Badan Geologi: Jalan Gubeng Ambles Akibat Kegagalan Konstruksi

Kamis, 20 Desember 2018 06:05 WIB

Foto udara yang menunjukkan kondisi tanah ambles di Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 19 Desember 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, kejadian ambles atau longsornya Jalan Gubeng, Surabaya, terkait dengan teknik konstruksi pembangunan basement Rumah Sakit Siloam. “Failure dalam engineering-nya,” kata Rudy, Rabu, 19 Desember 2018.

Baca: Proyeknya Diduga Sebabkan Jalan Gubeng Ambles, Ini Kata RS Siloam

Dia mengatakan saat melakukan penggalian untuk basement itu, talud atau tiang-tiangnya cukup jarang. Akibatnya karena kondisi batuannya masih lepas dan ada air tanah dangkalnya, air menggerus dan mengalirkannya secara spontan ke daerah bakal basement. “Bagian bawah jalan ambles karena daya dukung tanahnya hilang begitu air dan material bergerak,” ujar Rudy.

Kesimpulannya, menurut dia, pada saat melakukan proses teknik konstruksi, tidak memperhatikan daya dukung tanah dan masalah air tanah di sekitarnya. Padahal ada teknik semacam dewatering (pengeringan) untuk mengendalikan air tanah maupun permukaan. “Basement di Jakarta juga banyak, kuncinya pada tekanan air,” katanya.

Jenis tanah di area amblesan itu berdasarkan catatan Badan Geologi tergolong masih urai karena endapan aluvium. Mekanisme kejadiannya, ujar dia, berbeda dengan likuifaksi. “Hanya karena ada air kepotong penggalian, bagian bawahnya lepas, lalu atasnya ambles.” Rudy juga menolak kejadian itu karena alam, melainkan faktor manusia.

Advertising
Advertising

Dosen Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung Herlien D. Setio mengatakan pembangunan yang termasuk menggali di suatu daerah yang sudah terhuni apalagi padat harus ada perlindungan. “Retaining wall namanya, perlindungan untuk tanah-tanah yang menumpu daerah atau bangunan di tetangganya.”

Dinding penahan tanah itu berupa tiang-tiang pancang atau bor yang dipasang seperti pagar penuh. Diameter tiangnya juga harus dihitung sesuai keadaan tanah yang ditahan. “Apalagi kalau ada air, daerah yang tergenang, tekanan air pasti banyak di situ,” kata Herlien.

Dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, tanah dalam kondisi stabil di kiri dan kanan jalan yang dipenuhi bangunan. Pun bukan daerah lereng pinggirannya. “Kayaknya betul gara-gara konstruksi, karena di bawah Jalan Gubeng itu tadinya nggak ada apa-apa, tanah biasa. Kalau tanah pinggirnya tidak terganggu mestinya sih dia tetap di situ.”

Dinding penahan tanah itu lazim dipasang ketika pembuatan pondasi gedung maupun pembangunan basement. Jarak batas dindingnya perlu dihitung benar. “Kecelakaan itu semestinya bisa dihindari jika dihitung dengan benar.”

Simak artikel lainnya tentang Jalan Gubeng Ambles di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

4 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

5 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

5 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

5 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

7 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

13 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

15 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

16 hari lalu

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

Gunung Awu letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

16 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya

Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

17 hari lalu

Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

Erupsi Gunung Ruang terus terjadi sepanjang hari ini dengan tinggi kolom letusan yang semakin tinggi. Masyarakat diminta waspada tsunami.

Baca Selengkapnya