Ilmuwan Cina Pencipta Bayi dengan Gen Editan Menghilang, Ditahan?

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Rabu, 5 Desember 2018 08:30 WIB

Ilustrasi rekayasa genetika.[ScienceDaily]

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan ilmuwan Cina He Jiankui, yang mengklaim telah menciptakan bayi-bayi pertama dengan gen yang diedit, tidak diketahui di tengah desas-desus bahwa dia telah ditangkap, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 3 Desember 2018.

Baca: Ilmuwan MIT Bikin Prototipe Pesawat Bertenaga Angin Ionik
Baca: Klaim Kontroversial Peneliti Cina Rekayasa Genetika Bayi

Berbagai laporan mengklaim bahwa dia ditempatkan di bawah tahanan rumah di Shenzhen setelah hadir di KTT Internasional Kedua tentang Editing Genom Manusia di Hong Kong Rabu lalu.

Namun, klaim penahanan He ditolak oleh bekas kampusnya, Universitas Sains dan Teknologi Selatan, menurut South China Morning Post. Universitas itu menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Ilmuwan itu memicu kontroversi global pekan lalu ketika ia mengumumkan di sebuah video YouTube bahwa ia telah berhasil menggunakan alat pengeditan gen untuk memodifikasi DNA dua embrio.

Apple Daily pada hari Minggu melaporkan bahwa ilmuwan itu telah dibawa kembali ke Shenzhen oleh presiden universitas, Chen Shiyi. Keduanya juga mengadakan pertemuan enam jam terkait penelitian kontroversialnya.

Advertising
Advertising

Chen saat ini berada dalam tahanan rumah di kampus, kata laporan itu, menambahkan bahwa ada petugas keamanan yang berjaga di lingkungan universitas.

Ketika ditanya tentang penahanan itu, seorang juru bicara untuk universitas yang berbasis di Shenzhen itu mengatakan kepada South China Morning Post: “Saat ini tidak ada informasi yang akurat, hanya saluran resmi.”

Dia menolak untuk menjelaskan masalah ini, dengan mengatakan: “Kami tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai masalah ini sekarang, tetapi jika kami memiliki informasi apa pun, kami akan memperbaruinya melalui saluran resmi kami.”

Ilmuwan itu memberikan pernyataan publik pertamanya tentang manipulasi DNA di konferensi Hong Kong, dengan mengatakan bahwa ia memodifikasi materi genetik dari gadis kembar untuk membuat mereka tahan terhadap infeksi virus AIDS.

Pekerjaan kontroversial itu membuatnya mendapat julukan 'Chinese Frankenstein', dan dikutuk oleh komunitas medis dan pejabat kesehatan Cina, yang mengatakan mereka tidak tahu apa-apa tentang eksperimen itu.

Dia juga menghadapi penyelidikan dari Kementerian Sains dan Teknologi, yang telah memerintahkan ilmuwan itu untuk menghentikan penelitian apa pun.

DAILY MAIL | APPLE DAILY

Berita terkait

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

35 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

6 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

7 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya