PLTA Batangtoru Dinilai Ancam Kehidupan Orangutan Tapanuli

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 2 Mei 2019 14:27 WIB

Seekor spesies orangutan, Pongo tapanuliensis bersama anaknya, di hutan Batang Toru, Sumatera Utara, 2 November 2017. James Askew/Sumatran Orangutan Conservation Programme via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) mengkhawatirkan orangutan terancam punah akibat dampak pembangunan bendungan PLTA Batangtoru, Tapanuli Selatan, yang bernilai Rp21 triliun.

PLTA Batangtoru Bantah Ancam Habitat Orangutan Tapanuli

Manager Harian Program Batang Toru Yayasan Ekosistem Lestari, Burhanuddin, melalui keterangan persnya yang diterima Rabu, 1 Mei 2019, menyebutkan bangunan PLTA Batang Toru yang dikerjakan PT North Sumatera Hydro Energi (NSHE) dapat mengancam ekosistem Batangtoru yang memiliki berbagai ragam hayati baik flora dan fauna.

Pembangunan PLTA Batangtoru berkapasitas 510 Mega Watt (MW) dengan pembukaan jalan pembangunan bendungan, menurut dia, dapat mengakibatkan koridor atau perlintasan spesies langka orang utan dari blok Barat ke blok Timur dan blok Selatan terputus.

Terputusnya koridor tersebut juga dikhawatirkan dapat mengancam populasi dan perkembangbiakan orangutan yang diperkirakan jumlahnya sekitar 800 individu ini.

Advertising
Advertising

Ancaman lain dari PLTA Batangtoru, lanjutnya, terkait gempa dan rusaknya ekosistem Batangtoru yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora dan fauna langka seperti raflesia, hutan, harimau Sumatera, tapir, rangkong bertanduk, dan lainnya.

"Bendungan PLTA berada dekat dengan daerah patahan tektonik dan apabila gempa dikhawatirkan kawasan sekitar terancam banjir yang berakibat fatal bagi kehidupan baik manusia maupun satwa liar di daerah tersebut," katanya.

YEL mengaku peduli terhadap lingkungan dan apa yang mereka perjuangkan tersebut bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tetapi semata untuk kepentingan semua pihak.

Dr Agus Djoko Ismanto, Senior Advisor LIngkungan PT NSHE kepada ANTARA, Rabu, menyatakan apa yang menjadi kekhawatiran pihak lembaga pemerhati lingkungan (YEL) terlalu berlebihan dan bahkan mengada-ada.

"Proyek strategis nasional PLTA Batangtoru yang mendorong energi baru terbarukan untuk mengurangi emisi karbon ini sudah melalui pengkajian yang matang dan ilmiah serta profesional," katanya.

Untuk menjaga keberagaman hayati termasuk orangutan, PLTA Batangtoru yang berlokasi di areal penggunaan lain (APL) ini kerap melakukan koordinasi dengan BBKSDA dan Balai Litbang LHK.

Sesuai laporan sintesa hasil penelitian Balai Litbang dan Kehutanan Aek Nauli, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian LHK blok Timur orangutan ada sekitar 120-150 individu, blok Barat 360-400 individu, dan blok Selatan 15-27 individu.

Mengantisipasi dampak terhadap satwa liar seperti orangutan, NSHE melakukan langkah-langkah mitigasi di antaranya membangun jembatan arboreal untuk memfasilitasi satwa arboreal melintas areal terbuka akibat proyek.

Menurut Agus Djoko Ismanto, PLTA Batangtoru ini irit lahan atau memakai 0,9 persen atau 67,7 hektare lahan dari seluas 566,3 hektare dibebaskan dari total 7.000 hektare izin lokasi, berada pada tebing curam yang membentuk cekungan tajam seperti huruf "V".

Proyek ini juga menerapkan sistem run off river hydropower sehingga menampung air dalam jumlah banyak, namun air akan tetap mengalir ke hilir selama 24 jam, sehingga aliran sungai tidak terganggu dengan adanya bendungan, karena air akan tetap dilepas terus menerus.

Didiek Djawardi, tenaga ahli NSHE untuk desain bendungan, kegempaan dan terowongan juga mengatakan PLTA Batang Toru dibangun tidak di atas sesar dan dibangun untuk tahan gempa dengan mengadopsi praktik terbaik dari ketentuan nasional dan internasional terbaru.

"PLTA Batangtoru memiliki kajian-kajian gempa yang dipersyaratkan termasuk geologi dan geofisika, termasuk seismic hazard assesment dan seismic hazard analysis," kata Didiek.

Berita lain tentang orangutan di Batangtoru dapat Anda ikuti di Tempo.co.

Berita terkait

Lestarikan Orangutan, UGM Jadi Tuan Rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli

27 Maret 2023

Lestarikan Orangutan, UGM Jadi Tuan Rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli

UGM menjadi tuan rumah Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli, spesies baru orangutan yang ditemukan pada 2017.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Kecam Pembubaran Paksa Diskusi tentang Orangutan Tapanuli

10 Maret 2023

Koalisi Masyarakat Kecam Pembubaran Paksa Diskusi tentang Orangutan Tapanuli

Koalisi Masyarakat Sipil Lingkungan Hidup bersama Organisasi Jurnalis Lingkungan SIEJ mengecam tindakan intimidasi berupa pembubaran paksa diskusi.

Baca Selengkapnya

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

19 Agustus 2020

Nanda Jadi Kado Hari Orangutan Sedunia di Taman Safari Prigen

Orangutan dimanapun berada dicemaskan terdampak pandemi Covid-19 pada manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

14 Juli 2020

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa.

Baca Selengkapnya

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

14 Juli 2020

Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

7 Juli 2020

BBKSDA Melepasliarkan Orangutan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Orangutan ini diselamatkan BBKSDA pada 18 Juni 2020 di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

1 Juli 2020

Suaka Margasatwa Lamandau Sambut Bayi Orangutan Pertama di 2020

Pancaran merupakan bayi orangutan pertama yang lahir di Suaka Margasatwa Lamandau pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

30 Mei 2020

Tidur di Hutan, Makannya di Kebun, Orangutan Dibius Dievakuasi

Orangutan itu diadukan setelah memanfaatkan kebun sebagai lokasi mencari sumber makanan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

30 Mei 2020

Anies Ajak Warga Wisata Virtual Bersama Orangutan di IG Ragunan

Anies Baswedan mengajak warga tonton orangutan secara live di Instagram Ragunan

Baca Selengkapnya

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

11 April 2020

COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar.

Baca Selengkapnya