Fosil Dinosaurus Bersayap Kelelawar Ditemukan Cina, Spesies Baru?

Jumat, 10 Mei 2019 08:50 WIB

Hasil rekaan seniman atas fosil dinosaurs bersayap mirip kelelawar (Ambopteryx longibrachium) berumur 163 juta tahun lalu . (Dok.Min Wang/Akademi Ilmu Pengetahuan Cina)

TEMPO.CO, Jakarta - Dinosaurus dengan sayap seperti kelelawar telah ditemukan di Cina pada 2017. Namun ilmuwan baru mengumumkan hasil penelitiannya belum lama ini. Fosil berumur 163 juta tahun itu ditemukan dalam kondisi kerangka lengkap oleh seorang petani di timur laut Cina.

Ini Bukti Hantaman Asteroid Pemunah Dinosaurus 65 Juta Tahun Lalu

Penelitian itu dipimpin oleh ahli paleontologi Akademi Ilmu Pengetahuan Cina Min Wang. Penemuan ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa dinosaurus seperti burung berevolusi. Studi ini dipublikasikan pada hari Rabu, 8 Mei 2019, di jurnal Nature, Inggris.

"Bagi saya, hal yang paling menarik adalah menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus mengembangkan struktur yang sangat berbeda dan mampu melakukan beberapa cara terbang," ujar Min Wang kepada Smithsonian Magazine, seperti dikutip laman usatoday, Kamis, 9 Mei 2019.

Ini adalah fosil dinosaurus dengan sayap mirip kelelawar kedua yang ditemukan. Fosil pertama ditemukan pada 2015 sekitar 50 mil jauhnya dari tempat kedua. Fosil pertama hidup sekitar 3 juta tahun lebih muda.

Fosil dinosaurs bersayap mirip kelelawar berumur 163 juta tahun lalu Ambopteryx longibrachium. (Dok.Min Wang/Akademi Ilmu Pengetahuan Cina)

Fosil kedua dinosaurus itu milik scansoriopterygids, sekelompok dinosaurus kecil yang hanya ditemukan di Cina. "Fosil (kedua) ini melahirkan kesepakatan di antara para ahli bahwa benar-benar ada dinosaurus bersayap kelelawar," kata Stephen Brusatte, ahli paleontologi di University of Edinburgh yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada Science Magazine.

Peneliti lain, Jingmai O'Connor, mengatakan dino itu kemungkinan menggunakan sayap untuk meluncur di sekitar hutan. "Binatang ini mungkin bisa memanjat di pepohonan - seperti tupai dinosaurus yang tampak menyeramkan - dan kemudian terbang dari satu tempat ke ke tempat lain," kata O'Connor.

Makhluk itu diberi nama Ambopteryx longibranchus, yang merupakan bahasa Latin untuk dua sayap dan lengan atas yang panjang. Ahli lain, Julia Clarke dari University of Texas di Austin , mengatakan bahwa ini adalah penemuan menarik, yang menegaskan bahwa banyak jenis dinosaurus terbang dan dengan cara yang sangat berbeda, seperti dilaporkan National Geographic .

Simak kabar terbaru tentang penemuan fosil jenis dinosaurus baru hanya di kanal Tekno Tempo.co

USATODAY | SMITHSONIAN MAGAZINE | SCIENCE MAGAZINE | NATIONAL GEOGRAPHIC


Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

5 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

21 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya