PVMBG: Tinggi Gunung Anak Krakatau Sekarang 156,9 Meter

Senin, 11 Maret 2019 17:01 WIB

Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Untuk gempa vulkanik dangkal tercatat 38 kali dengan amplitudo 3-30 mm dan durasi 5-15 detik. Lalu gempa vulkanik dua kali dengan amplitudo 29-30 mm, S-P 1-1,5 detik, dan durasi 10-20 detik. ANTARA FOTO/Elshinta

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengoreksi ketinggian Gunung Anak Krakatau. “Tingginya sekarang 156,9 meter di atas permukaan laut,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan saat dihubungi Tempo, Senin, 11 Maret 2019.

Baca: PVMBG Larang Dekati Kawasan Gunung Anak Krakatau, Ini Sebabnya
Baca: PVMBG: Gunung Anak Krakatau Mengalami Kegempaan Tremor Menerus
Baca: Letusan Strombolian Gunung Anak Krakatau Kembali Muncul

Hendra mengatakan, perhitungan terbaru itu lebih akurat setelah tim PVMBG mendatangi Pulau Gunung Anak Krakatau untuk melakukan pengukuran manual ketinggian gunung tersebut pekan lalu. “Sekarang yang terbaru menggunakan levelling, alat untuk mengukur seperti di jalan, pakai alat itu,” kata dia.

Menurut Hendra, ketinggian Gunung Anak Krakatau tersebut hilang akibat rangkaian letusan gunung tersebut pada akhir 2018 lalu. “Bagian tengah tubuh Gunung Anak Krakatau itu seperti ada dua tubuh. Yang paling tingginya itu hilang, tinggal tubuh pertama yang kelihatan agak terpisah,” kata dia.

Hendra mengatakan, diameter gunung tersebut juga berkurang. Volume tubuh gunung tersebut mengecil, tapi dia tidak ingat persis. “Ada hitungannya,” kata dia.

PVMBG terakhir melakukan pengukuran ketinggian Gunung Anak Krakatau pada September 2018, sebelum gunung tersebut meletus yang menyebabkan sebagian tubuh gunung tersebut hilang.

Advertising
Advertising

Pada September 2018, PVMBG mengukur ketinggian gunung itu 338 meter di atas permukaan laut. Pengukuran tersebut mengoreksi ketinggian gunung api yang masih terus tumbuh itu yang sebelumnya tercatat 305 meter.

Pengukuran ketinggian Gunung Anak Krakatau tersebut dilakukan bersamaan dengan pemasangan alat Tilt Meter untuk mengukur deformasi tubuh gunung tersebut. “Kita tambah alat deformasi, itu di puncak Gunung Anak Krakatau yang sekarang,” kata Hendra.

Hendra mengatakan, peralatan pengukur deformasi tersebut untuk merekam pergerakan tubuh gunung. “Kita ingin merekam semua pergerakan di tubuh gunung. Jadi pergerakan apa, getaran apa, kita bisa rekam semua,” kata dia.

Sebulan sebelumnya, PVMBG juga mengirim tim untuk memasang seismometer, alat untuk mengukur aktivitas kegempaan, di Gunung Anak Krakatau. Alat tersebut untuk mengganti alat sama yang hancur saat erupsi gunung tersebut. “Alat yang lama sudah hancur karena letusan Anak Krakatau. Sekarang sudah dipasang alat seismik,” kata dia.

Alat seismometer dan alat pengukur deformasi tersebut merupakan standar peralatan yang dipasang PVMBG untuk memantau aktivitas gunung api. “Itu standar dari kantor Pusat Vulkanologi, ada alat seismik dan alat deformasi, idealnya. Tapi kadang-kadang alat tersebut rusak, atau dicuri,” kata dia.

Dalam waktu dekat tim akan dikirim lagi untuk memasang satu alat lagi. “Rencananya kita akan lengkapi dengan alat GPS. Tapi ini dalam proses pelelangan, pembelian. Dengan alat ini kita harapkan bisa menghitung kedalaman sumber dari pusat aktivitas gunung,” kata dia.

Idealnya, ada empat peralatan seismometer yang dipasang untuk memantau aktivitas di tubuh gunung api. “Kita baru (memasang) dua. Mudah-mudahan dengan GPS ini, dengan pemasangan tiga alat, kita bisa melakukan deteksi lebih akurat,” kata Hendra.

Dari pengamatan sementara aktivitas Gunung Anak Krakatau relatif cenderung menurun. “Sekarang relatif tidak ada peningkatan (aktivitas) lagi, menurun. Ini sedang kita evaluasi. Sambil pasang alat, kita evaluasi juga,” kata dia.

Sementara untuk evaluasi status aktivitas Gunung Anak Krakatau belum diputuskan. PVMBG masih menetapkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak 27 Desember 2018 lalu. PVMBG melarang aktivitas warga dalam radius 5 kilometer dari kawah gunung tersebut.

Dikutip dari laporan harian Kebencanaan Geologi lembaga tersebut, pantauan visual gunung tersebut tidak teramati asap dari kawah gunung itu. Gunung Anak Krakatau tercatat erupsi terakhir terjadi pada 23 Februari 2019 menghasilkan ketinggian kolom abu 500 meter.

Berita terkait

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

6 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

7 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

7 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

9 hari lalu

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

10 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

10 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

10 hari lalu

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

Gunung Awu letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

10 hari lalu

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

10 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

11 hari lalu

Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara menyebabkan sejumlah penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan, peringatan dini tsunami dan hujan kerikil.

Baca Selengkapnya