Ilmuwan Klaim Pecahkan Misteri Munculnya Air di Bumi

Sabtu, 1 Juni 2019 03:15 WIB

Ilustrasi pusat Bumi. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta -Air menutupi lebih dari 70 persen permukaan Bumi, tapi dari mana air pemberi kehidupan itu berasal masih menjadi misteri. Namun, sebuah teori baru menyatakan bahwa tabrakan kosmik yang menciptakan Bulan lebih dari 4 miliar tahun yang lalu membawa air ke Bumi.

Baca: Pakar: Kita Bisa Geser Orbit Bumi seperti The Wandering Earth

Laman NBC News, Kamis, 30 Mei 2019, menyatakan bahwa penelitian baru menunjukkan bahwa Bumi mendapatkan airnya lebih dari 4 miliar tahun yang lalu, ketika benda langit seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi untuk membentuk Bulan.

Selama beberapa juta tahun pertama keberadaannya, tata surya terpecah antara wilayah bagian dalam kering dan bagian luar basah di luar sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter. Wilayah terluar berisi asteroid yang mengandung air dengan berbagai ukuran, tapi tarikan gravitasi Jupiter yang kuat menjauhkan bebatuan antariksa itu dari dekat Bumi dan planet lain di tata surya bagian dalam.

Para ilmuwan tahu bahwa satu atau lebih dari asteroid yang membawa air itu pasti datang pada suatu titik, tapi mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana atau kapan itu terjadi. Untuk memecahkan misterinya, para peneliti di Jerman mencari jejak-jejak unsur logam molibdenum di tujuh batu terestrial dan 39 sampel meteorit.

Advertising
Advertising

"Dengan memeriksa mineral untuk varian kimia yang berbeda, atau isotop, dari molibdenum, para ilmuwan memiliki tanda untuk membedakan bahan dari tata surya bagian dalam dan luar," kata Christoph Burkhardt, ahli geokimia di University of Munster dan salah satu penulis dari studi baru, yang diterbitkan pada 20 Mei 2019 di jurnal Nature Astronomy.

Dengan meneliti tanda ini menunjukkan bahwa beberapa molibdenum Bumi berasal dari tata surya luar. Menggunakan model komputer untuk mensimulasikan berbagai skenario, Burkhardt dan rekannya mampu mempersempit waktu kapan materi dari tata surya luar dikirim ke Bumi.

Mereka menemukan bahwa waktunya kemungkinan bertepatan dengan penghancuran kosmik yang menciptakan Bulan. Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang tersisa ketika benda seukuran Mars, yang dikenal Theia, menabrak Bumi sekitar 4,4 miliar tahun lalu.

"Ketika kita melihat semua kemungkinan yang berbeda, Bumi pasti telah memperoleh bahan tata surya luar ini relatif terlambat dalam pembentukannya," kata Burkhardt. "Dan penabrak raksasa yang menciptakan Bulan memiliki tanda (bahan kaya air) ini dari tata surya luar."

Namun, tidak semua orang yakin bahwa Theia berasal dari tata surya luar atau bahwa tabrakannya dengan Bumi menjelaskan asal mula air di planet ini. Stephen Mojzsis, ahli geologi Universitas Colorado yang tidak terlibat dengan penelitian, memuji Burkhardt dan rekan-rekannya atas karya analitik yang indah, tapi dia menyatakan skeptis tentang kesimpulan.

"Sangat sulit untuk memindahkan objek yang besar dari tata surya luar ke tata surya bagian dalam," tutur Mojzsis. "Untuk benda seukuran Theia, kamu harus sangat mengganggu orbit, semacam dorongan sehingga gravitasi mengambil alih dan kamu melaju ke arah matahari. Dan tidak jelas bagaimana itu akan terjadi."

Penelitian Mojzsis sendiri menunjukkan bahwa Theia berasal jauh lebih dekat, di tata surya bagian dalam. Menurut Mojzsis, Theia memiliki komposisi yang tidak berbeda dengan komposisi Bumi.

Satu teori yang sebelumnya terkenal menyatakan bahwa air Bumi berasal dari komet, tapi Mojzsis mengatakan bahwa telah dikesampingkan karena tanda kimia dari komet yang paling dikenal - terutama bentuk hidrogen yang dikandungnya - tidak cocok dengan apa yang ditemukan di lautan Bumi.

Steven Desch, seorang profesor astrofisika di Arizona State University yang tidak terlibat dengan studi baru, mengatakan ada kemungkinan bahwa Bumi memiliki air jauh sebelum dampak pembentukan Bulan. Kemungkinan dalam bentuk tanah liat yang melepaskan air ketika dipanaskan oleh tabrakan. "Pada saat dampak dengan Theia," kata Desch, "Bumi mungkin memiliki hampir semua air yang akan dimilikinya."

NBCNEWS | NATURE ASTRONOMY

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

5 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

8 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

9 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

12 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

26 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

27 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

30 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

36 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

37 hari lalu

Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menetapkan tiga tersangka dalam kasus BBM Pertalite bercampur air di SPBU 34.17106.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

39 hari lalu

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.

Baca Selengkapnya