Sejarah Kembang Api: Munculnya Sekolah Ledakan di Eropa

Rabu, 26 Desember 2018 20:49 WIB

Pesta kembang api memeriahkan Upacara Pembukaan Asian Para Games 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu, 6 Oktober 2018. Ajang olahraga terbesar se-Asia untuk atlet difabel, Asian Para Games 2018, akan melombakan 18 cabang olahraga yang digelar di 19 venue di Jakarta pada 6-13 Oktober dengan atlet peserta mencapai 714 orang. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kembang api akan hadir di berbagai tempat untuk merayakan malam pergantian tahun baru. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah kembang api. Menurut laman history.co, sejarah kembang api telah memunculkan sekolah yang mempelajari ledakan yang rumit di Eropa.

Baca: Tahun Baru Identik dengan Kembang Api, Ini Sejarah Penemuannya

Selama zaman Renaisans, sekolah-sekolah piroteknik bermunculan di seluruh Eropa. Bahkan di Italia kembang api sangat populer. Pada tahun 1830-an, orang-orang di negara itu memasukkan sejumlah logam kecil dan bahan lain untuk meningkatkan kecerahan dan membuat kembang api memiliki bentuk kreatif.

Akhirnya, mereka mengembangkan lebih banyak warna untuk kembang api. Sampai saat itu, semua kembang api berwarna oranye. Orang Italia menciptakan campuran dengan berbagai bahan kimia, yang menghasilkan tampilan kembang api yang jauh lebih dekat ke versi modern. Mereka menggunakan strontium untuk warna merah, barium untuk hijau, tembaga untuk biru dan natrium untuk kuning.

Ketika orang Eropa mengalami perkembangan ke dunia baru, begitu juga resep kembang api. Beberapa orang mengatakan bahwa seorang tentara, Kapten John Smith, memulai pertunjukan kembang api pertama pada 1608 di Jamestown, Virginia, Amerika. Dan pada 4 Juli 1777 ulang tahun pertama Kongres Kontinental, yang mengadopsi Deklarasi Kemerdekaan, kembang api menjadi tradisi Fourth of July.

Tahun sebelumnya, presiden kedua Amerika, John Adams menulis dalam sebuah surat. "Hari ini akan sangat mengesankan dalam sejarah Amerika. Saya cenderung untuk percaya bahwa ini akan dirayakan oleh generasi berikutnya sebagai festival ulang tahun besar," tulis Adams dalam surat itu.

Menurut Adams, pertunjuk an itu harus dikhususkan dengan kemegahan. Prediksinya benar, tradisi berlanjut pada 1777 dan berlanjut setiap tahun sejak saat itu.

Namun tidak semua orang menyukai kembang api. Pada 1731, Rhode Island, Amerika melarang penggunaan kembang api karena dianggap sebagai hal buruk. Pada 1890-an, negara bagian lain dan beberapa kota menciptakan peraturan untuk mengontrol bagaimana dan di mana kembang api dapat digunakan. Saat ini, banyak kota dan negara bagian masih memiliki hukum mereka sendiri yang mengatur penggunaan kembang api.

Simak artikel menarik lainnya tentang sains di balik kembang api hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | HISTORY.COM

Berita terkait

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

18 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

2 hari lalu

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

Sepuluh bandara tersebut berdasarkan 2024 Stressful Airport Index di Eropa

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

8 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

13 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

14 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

14 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

20 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

24 hari lalu

Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

Spanyol dan Irlandia sedang mendiskusikan rencana kolektif untuk mengakui Negara Palestina di tengah-tengah perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

24 hari lalu

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.

Baca Selengkapnya

Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

25 hari lalu

Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

WhatsApp menyatakan perubahan untuk menyeragamkan syarat usia pengguna di kawasan lain. Bagaimana dengan kepentingan perlindungan anak-anak?

Baca Selengkapnya