Review Game Resident Evil 2 Remake: Standar Tinggi Seri Klasik
Reporter
Istman Musaharun Pramadiba
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 9 Februari 2019 08:00 WIB
TEMPO.CO, Leeds - Dalam review game kali ini, Tempo akan membahas review game Resident Evil 2 Remake. Dari sekian banyak seri dari franchise Resident Evil, Resident Evil 2 adalah salah satu yang paling dikenang. Bagaimana tidak, seri yang diluncurkan di console PlayStation pada 1998 ini mematok standar tinggi untuk genre survival horor hingga bertahun-tahun ke depan. Alur permainan, grafis, efek suara, nyaris tanpa celah yang menghadiahkannya banyak skor tinggi di berbagai resensi.
Baca: Game Resident Evil 2 One-Shot Demo: 30 Menit Penuh Teror
Satu hal yang sulit dilupakan dari Resident Evil 2 dulu, adalah terror yang bisa hadir dalam berbagai bentuk. Serbuan zombie, yang merupakan musuh utama seri ini, hanyalah satu dari sekian banyak teror yang dihadirkan Capcom--pengembang Resident Evil 2. Teror lain yang bisa menghantui sepanjang permainan adalah terbatasnya jumlah peluru, obat-obatan, dan kemampuan menyimpan permainan sehingga memaksa gamer untuk memutar otak kapan waktunya menghamburkan peluru, berhemat, dan lari. Salah melakukan perhitungan, menjadi santapan zombie adalah pasti.
Standar tinggi yang dimiliki Resident Evil 2 tak ayal membuat para gamer memasang ekspektasi tinggi terhadap versi remake-nya yang dirilis pekan lalu. Apalagi, jika mengingat Resident Evil 1 berhasil di-remake dengan baik beberapa tahun yang lalu dan Capcom juga mampu mengembalikan seri Resident Evil ke akarnya, survival horror, pada Resident Evil 7. Gamer mengharapkan lebih dari sekadar peningkatan grafis, tapi juga gameplay. Untungnya, Capcom berhasil memenuhi ekspektasi itu.
Resident Evil 2 Remake adalah reka ulang yang nyaris sempurna. Tanpa mengingkari identitas versi originalnya, Capcom berhasil melakukan peningkatan atau perubahan di berbagai sektor. Dalam hal cerita, misalnya, Capcom menghadirkan narasi yang lebih mendalam untuk kedua karakter utamanya, Leon S. Kennedy serta Claire Redfield, yang bisa dimainkan secara bergantian.
Secara garis besar, kisah Resident Evil 2 Remake tidak berubah banyak dari pendahulunya. Masih tentang Leon dan Claire yang harus melarikan diri dari serbuan zombie di Racoon City sambari menguak siapa yang memicu epidemi tersebut. Belakangan, Leon dan Claire berhasil mengungkap bahwa gejala di Racoon City adalah ulah pengembang senjata biologis bernama Umbrella Corporation. Peneliti Umbrella, Dr. Birkin, melepas salah satu senjata biologis mereka, T-Virus, ke Racoon City yang membuat penduduk di sana perlahan menjadi zombie.
Capcom memperkuat kisah tersebut dengan karakterisasi yang lebih baik, tokoh pendamping yang lebih aktif, serta dialog yang lebih detail. Contoh, tokoh-tokoh sampingan yang sebelumnya hanya mengucapkan beberapa potong kalimat, di versi remake ini mereka berbicara lebih banyak. Capcom juga menyelipkan sejumlah informasi baru yang melengkapi narasi besar franchise Resident Evil. Walhasil, kisah Resident Evil 2 tak sepenuhnya lagi menjadi panggung Leon dan Claire, tetapi ensemble yang lebih besar.
Peningkatan senada juga berlaku pada sisi gameplay. Capcom melakukan sejumlah perubahan, namun tidak menyingkirkan hal-hal yang membuat versi originalnya. Adapun hal yang berubah drastis adalah sudut pandang kamera “cctv” dan kontrol ala tank di mana tombol kanan dan kiri untuk berputar sementara tombol depan untuk maju.
