Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Ini Kata PVMBG

Kamis, 31 Januari 2019 16:17 WIB

Aliran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Rabu dinihari, 30 Januari 2019. Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali terjadi luncuran lava pijar Gunung Merapi pada Selasa kemarin. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulknanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan awan panas luncuran guguran yang terjadi di puncak Gunung Merapi Yogyakarta pada 29 Januari karena posisi kubah lava berada di lereng puncak.

Baca: Gunung Merapi Mulai Luncurkan Awan Panas Guguran

“Kubah di puncak terus tumbuh. Walaupun perlahan, tapi posisinya dekat dengan lereng puncak sehingga mudah longsor dan menjadi awan panas guguran,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Januari 2019.

Hendra mengatakan, awan panas guguran menjadi bahaya utama yang khas di Gunung Merapi. Bahaya khas ini sempat tergantikan dengan terjadinya letusan eksplosif gunung tersebut pada tahun 2010.

Fasenya khas, dimulai dengan pertumbuhan kubah lava disusul dengan terjadi guguran awan panas. “Sekarang Merapi sudah kembali ke sebelum tahun 2010. Aktivitasnya ditandai dengan pertumbuhan kubah lava,” kata dia.

Hendra mengatakan, saat ini pertumbuhan kubah lava cenderung lambat. Volumenya pun belum besar.

Advertising
Advertising

Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Merapi mencatat volume kubah lava saat ini menembus 461 ribu meter kubik. Laju pertumbuhannya 1.300 meter kubik per detik. “Hanya lokasinya yang berbahaya, lokasinya di dekat lereng puncak. Walaupun kecil, kalau menggelundung jatuh, jadi awan panas. Itu bahaya utama yang harus dicermati,” kata dia.

Dia membandingkan dengan laju pertumbuhan kubah lava Gunung Sinabung yang sama-sama menghasilkan awan panas guguran dalam lima tahun terakhir ini. “Gunung Sinabung tahun 2015 itu kecepatan pertumbuhan kubah lavanya 2 meter kubik per detik. Dalam satu bulan sudah mencapai 1-2 juta meter kubik. Kubah lava Merapi pertumbuhanya kurang dari 1 meter kubik per detik,” ujarnya.

Hendra mengatakan, luncuran guguran awan panas kubah lava Gunung Merapi itu berada di sektoral mengarah ke Kali Gendol. “Jarak luncuran maksimalnya 1.400 meter. Memang ke depan yang harus diwaspadai itu pertumbuhan kubah lava dan arahnya,” kata dia.

Hendra mengatakan, ancaman guguran awan panas Gunung Merapi diperkirakan masih dalam daerah batas bahaya yang direkomendasikan Badan Geologi lewat PVMBG, yaitu masih berada dalam radius 3 kilometer. “Dalam radius 3 kilometer ini tidak boleh ada aktivitas manusia,” kata dia.

Namun dia mengingatkan, daerah radius bahaya ini akan dievaluasi bersamaan dengan terus tumbuhnya kubah lava Gunung Merapi. “Tentu ini akan berubah dengan waktu se-iring dengan pertambahan volume kubah lava, walaupun lambat,” kata Hendra.

Dari pengamatan sampai saat ini, pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi masih terhitung lambat. “Hanya masalahnya, bukan pada volumenya, tapi awan panasnya bisa sewaktu-waktu meluncur. Jadi memang harus diwaspadai masyarakat sesuai arah,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala BPPTKG Gunung Merapi, PVMBG, Badan Geologi, Hanik Humaida mengatakan, guguran awan panas kembali terjadi di Gunung Merapi tanggal 29 Januari 2019. “Kejadian tersebut merupakan awan panas guguran,” kata dia, Rabu, 30 Januari 2019.

Berita terkait

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

17 jam lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

1 hari lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

3 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

3 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

11 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

11 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

11 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

11 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

11 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya