Peneliti LIPI Soal Visi Society 5.0: Brand Jepang Menghadapi Cina

Sabtu, 9 Maret 2019 17:20 WIB

Visi Jepang Society 5.0. Kredit: Pemerintah Jepang

TEMPO.CO, Jakarta - Diskusi yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyimpulkan bahwa visi Japan Society 5.0 hanya proyek Pemerintah Jepang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tetap bangsa yang harus diperhitungkan.

“Hanya label saja untuk menunjukkan Jepang masih punya gigi, powerfull di Asia dan dunia,” kata Irin Oktafiani, peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI yang menjadi pembicara pada diskusi dengan tema Japan Society 5.0 yang berlangsung di Jakarta, Jumat 8 Maret 2019.

Baca juga: Mengenal Visi Jepang Society 5.0: Integrasi Ruang Maya dan Fisik

Menurut Irin, Jepang memang bangsa yang jago membuat label yang mengesankan bangsa-bangsa lain lebih kecil atau rendah.

Penilaian senada diungkapkan Fadjar Ibnu Thufail, peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional LIPI yang menjadi pembahas diskusi. Menurutnya, Jepang bangsa yang mahir membuat national branding.

Advertising
Advertising

“Society 5.0 itu brand pemerintah Jepang menghadapi Cina,” ujar Fadjar yang banyak melakukan penelitian di Jepang.

Fadjar menjelaskan proyek itu merupakan bagian dari kebijakan ekonomi beraliran kanan dari Perdana Menteri Shinjo Abe (Abenomic). Mereka masih merasa sebagai saudara tua, sementara bangsa-bangsa bekas jajahan di Asia sebagai saudara muda.

Society 5.0 Perawatan Medis. Kredit: Pemerintah Jepang

PM Shinjo Abe pertama kali mengumumkan proyek Japan Society 5.0 ke forum internasional pada konferensi CeBIT (Centrum der Büroautomation und Informationstechnologie und Telekommunikation) di Jerman, pada tahun 2017.

Shinjo Abe menjelaskan bahwa Society 5.0 berbeda dengan proyek Industry 4.0 yang digagas Pemerintah Jerman (tahun 2010), proyek E-estonia – ID Card oleh Pemerintah Estonia (2000), Industrial Internet milik Pemerintah Amerika Serikat (2012) atau proyek Singapore Smart Nation (2014).

Perbedaannya pada penggunaan teknologi maju untuk mendukung kehidupan sehari-hari warga Jepang. Bukan hanya untuk dunia industri atau infrastruktur perekonomian seperti dilakukan Jerman, Amerika, Singapura dan negara lainnya.

Dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss, pada 23 Januari 2019, Shinzo Abe kembali menjelaskan visi baru Jepang, Society 5.0.

Visi Society 5.0, menurut Kantor Kabinet Jepang, didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.

“Di Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara," ujar Shinzo Abe. “Tugas kita jelas. Kita harus membuat data sebagai penghambat kesenjangan yang besar,” katanya lagi.

Irin menjelaskan latar belakang Society 5.0 berangkat dari kekhawatiran Pemerintah Jepang terhadap masyarakatnya yang semakin menua (aging society). Sekitar 26,3 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun, sementara pertumbuhan penduduk relatif rendah. Walhasil, siapa yang akan menjadi tenaga produktif?

Melalui proyek Society 5.0 masyarakat menggunakan teknologi artificial intellegent (AI), Internet of Things (IoT), imachine learning, big data dan sebagainya.

Warga lanjut usia misalnya, tidak perlu lagi datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Konsultasi dilakukan lewat Internet di rumahnya. Obat-obatan akan dikirim apotek melalui drone.

Contoh lain penggunaan kulkas pintar. Mesin pendingin ini akan memberitahu pemiliknya untuk berbelanja barang kebutuhan dapur yang sudah habis. Atau menginformasikan makanan yang tidak membuat alergi bagi pemiliknya.

Irin menjelaskan Society 5.0 menghadapi tantangan besar yakni kesenjangan penggunaan teknologi di masyarakat. “Tidak semua masyarakat melek teknologi,” katanya.

Fadjar Thufail pernah meneliti di Sendai, salah satu provinsi yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami tahun 2011. Orang-orang lanjut usia mematikan ponselnya ketika tidur. Padahal di telepon genggamnya itu ada aplikasi yang akan membunyikan alarm ketika gempa besar terjadi.

“Mengganggu tidur,” ujar mereka kepada Fadjar. Sebagian warga Jepang yang lanjut usia juga kesulitan menggunakan QRcode.

Society 5.0 Kendaraan Otonom. Kredit: Pemerintah Jepang.

Menurut Fadjar, Society 5.0 tidak menyelesaikan masalah bagi warga Jepang yang lanjut usia. “Society 5.0 tidak seindah yang dibayangkan orang Indonesia,” ujarnya. Kita di Indonesia, kata Irin, jangan latah dan gembar-gembor soal Society 5.0.

Norman Luther Aruan, peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, menjelaskan dilihat dari perkembangan infrastruktur digital, Indonesia masih bisa optimis untuk 25-30 tahun ke depan karena indeks pembangunan teknologi yang terus meningkat. Namun, kata Norman, masih harus dikejar dari aspek literasi digital.

Simak juga: Populasi Menyusut, Jepang Rekrut Perempuan untuk Militer

Menurut Norman, adopsi teknologi artificial intellegent (AI) di Indonesia juga menunjukkan trend yang positif. Dia mengutip survei yang diadakan IDC Asia/Pacific Enterprise Cognitive/AI tahun 2018. Dimana 24,6 % organisasi di Indonesia mengadopsi AI. Sementara di Thailand hanya 17,1 %, Singapura (9,9 %) dan Malaysia (8,1 %).

“Indonesia tidak perlu gumun terhadap ide Society 5.0. Lebih baik fokus pada peningkatan infrastruktur dan peningkatan literasi digital,” kata Norman.

Berita terkait

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

16 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

19 jam lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

1 hari lalu

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

Kuliner khas Fukuoka yang diadaptasi sesuai lidah orang Indonesia, seperti apa rasanya?

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

1 hari lalu

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

1 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

1 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

1 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

1 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya