Tsunami Selat Sunda Langka, Badan Geologi Bikin Peta Zona Rawan

Rabu, 26 Desember 2018 05:38 WIB

Kondisi porak poranda villa dan penginapan di sepanjang pantai Carita, Banten, Barat, Selasa, 25 Desember 2018. Tiga hari setelah tragedi tsunami Selat Sunda, kondisi sepanjang jalan Carita hingga Anyer seperti kota mati. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bandung - Sempat membingungkan banyak pihak, penyebab tsunami Selat Sunda tanpa didahului gempa akhir pekan lalu mulai terkuak. Badan Geologi dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sepakat menyimpulkan longsoran badan gunung ke laut yang memicu terciptanya tsunami.

Baca: PVMBG: Setelah Tsunami, Letusan Gunung Anak Krakatau Berubah

"Tsunami yang terjadi adalah kasus yang spesial dan jarang terjadi di dunia," kata Sri Hidayati, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, 24 Desember 2018.

Menurutnya, masih sangat sulit untuk memperkirakan kejadian runtuhnya bagian gunung api. Sri mengatakan pada kasus Gunung Anak Krakatau yang erupsi sejak Juni lalu sampai sekarang, sangat diperlukan sistem pemantauan tsunami di tengah Selat Sunda. "Seperti stasiun pasang surut di pulau sekitar Gunung Anak Krakatau, buoy, atau pemantauan visual dengan penginderaan jauh," katanya.

Saat ini letusan Gunung Anak Krakatau masih berlangsung. PVMBG meminta masyarakat di pesisir barat Banten dan pesisir selatan Lampung agar tetap waspada. "Untuk sementara waktu diminta tidak beraktivitas di wilayah yang terlanda tsunami hingga kondisi memungkinkan."

Sementara itu Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan lembaga itu tengah membuat peta zona rawan dan aman Gunung Anak Krakatau terkait tumpukan material hasil erupsi. "Tugas kita mengidentifikasikan daerah mana yang merah atau putih, sementara ini kondisi laut belum tenang untuk ke lokasi," katanya.

Advertising
Advertising

Dari sisi erupsi kata Rudy, hal itu tidak menyebabkan tsunami. Namun dari hasil letusan yang melontarkan material gunung dan sebagian jatuh di lereng, terjadi penumpukan sejak erupsi Juni lalu. "Kemudian lama-lama banyak, kemungkinan karena musim hujan jadi longsor," katanya.

Lewat citra satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), diketahui ada tubuh gunung yang ambrol seluas 64 hektare. Lokasinya di sisi selatan hingga barat daya gunung. Ada kemungkinan tumpukan material hasil erupsi berada di titik lain bagian gunung.

Mekanisme longsoran itu disebutnya seperti kejadian longsor di darat. Selain itu, getaran tubuh gunung ketika erupsi ikut menjadi penyebab longsor.

Simak artikel lainnya tentang tsunami Selat Sunda di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

22 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

5 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

6 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

6 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

6 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

6 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

8 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

8 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

8 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya