Disita di Jakarta, 2 Owa Jawa dan 1 Surili Dilepas di Gunung Tilu

Jumat, 15 Maret 2019 09:10 WIB

Seekor surili jantan bernama Okan dilepasliarkan bersama sepasang owa jawa di Gunung Tilu Kabupaten Bandung, Kamis, 14 Maret 2019. (Dok.Aspinall)

TEMPO.CO, Jakarta - Penghuni Cagar Alam Gunung Tilu Kabupaten Bandung bertambah. Sebanyak tiga ekor primata jawa dilepasliarkan ke sana, Kamis, 14 Maret 2019. Satwa yang dilepaskan yaitu sepasang owa jawa (Hylobates moloch) dan seekor surili (Presbytis comata) jantan.

Dua Keluarga Owa Jawa Dilepasliarkan di Gunung Malabar

Pelepasliaran itu dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bersama The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP). Kerja samanya telah dijalin selama delapan tahun ini.

“Untuk upaya konservasi primata endemik jawa dan habitatnya,” kata Kepala Perawat Satwa Aspinall Foundation, Sigit Ibrahim.

Sepasang owa jawa berumur sekitar empat tahun merupakan hasil sitaan BBSKDA DKI Jakarta yang dipindahkan ke BBKSDA Jabar pada 9 November 2017. Seekor surili jantan yang juga diperkirakan berusia empat tahun, merupakan hasil penyelamatan BBKSDA Jawa Barat.

Advertising
Advertising

Owa jawa yang ikut dilepas liarkan di Gunung Tilu Kabupaten Bandung, Kamis, 14 Maret 2019. (Dok.Aspinall)

Ketiga ekor satwa primata itu sebelum dilepasliarkan telah melalui proses rehabilitasi selama dua tahun di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa di kaki Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Di Tubuh Orangutan Ini, Bersarang 73 Peluru

Sebelumnya BBKSDA Jabar dan Aspinall sampai akhir 2018 telah melepasliarkan 57 ekor primata jawa. Rinciannya sebanyak 33 ekor owa jawa, 12 ekor surili dan selusin lutung.

Beberapa primata yang dilepasliarkan tersebut masih dipantau tim. Dari hasil pengamatan, diketahui mereka berhasil hidup dan beradaptasi dengan habitatnya. Bahkan ada yang berhasil melahirkan keturunan yaitu dua ekor bayi owa jawa dan 3 ekor bayi surili.

Sebelum dilaksanakan pelepasliaran, tim bekerjasama dengan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi melakukan kajian, survei serta penelitian aspek ekologi, sosial di kawasan pelepas liaran. “Tujuannya untuk memastikan daerah tersebut layak untuk digunakan sebagai area pelepasliaran,” kata Sigit.

Pelepasliaran itu upaya penguatan populasi alami di kawasan yang populasi primatanya tidak besar. Di kawasan Cagar Alam Gunung Tilu yang seluas 8000 ha, jumlah populasi Owa jawa 40-45 individu.

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

35 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

39 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

40 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

41 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

51 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya