Urban Farming Bisa Jadi Solusi Perubahan Iklim Perkotaan

Sabtu, 13 April 2019 08:01 WIB

Urban farming bisa menjadi solusi perubahan iklim perkotaan. Kredit: Sigit Kusumawijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Co-Founder Indonesia Berkebun Sigit Kusumawijaya menjelaskan bahwa urban farming bisa menjadi solusi untuk permasalahan perubahan iklim. Menurut Sigit, dengan mengoptimalisasi lahan kecil di perkotaan, masyarakat bisa berkebun.

Baca: Urban Farming di Panti Sosial, Dinsos DKI Jakarta Gandeng Oke Oce

"Saya bersama rekan-rekan sempat dan masih aktif menginisiasi komunitas gerakan berkebun yang fokus ke urban farming. Kami mencoba mengoptimalisasi lahan kecil di Jakarta, pada 2011 kami ajak pihak swasta untuk meminjamkan lahannya dan mengajak masyarakat," ujar Sigit, dalam diskusi multi pihak soal isu perubahan iklim, di Manggala Wanabakti, Kamis, 11 April 2019.

Menurut World Vision, jumlah penduduk Jakarta lebih banyak dan ruang terbuka hijau (RTH) berkurang setiap tahun. Pada 1965, Jakarta masih memiliki RTH sampai 35 persen, tapi pada 2011 jumlah tersebut mengalami penurunan hingga 9,3 persen.

Hal tersebut menjadi masalah untuk manusia dan lingkungan, karena pemukiman di Jakarta sangat padat. Hal itu juga menjadi penyebab terjadinya kemacetan yang memunculkan polusi di Jakarta.

"Tidak jauh dari tempat kita beraktivitas sebetulnya kita masih punya lahan hijau yang masih alami dan belum banyak intervensi manusia," kata Sigit. "Tapi lahan yang tadi banyak mendapatkan tantangan, akhir lahan itu akhirnya dijual, di tengah sawah ada gedung. Ini tantangan kita secara global bahwa lahan pertanian akan semakin habis."

Advertising
Advertising

Sigit melanjutkan bahwa saat ini paradigma tentang berkebun itu mahal harus diubah. Karena, kata dia, berkebun itu tidak mahal, justru jika tidak disegerakan untuk berkebun maka akan lebih mahal biayanya, karena kondisi yang semakin parah.

"Konsepnya simpel, pertama ekologi atau memanfaatkan lahan yang ada, edukasi atau public awareness untuk anak-anak muda dan ekonomi yang tujuan akhirnya ketahanan pangan," tutur Sigit. "Kita bisa menjadikan lahan tidak produktif menjadi public space."

Sementara di Jepang ada urban park di mana di bagian atap terminal ferry menjadi ruang hijau dan bisa dijadikan tempat bermain anak-anak. RTH itu terbatas, Sigit berujar, biasanya di atas tanah, tapi kenapa tidak memakai di atas atap.

"Banyak sekarang yang menggunakan konsep rooftop garden, contohnya di Brooklyn Grange yang mengklaim bahwa mereka mempunyai rooftop garden terluas di dunia," kata Sigit.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal menjelaskan bahwa perubahan iklim itu adalah tantangan yang bisa disolusikan. Menurutnya, ketika masyarakat diedukasi, mereka juga bisa membantu solusinya.

"Tahun lalu kita mencoba melakukan roadshow untuk mengenalkan iklim dan nanti kita akan ada jambore iklim. Mungkin melalui itu bisa dijelaskan bagaimana dengan lahan yang minim tapi tetap hijau," ujar Herizal. "Sekarang BMKG tidak lagi melakukan mitigasi tapi lebih melakukan monitoring iklim."

Simak artikel lainnya tentang urban farming di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

4 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

16 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

16 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

16 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

21 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya