Kapsul Luar Angkasa Tak Berawak SpaceX Menuju Orbit

Reporter

Bisnis.com

Editor

Erwin Prima

Minggu, 3 Maret 2019 11:00 WIB

Roket SpaceX Falcon Heavy diluncurkan dari landasan peluncuran bersejarah 39-A di Kennedy Space Center, Florida, A.S., 6 Februari 2018. Roket yang diklaim paling kuat di dunia, meluncur ke luar angkasa pada uji penerbangan debutnya. REUTERS/Thom Baur

TEMPO.CO, Jakarta - Kapsul luar angkasa awak tak berawak SpaceX berhasil menuju ke orbit setelah roket pelontar terlepas dari kapsul, Sabtu, 2 Maret 2019. Keberhasilan ini dinilai sebagai tonggak sejarah baru SpaceX untuk memulai kembali proyek pesawat luar angkasa manusia akhir tahun ini.

Baca: SpaceX Elon Musk Kirim Penumpang Misterius ke Bulan

Kapsul Crew Dragon SpaceX setinggi 16 kaki atau sekitar 4,9 meter, di atas roket Falcon 9, lepas landas dari Pusat Antariksa Kennedy Florida Sabtu pagi dan membawa boneka uji yang dijuluki Ripley.
Kapsul itu berhasil lepas dari roket sekitar 11 menit kemudian setelah diluncurkan. Hal ini memicu sorakan di ruang kontrol, dan memulai perjalanannya ke stasiun ruang angkasa.

“Saya hampir berpikir kami akan gagal. Saya pikir mungkin kami memiliki peluang 10 persen untuk mencapai orbit mulai," kata pemilik SpaceX, Elon Musk seperti dilansir Reuters, Sabtu. "Saya sedikit lelah secara emosional karena itu sangat menegangkan, tetapi berhasil," katanya kepada wartawan setelah peluncuran.

Tiga awak anggota stasiun ruang angkasa itu diperkirakan akan bersiap menyambut kapsul itu. Kapsul tersebut membawa 181 kg persediaan logistik dan alat uji. Selama tinggal selama lima hari di stasiun ruang angkasa nanti, astronot A. Anne Annelain dan astronot Kanada David Saint-Jacques akan melakukan tes dan memeriksa kabin Crew Dragon.

NASA telah memberikan SpaceX dan Boeing Co dana melimpah sejumlah US$6,8 miliar untuk membangun sistem roket dan kapsul untuk meluncurkan astronot ke orbit dari tanah Amerika untuk pertama kalinya sejak pesawat ulang-alik AS pensiun pada 2011.

Sistem peluncuran ini bertujuan untuk mengakhiri ketergantungan AS pada roket Rusia untuk naik ke laboratorium penelitian orbital senilai US$100 miliar, yang terbang sekitar 250 mil atau sekitar 400 km di atas Bumi, sekitar US$ 80 juta per tiket.

Sementara misi uji SpaceX hari Sabtu adalah langkah penting dalam proyek yang sering ditunda. Meski begitu publik masih menyimpan pertanyaan tentang apakah NASA dapat mencapai tujuan penerbangan berawak pada 2019.

Reuters melaporkan pada 21 Februari SpaceX dan Boeing harus menangani masalah desain dan keselamatan yang signifikan sebelum mereka dapat menerbangkan manusia.

BISNIS.COM

Berita terkait

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

3 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

7 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

8 hari lalu

Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu

Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.

Baca Selengkapnya

BRIN dan Indian Space Research Organisation Sepakat Berkolaborasi Bidang Luar Angkasa

47 hari lalu

BRIN dan Indian Space Research Organisation Sepakat Berkolaborasi Bidang Luar Angkasa

ISRO dan BRIN sepakat untuk berkolaborasi dalam sejumlah sektor, di antaranya Pemeliharaan dan Pemanfaatan Telemetri.

Baca Selengkapnya

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

50 hari lalu

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

SpaceX menggambarkan Starshield sebagai jaringan satelit aman yang berfokus pada pemerintah

Baca Selengkapnya

Google Dikabarkan Akan Pasang Fitur Dukungan Komunikasi Satelit di Android 15

57 hari lalu

Google Dikabarkan Akan Pasang Fitur Dukungan Komunikasi Satelit di Android 15

Google disebut bakal bekerja sama dengan SpaceX dan Garmin Response untuk fitur komunikasi satelit di Android 15 nanti.

Baca Selengkapnya

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity Diretas, Namanya Berubah Jadi SpaceX

4 Maret 2024

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity Diretas, Namanya Berubah Jadi SpaceX

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity mendadak berubah namanya menjadi SpaceX. Starship Entertainment mengatakan sedang dalam proses pemulihan.

Baca Selengkapnya

Ancang-ancang Starlink ke Indonesia, ICT: Wajib Ikut Aturan Main Lokal

27 Februari 2024

Ancang-ancang Starlink ke Indonesia, ICT: Wajib Ikut Aturan Main Lokal

Jalan masuk internet satelit, Starlink, ke pasar Indonesia masih terjal. Tantangannya beragam, mulai dari perizinan hingga ketatnya persaingan pasar.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Sukses Elon Musk Kalahkan Roket Cina dan Luncurkan Satelit Indonesia

22 Februari 2024

Cerita di Balik Sukses Elon Musk Kalahkan Roket Cina dan Luncurkan Satelit Indonesia

Sebuah roket Cina yang meledak dan menghancurkan satelit Nusantara-2, menjadi celah masuknya Elon Musk ke Indonesia. Belum ada kabar tentang Tesla.

Baca Selengkapnya

SpaceX Luncurkan Satelit Merah Putih 2 dengan Roket Falcon 9

21 Februari 2024

SpaceX Luncurkan Satelit Merah Putih 2 dengan Roket Falcon 9

Satelit Merah Putih 2 diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dan akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur.

Baca Selengkapnya