan Yoshihiro Urade dariThe International Institute for Integrative Sleep Medicine (WPI-IIIS) Universitas Tsukuba, Jepang, menemukan bahwa octacosanol dapat mengurangi stres dan memulihkan tidur yang terganggu stres sehingga kembali normal.

"Octacosanol dapat dianggap aman untuk digunakan manusia sebagai terapi, karena merupakan senyawa berbasis makanan dan diyakini tidak menunjukkan efek samping," kata Mahesh K. Kaushik yang mempublikasikan hasil risetnya di Nature. Di pasar, suplemen octacosanol atau policosanol ramai dijual dan dipromosikan ampuh untuk metabolisme lemak, menurunkan kadar kolesterol, atau untuk menambah stamina.

Baca juga: Riset Terbaru di AS Temukan Salah Satu Penyebab Insomnia

Advertising
Advertising

Stres dan kurang tidur bak lingkaran setan yang sulit terurai. Lingkungan yang kerap berubah, tuntutan pekerjaan yang tinggi, dan faktor sosial-ekonomi sering membuat orang kurang tidur. Selanjutnya, dalam keadaan seperti itu, stres pun mudah menyergap. Walhasil, terjadilah gangguan tidur. Gangguan tidur ini bukan hal sepele. Di antaranya berkaitan dengan berbagai gangguan, seperti obesitas, penyakit kardiovaskuler, depresi, kecemasan, dan kesulitan berkonsentrasi.

Riset berskala besar yang dipimpin Saverio Stranges dari Warwick Medical School, Inggris, lima tahun lalu, menunjukkan masalah tidur seperti insomnia mempengaruhi 16,6 persen orang dewasa di Asia dan Afrika. Masalah serupa di Amerika Serikat dan Kanada mencapai 20 persen. Menurut Stranges, dari risetnya yang melibatkan 24 ribu perempuan dan 19 ribu laki-laki, gangguan tidur mungkin juga mewakili masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.

"Tampaknya masalah tidur tidak terkait dengan urbanisasi, karena orang-orang yang disurvei kebanyakan tinggal di lingkungan pedesaan," ujarnya.

Baca juga: Dampak Insomnia Terhadap Kesehatan Obesitas, Diabetes, dan Kanker

Mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat, dia menemukan adanya hubungan antara depresi dan gangguan tidur-serta masalah tidur yang lebih umum terjadi pada perempuan dan orang tua. Riset Stranges ini menyasar orang berusia 50 tahun atau lebih tua yang tinggal di perkotaan di Kenya dan di area pedesaan di Indonesia, Afrika Selatan, Tanzania, Ghana, Bangladesh, serta Vietnam.

Di Indonesia dan India, menurut Stranges, tingkat kesulitan tidur rendah. Sebanyak 4,6 persen perempuan dan 3,9 persen laki-laki di Indonesia mengalami masalah tidur. Di India, 6,5 persen perempuan dan 4,3 persen laki-laki juga punya masalah serupa. Solusinya? Menurut Kaushik, pil tidur bukanlah penyelesaian yang tepat. Selain pil yang tersedia saat ini tidak mengatasi komponen stres, pil tidur juga sering menimbulkan efek samping yang parah.

Kaushik dkk menyelidiki efek octacosanol pada pengaturan tidur tikus yang terkena stres ringan melalui pemberian secara oral. Octacosanol menurunkan kadar kortikosteron dalam plasma darah, yang merupakan penanda stres. Tikus yang diberi octacosanol juga menunjukkan pola tidur normal, sedangkan sebelumnya terganggu karena stres.

Desain risetnya adalah membandingkan tikus yang dikondisikan stres dan mengalami gangguan tidur dengan mengubah kandangnya, sementara tikus lainnya (tikus normal) tidak diubah kandangnya. Keduanya dipantau sebelum dan sesudah diberi octacosanol. Dua kelompok tikus ini diberi octacosanol secara oral dengan dosis 100 dan 200 mg/kg pada pukul 5 sore dan diawasi hingga 24 jam kemudian, termasuk periode awal dan bangun si tikus.

Baca juga: Jangan Sepelekan Insomnia

Peneliti berkesimpulan octacosanol mengurangi stres pada tikus dan memulihkan tidurnya ke pola normal. "Tidur yang disebabkan oleh octacosanol mirip dengan tidur alami dan bersifat fisiologis," kata Kaushik. Octacosanol tak mempengaruhi tidur tikus yang tidak stres. Hasil penelitian ini menunjukkan octacosanol berpotensi mengurangi stres dan meningkatkan tidur. Karena itu, ia berpotensi bermanfaat untuk terapi insomnia yang disebabkan stres.

Tentu saja, penelitian ini belum sepenuhnya sempurna. Studi klinis yang terencana perlu dilakukan untuk memastikan pengaruhnya terhadap manusia. Bagaimanapun, mitigasi stres dan potensi dorongan tidurnya berbeda.

Baca juga: Insomnia Bikin Tubuh Menderita, Cek 5 Dampak Buruknya

Simak artikel menarik lainnya seputar insomnia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NATURE | TSUKUBA | SCIENCE DAILY | HUFFINGTONPOST

Berita terkait

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

5 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

5 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

6 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

8 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

9 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

11 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

11 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

13 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya