Hampir 25 Persen Es Antartika Barat dalam Bahaya Kehancuran

Rabu, 22 Mei 2019 09:48 WIB

Retakan besar di Gletser Thwaites, Antartika.[NASA Jet Propulsion Laboratory]

TEMPO.CO, Jakarta - Gletser dan lapisan es di Antartika telah menipis dan meleleh secara dramatis selama seperempat abad terakhir, menyisakan 24 persen dari es di bagian barat benua dalam bahaya runtuh, demikian dilaporkan laman Livescience, Selasa, 21 Mei 2019.

Baca juga: Waspada, Studi Baru: Es Greenland Mencair 6 Kali Lebih Cepat

Di beberapa tempat di Antartika, gletser menipis sekitar 122 meter. Kehilangan yang mengejutkan ini tidak ada hubungannya dengan fluktuasi cuaca. Para ilmuwan melaporkan dalam sebuah studi baru, hal itu berkembang selama beberapa dekade saat iklim Bumi memanas.

"Mengetahui berapa banyak salju yang turun telah benar-benar membantu kami mendeteksi perubahan mendasar dalam es gletser di dalam catatan satelit," kata peneliti Andy Shepherd, direktur Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub di Inggris.

Hilangnya es itu semakin cepat. Para peneliti menemukan bahwa dua gletser terbesar Antartika Barat - Thwaites dan Pine Island, mencair lima kali lebih cepat sekarang daripada di awal survei, pada 1992. Untuk menentukan perubahan es itu, ilmuwan memeriksa model iklim regional dan data satelit yang mencakup 25 tahun, mereka melaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, 16 Mei 2019.

Mereka membandingkan dengan data pengukuran ketinggian lapisan es di Antartika, direkam antara tahun 1992 dan 2017 oleh satelit Penginderaan Jauh Eropa (ERS) ERS-1 dan ERS-2, satelit pengamat Bumi Envisat dan satelit penelitian lingkungan CryoSat-2. Semua satelit dikerahkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA).

"Kita dapat melihat dengan jelas sekarang bahwa gelombang penipisan telah menyebar dengan cepat di beberapa gletser Antartika yang paling rentan," kata Shepherd. "Dan mencairnya es ini menaikkan permukaan laut."

Dengan menggunakan pengukuran ini, para peneliti menghitung volume massa es Antartika secara terpisah dari selimut salju yang menumpuk dan surut dalam siklus musiman, menentukan volume hujan salju melalui simulasi komputer. Para ilmuwan menemukan bahwa area signifikan dari lapisan es di Antartika menunjukkan tanda-tanda penurunan parah, atau ketidakseimbangan dinamis.

Ketidakseimbangan dinamis ini tersebar luas di Antartika Barat, lebih dari 160.000 mil persegi (415.000 kilometer persegi) es, dan massa yang hilang tidak diisi kembali oleh salju.

Di Semenanjung Antartika, lonjakan daratan yang membentang ke utara dari Antartika Barat, es yang diperkirakan 17.900 km persegi juga sangat tidak stabil. Seperti sekitar 57.000 km persegi es di Antartika Timur.

Sejak 1992, pencairan es di Antartika saja telah menyebabkan kenaikan permukaan laut sekitar 5 milimeter. Itu mungkin kedengarannya tidak banyak, tapi dengan laju pencairan es yang semakin cepat dan dengan Antartika memegang cadangan air beku dan terkurung daratan terbesar di Bumi, prospek kenaikan permukaan laut yang jauh lebih besar sedang terjadi.

LIVESCIENCE | GEOPHYSICAL RESEARCH LETTER

Berita terkait

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

49 hari lalu

Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

Gerry Utama dari Indonesia ikut ekspedisi ke kutub selatan untuk menjelajahi Antartika.

Baca Selengkapnya

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

57 hari lalu

Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika

Baca Selengkapnya

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

14 Februari 2024

Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

Penumpang kapal pesiar ini sudah membayar mahal, sampai Rp203 juta per orang untuk ikut ke Antartika.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

22 Januari 2024

Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

Ilmuwan meneliti penyebab berkurangnya lapisan es di Antartika. Bisa membantu pemerintah merencanakan cara merespons kenaikan air laut.

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

9 Januari 2024

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Mikroplastik di Antartika dikaji pada kotoran penguin dan air.

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Jauh ke Eropa 8 Destinasi di India ini Juga Bisa Melihat Hujan Salju

10 Desember 2023

Tak Perlu Jauh ke Eropa 8 Destinasi di India ini Juga Bisa Melihat Hujan Salju

Jika ingin menyaksikan hujan salju di India, berikut ini beberapa tempat terbaiknya

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

9 Desember 2023

5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

Mengapa tak ada nyamuk di Islandia? Berikut beberapa fakta unik tentang negara Pulau Es ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

27 Oktober 2023

Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

Lanskap kuno yang terbentuk oleh sungai terungkap jauh di bawah es Antartika.

Baca Selengkapnya

Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

6 Oktober 2023

Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

Peneliti Prancis menemukan tinggi gunung Mont Blanc menyusut lebih dari dua meter dalam dua tahun.

Baca Selengkapnya

Gletser Mencair, Himalaya Banjir Bandang hingga Sebabkan 14 Tewas

5 Oktober 2023

Gletser Mencair, Himalaya Banjir Bandang hingga Sebabkan 14 Tewas

Tentara India menjadi korban banjir bandang akibat mencairnya gletser di Pegunungan Himalaya.

Baca Selengkapnya