Pada Resident Evil 2 Remake, Capcom membuang sudut pandang “cctv” dan kontrol ala tank tersebut. Sebagai gantinya, Resident Evil 2 Remake menggunakan sudut pandang bahu (over the shoulder), kamera yang bisa digerakkan 360 derajat, serta kontrol yang lebih luwes di mana populer pada game-game action modern. Perubahan tersebut untuk memastikan gamer memiliki sudut pandang yang lebih luas dan mampu menggerakkan karakter dengan leluasa untuk menghindari gigitan zombie.
Sekilas, perubahan tersebut menghilangkan kesan claustrophobic yang ada pada versi originalnya di mana gamer akan sulit menebak dari mana musuh akan datang dan ke arah mana mereka bisa menghindar. Namun, sepertinya, Capcom sudah mengantisipasi hal tersebut dengan membuat pergerakan zombie atau musuh di versi remake menjadi lebih realistis.
Zombie yang berhasil dilumpuhkan atau dihindari tidak akan otomatis hilang dari area tempat mereka berada seperti di versi original. Apabila gamer kembali ke area tersebut di lain waktu, besar kemungkinan mereka masih akan ada di sana untuk memberikan kejutan kepada gamer.
Contoh lain, Mr. X, salah satu musuh utama Resident Evil 2 yang hanya bisa dihindari karena tak bisa dibunuh, akan terus berpatroli mencari gamer di manapun lokasinya. Di versi remake ini, gamer akan sering menemukan kondisi di mana Mr.X muncul secara tak terduga dan tak ada solusi selain berlari dan berlari hingga Mr.X tak lagi mengejar ala Terminator. Hal ini berbeda dengan versi original di mana pergerakan Mr.X lebih terbatas sehingga berganti ruangan terkadang sudah cukup untuk menghindarinya.
Dikombinasikan dengan jumlah peluru dan obat-obatan yang masih terbatas, Tempo memandang perubahan gameplay tersebut tidak mengurangi ketegangan dan teror secara signifikan. Sebaliknya, perubahan tersebut malah membuat Resident Evil 2 Remake terasa segar dan tidak bisa dipandang sebagai reka ulang setengah hati.
Perubahan pada sisi gameplay dan cerita tersebut semakin komplet dengan grafis yang jauh lebih indah dibanding pendahulunya. Menggunakan RE Engine yang juga digunakan di Resident Evil VII dan Devil May Cry V, Resident Evil 2 Remake tidak tampil dengan area permainan yang telah dirender lebih dulu (pre-rendered) seperti versi klasiknya.
Sekarang, semua area permainan di-render secara realtime dan tampil horor dengan pencahayaan yang cukup. Untuk mereka yang takut akan kegelapan, siap-siap senam jantung karena sebagian besar pencahayaan di game ini berhasil dari senter gamer yang membatasi jarak pandang terhadap zombie yang siap menerkam.
Sayangnya, dengan segala perubahan dan peningkatan yang telah dilakukan tersebut, Resident Evil 2 Remake tetap terasa pendek seperti versi originalnya. Skenario satu karakter bisa diselesaikan dalam waktu relatif kurang dari 10 jam. Memainkan skenario kedua karakter yang ada memang akan memberikan perspektif dan pengalaman bermain yang lebih komplet, namun tetap terasa pendek untuk ukuran seri Resident Evil.
Terlepas dari kekurangannya tersebut, Resident Evil 2 Remake tetap patut mendapat acungan jempol. Capcom kembali menetapkan standar tinggi, kali ini dalam proses remake. Pengembang game Final Fantasy, Square-Enix, mungkin perlu belajar dari Capcom untuk mampu menyelesaikan proses remake Final Fantasy VII yang telah memakan waktu bertahun-tahun dan belum ada tanda-tanda usai.
Baca juga: Rilis Tahun Depan, 5 Game PS4 yang Layak Beli
Simak artikel menarik lainnya seputar review game Resident Evil 2 Remake hanya di kanal Tekno Tempo.co.