Ilmuwan Bikin Alat Bantu Dengar yang Dikendalikan Pikiran

Jumat, 17 Mei 2019 10:00 WIB

Alat bantu dengar. ANTARA/Lucky R.

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Universitas Columbia, Amerika Serikat, menciptakan alat bantu dengar yang dikendalikan pikiran. Alat tersebut memungkinkan pemakainya untuk fokus pada suara-suara tertentu dan dapat mengubah kemampuan mereka yang memiliki gangguan pendengaran untuk mengatasi lingkungan bising.

Baca juga: Olla Ramlan Pakai Alat Bantu Dengar, Ini Alasannya

"Area otak memproses suara sangat sensitif dan kuat. Itu dapat memperkuat satu suara di atas yang lain,” ujar pimpinan peneliti Nima Mesgarani, seperti dilansir laman Dailymail, Rabu, 15 Mei 2019.

Perangkat ini meniru kemampuan alami otak untuk memilih dan memperkuat satu suara terhadap latar belakang percakapan. Sampai sekarang, alat bantu dengar yang paling canggih sekalipun bekerja dengan meningkatkan semua suara sekaligus.

Para ilmuwan telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan masalah ini, yang dikenal sebagai efek pesta koktail. Alat bantu dengar yang dikendalikan otak memecahkan masalah menggunakan kombinasi kecerdasan buatan, dan sensor yang dirancang untuk memantau aktivitas otak pendengar.

"Secara teori, perangkat ini juga dapat digunakan seperti sepasang teropong audio untuk mendengarkan percakapan orang secara diam-diam," kata Mesgarani.

Alat bantu dengar ini mula-mula menggunakan algoritma untuk secara otomatis memisahkan suara dari banyak sumber suara. Kemudian membandingkan trek audio ini dengan aktivitas otak pendengar.

Penelitian sebelumnya oleh lab Mesgarani menemukan bahwa ada kemungkinan untuk mengidentifikasi orang mana yang diperhatikan seseorang. Karena aktivitas otak mereka melacak gelombang suara dari suara itu.

Perangkat membandingkan audio dari masing-masing speaker dengan gelombang otak yang memakai alat bantu dengar. Suara yang pola suaranya paling cocok dengan gelombang otak pendengar diperkuat di atas yang lain, memungkinkan mereka dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang itu.

Para ilmuwan mengembangkan versi sistem yang lebih awal pada 2017, meskipun menjanjikan, tapi masih memiliki keterbatasan utama yang harus dilatih terlebih dahulu untuk mengenali suara penutur. Yang terpenting, perangkat terbaru berfungsi untuk suara yang belum pernah didengar sebelumnya.

Untuk menguji perangkat, laboratorium merekrut pasien epilepsi yang sudah memiliki elektroda ditanamkan di otak mereka untuk memantau aktivitas kejang sebelum operasi otak yang direncanakan. Pasien memutar audio dari speaker yang berbeda secara bersamaan sementara gelombang otak dipantau melalui elektroda yang ditanamkan di otak.

Algoritma melacak perhatian pasien ketika mereka mendengarkan pembicara yang berbeda yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Ketika seorang pasien fokus pada satu suara, sistem secara otomatis memperkuat suara itu, dengan jeda hanya beberapa detik.

Ketika perhatian mereka bergeser ke pembicara yang berbeda, level volume berubah untuk mencerminkan perubahan itu. Versi alat bantu dengar saat ini, yang melibatkan implan langsung ke otak, tidak cocok untuk penggunaan umum.

Namun, tim percaya akan mungkin untuk membuat versi perangkat non-invasif dalam lima tahun ke depan, yang akan memonitor aktivitas otak menggunakan elektroda yang ditempatkan di dalam telinga, atau di bawah kulit kepala.

Langkah selanjutnya adalah menguji teknologi pada mereka dengan gangguan pendengaran. Satu pertanyaan adalah apakah akan mudah untuk mencocokkan aktivitas otak pada orang yang sebagian tuli dengan gelombang suara dari ucapan. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Menurut Jesal Vishnuram, manajer teknologi di lembaga amal Action on Hearing Loss, mengatakan alat bantu dengar konvensional tidak menyenangkan di lingkungan yang bising karena otak mereka tidak terlatih dalam menyaring suara dan hal ini kurang efektif.

