TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah badan amal anak, Barnardo, memperingatkan bahwa anak-anak di Inggris yang berusia delapan tahun berisiko dieksploitasi secara seksual di situs berbagi video populer seperti Tik Tok, sebagaimana dilaporkan Telegraph, 11 Februari 2019.

Baca: Agnez Mo Jadi Selebritas Terpopuler di Tik Tok Sepanjang 2018

Anak-anak dan remaja yang menggunakan layanan streaming itu menjadi target predator dalam fungsi komentar video langsung dan didorong untuk terlibat dalam aktivitas seksual online, kata badan amal itu.

Tik Tok, aplikasi Cina yang melonjak tahun lalu dan digunakan oleh ribuan remaja Inggris untuk melihat dan membuat klip video pendek, baru-baru ini menjadi topik masalah keamanan.

Pada hari Senin, 11 Februari 2019, Barnardo meluncurkan permohonan mendesak untuk mendanai layanan eksploitasi seksualnya dan menawarkan bantuan spesialis kepada anak-anak yang terkena dampak.

Javed Khan, kepala eksekutif Barnardo, mengatakan: "Tanpa pengaturan keamanan yang tepat, anak-anak yang menyiarkan video langsung mereka sendiri melalui internet dapat menjadi sasaran para pelaku kekerasan di kamar tidur mereka."

Khan, yang menyerukan tindakan legal untuk mencegah bahaya online, mengatakan bahwa semua anak rentan dan tidak ada profil stereotip "berisiko" untuk korban segala jenis pelecehan atau eksploitasi seksual.

"Kami akan menulis kepada perusahaan-perusahaan ini, menanyakan langkah-langkah apa yang mereka miliki untuk menjaga anak-anak aman dari bahaya, termasuk memverifikasi usia mereka. Jika kami tidak puas dengan tanggapan mereka, kami berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut tindakan," ujar seorang juru bicara pemerintah.

Tik Tok tidak memberikan pernyataan tetapi menunjukkan bahwa aplikasi ini untuk pengguna berusia 13 tahun ke atas dan melarang materi yang eksplisit secara seksual, dan akan menghapus akun yang melanggar pedoman ini.

TELEGRAPH | ANI NEWS