Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Retakan Gunung Anak Krakatau

Jumat, 4 Januari 2019 18:20 WIB

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dengan topik retakan Gunung Anak Krakatau. Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, mengatakan retakan di Gunung Anak Krakatau tidak akan membuat longsoran hebat. Menurut Rudy, retakan lazim terjadi setelah terjadi letusan.

Baca juga: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Review OPPO Find X

Selain itu, juga ada topik seputar WhatsApp. Aplikasi pesan WhatsApp sangat populer. Aplikasi berologo hijau ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia. Namun, menurut laman businesstoday, Kamis, 3 Januari 2019, aplikasi besutan Facebook itu bukanlah yang terbaik.

Selain itu, jug ada kabar dari BPPT. Drone Alap-alap PA-06D rancangan Badan Pengkajian dan Pemerapan Teknologi (BPPT) mendapat sertifikasi militer dari Kementerian Pertahanan. Drone ini memiliki kemampuan pemetaan seluas 1.700 hektare.

Baca juga: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: 5 Fitur Baru WhatsApp

Advertising
Advertising

Berikut tiga topik terpopuler hari ini di kanal Tekno Tempo.co.

1. Retakan Gunung Anak Krakatau, Kemungkinan Tsunami Sangat Kecil

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, mengatakan retakan di Gunung Anak Krakatau tidak akan membuat longsoran hebat. Menurut Rudy, retakan lazim terjadi setelah terjadi letusan. "Longsoran itu biasa dari suatu letusan," ujar Rudy di Cafe 289, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis 3 Januari 2019.

Sebelumnya Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan retakan ini muncul setelah gunung menyusut dari 338 meter menjadi 110 meter. Bagian badan gunung yang diduga akan longsor karena retakan ini bervolume 67 juta kubik dengan panjang sekitar 1 kilometer, retakan ini lebih kecil dibanding longsoran yang mengakibatkan tsunami pada 22 Desember 2018, yakni 90 juta kubik.

Menurut Rudy, bila terjadi longsor pun tidak ada yang dapat memprediksi kapan itu terjadi. Karena retakan selepas letusan itu hal biasa. Ia menambahkan karena volumenya yang relatif lebih kecil, kemungkinan tsunami susulan yang diakibatkan dari longsoran ini juga sangat kecil. Namun ia mengatakan masalah mitigasi tsunami ditangani oleh BMKG, sedangkan mereka di Badan Geologi hanya menangani masalah vulkanologi.

Baca selengkapnya: Retakan Gunung Anak Krakatau, Kemungkinan Tsunami Sangat Kecil

2. 5 Alasan WhatsApp Bukan Aplikasi Pesan Terbaik

Whatsapp. REUTERS

Aplikasi pesan WhatsApp sangat populer. Aplikasi berologo hijau ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia. Namun, menurut laman businesstoday, Kamis, 3 Januari 2019, aplikasi besutan Facebook itu bukanlah yang terbaik.

WhatsApp masih memiliki kekurangan di beberapa area yang dilupakan dan dapat mengakibatkan keamanan privasi pengguna terancam. Berikut beberapa poin yang membuat WhatsApp bukanlah aplikasi terbaik:

Baca selengkapnya: 5 Alasan WhatsApp Bukan Aplikasi Pesan Terbaik

3. Drone Alap-alap BPPT: Terbang 7 Jam Non-Stop, Daya Jelajah Luas

Pesawat nirawak tipe Alap-alap PA-06D milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) resmi mendapatkan sertifikat militer dari Kementerian Pertahanan. Kredit: Humas BPPT

Drone Alap-alap PA-06D rancangan Badan Pengkajian dan Pemerapan Teknologi (BPPT) mendapat sertifikasi militer dari Kementerian Pertahanan. Drone ini memiliki kemampuan pemetaan seluas 1.700 hektare.

"Dengan kemampuan pemetaan seluas 1.700 hektare per jam atau satu kali terbang (yaitu selama 5 jam operasi pemetaan), Drone BPPT ini dapat memetakan seluas lebih dari 8.500 hektare, pada ketinggian 1.500 kaki. Sebagai gambaran, luas wilayah DKI adalah 66.150 hektare," ujar Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, Wahyu Widodo Pandoe, di Kantor BPPT, Kamis, 3 Januari 2019.

Drone itu mendapatkan sertifikasi dari Kemenhan. Sertifikasi yang diberikan adalah jenis Type Certificate (TC) dan Sertifikat Kelaikan Udara Militer. Drone memiliki bentang sayap 3,2 meter dengan berat maksimum saat takeoff 31 kilogram, serta endurance 5 jam terbang. Drone tipe Alap-alap ini dalam sertifikasinya, ditujukan untuk misi pemetaan area.

Baca selengkapnya: Drone Alap-alap BPPT: Terbang 7 Jam Non-Stop, Daya Jelajah Luas

Selain tiga topik terpopuler di atas, Anda bisa membaca berita hari ini lainnya seputar sains dan teknologi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

12 jam lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Kenapa Nomor Tidak Bisa Daftar WA? Ini Cara Mengatasinya

23 jam lalu

Kenapa Nomor Tidak Bisa Daftar WA? Ini Cara Mengatasinya

Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa tidak bisa daftar WA? Ini penyebab dan cara mengatasinya yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

1 hari lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

1 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

1 hari lalu

Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

Bila sistem pengiriman surat tilang melalui Whatsapp aman, Korlantas akan memberlakukan aturan ini secara nasional.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

4 hari lalu

Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

Nada dering WA bisa dicustom sesuai keinginan. Berikut cara buat nada dering WA sebut nama yang bisa Anda lakukan tanpa tambahan aplikasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

5 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

5 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

6 hari lalu

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

Berikut ini cara kirim foto HD WhatsApp untuk menjaga kualitas foto yang dikirimkan agar tidak pecah untuk keluarga, teman, hingga kerabat.

Baca Selengkapnya