"Salah satu alasan orang berjuang adalah karena sering menunggu lama sebelum mendapatkan alat bantu dengar dan pada saat itu otak lupa bagaimana menyaring suara dan fokus pada sumber suara," kata Vishnuram. "Ini adalah penelitian yang sangat menarik dan saya ingin melihat dampaknya."

Simak kabar terbaru tentang alat bantu dengar yang dikendalikan otak hanya di kanal Tekno Tempo.co

DAILYMAIL | SCIENCE ADVANCES | THEGUARDIAN

Berita terkait

Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

37 hari lalu

Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

Dokter THT menjelaskan alat bantu dengar yang digunakan pasien dengan gangguan pendengaran tidak bisa dipakai seumur hidup. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Isu Gibran Diduga Pakai Alat Bantu saat Debat Kembali Mencuat, Apa Kata TKN?

25 Januari 2024

Isu Gibran Diduga Pakai Alat Bantu saat Debat Kembali Mencuat, Apa Kata TKN?

Warganet menduga Gibran menggunakan alat bantu dengar saat debat cawapres. TKN Prabowo-Gibran bilang begini.

Baca Selengkapnya

Gibran Disebut Pakai Alat Bantu Dengar saat Debat Cawapres, TKN Jawab Begini

25 Januari 2024

Gibran Disebut Pakai Alat Bantu Dengar saat Debat Cawapres, TKN Jawab Begini

Ramai di media sosial X warganet menuding Gibran menggunakan alat bantu dengar saat debat cawapres.

Baca Selengkapnya

Jelang Hari Pendengaran Sedunia, Sayangnya Harga Alat Bantu Dengar Masih Mahal

1 Maret 2023

Jelang Hari Pendengaran Sedunia, Sayangnya Harga Alat Bantu Dengar Masih Mahal

PGPKT menyoroti harga alat bantu dengar bagi penyandang tunarungu di Indonesia yang masih relatif mahal sehingga sulit dijangkau kebanyakan orang.

Baca Selengkapnya

ITS-Unair Kembangkan Alat Audiometri Portable untuk Cek Gangguan Pendengaran

26 Agustus 2022

ITS-Unair Kembangkan Alat Audiometri Portable untuk Cek Gangguan Pendengaran

ITS dan Unair mengembangkan alat pemeriksaan pendengaran Audiometri yang portable dan sesuai dengan standar kesehatan.

Baca Selengkapnya

5 Tips Merawat Alat Bantu Dengar agar Tidak Mudah Rusak

9 Desember 2021

5 Tips Merawat Alat Bantu Dengar agar Tidak Mudah Rusak

Alat bantu dengar memiliki komponen yang sangat sensitif dan mahal. Sebab itu, penting untuk mengetahui cara merawatnya.

Baca Selengkapnya

Sebab Ada Difabel Tuli yang Bicara dan Tidak, Pahami Kondisinya

7 Desember 2021

Sebab Ada Difabel Tuli yang Bicara dan Tidak, Pahami Kondisinya

Pengetahuan tentang kondisi insan Tuli mengemuka setelah Menteri Sosial Tri Rismaharini memaksa anak Tuli untuk bicara.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Spesifikasi Alat Bantu Dengar untuk Difabel Tuna Rungu

7 Desember 2021

Jenis dan Spesifikasi Alat Bantu Dengar untuk Difabel Tuna Rungu

Sama halnya seperti kacamata sebagai alat bantu melihat, mereka yang tuna rungu juga membutuhkan alat bantu dengar. Berikut beberapa jenisnya.

Baca Selengkapnya

Sikap Komisi Nasional Disabilitas Soal Menteri Risma Paksa Anak Tuli Bicara

4 Desember 2021

Sikap Komisi Nasional Disabilitas Soal Menteri Risma Paksa Anak Tuli Bicara

Komisi Nasional Disabilitas menyatakan difabel -termasuk insan Tuli, berhak memilih jenis akomodasi sesuai kebutuhan mereka.

Baca Selengkapnya

Kronologis Menteri Sosial Risma Paksa Anak Tuli Bicara Lalu Menuai Kritik

3 Desember 2021

Kronologis Menteri Sosial Risma Paksa Anak Tuli Bicara Lalu Menuai Kritik

Menteri Sosial Tri Rismaharini mendapat kritik karena memaksa anak Tuli untuk bicara di depan umum.

Baca Selengkapnya