Kasus Huawei, Presiden Putin Kecam AS

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 9 Juni 2019 11:23 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dan presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan jabatan tangan Eksekutif Huawei Guo Ping dan CEO MTS, operator telepon seluler Rusia, Alexei Kornya.

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Amerika Serikat memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam karena diduga terkait spionase Cina, mendapat kritik tajam dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin mengatakan kritiknya itu saat menjamu Presiden CIna Xi Jinping di Moskow, Jumat, 7 Juni 2019.

Baca juga: Dilarang di AS, Huawei Digandeng Rusia Bangun Jaringan 5G

Dalam beberapa pernyataan tentang masalah ini, Putin menuduh Washington menunjukkan "egoisme ekonomi yang tak terkendali". Dia merujuk upaya AS untuk menggagalkan pipa gas Rusia ke Eropa dan kampanye AS untuk membujuk negara-negara agar melarang Huawei.

Pernyataan Putin di sebuah forum ekonomi di St Petersburg bersama dengan Xi, berada di tengah perang dagang antara Cina dan AS, dan buruknya hubungan Moskow dengan Barat.

"Negara-negara yang sebelumnya mempromosikan perdagangan bebas dengan persaingan jujur dan terbuka telah mulai berbicara dalam bahasa perang perdagangan dan sanksi, tentang perampokan ekonomi terbuka dengan menggunakan taktik memutarbalikkan dan menakut-nakuti, untuk menghilangkan pesaing menggunakan apa yang disebut metode non-pasar," kata Putin .

"Lihat misalnya pada situasi terkait Huawei yang tidak hanya mereka coba desak keluar, tetapi untuk didorong keluar begitu saja dari pasar global. Ini sudah merupakan perang teknologi pertama dari era digital."

Dunia berisiko tergelincir ke era ketika "aturan internasional umum akan ditukar dengan aturan dan mekanisme hukum ... yang sayangnya merupakan cara Amerika Serikat, menyebarkan yurisdiksinya ke seluruh dunia," kata Putin.

"Itu adalah jalan menuju konflik tanpa akhir, perang perdagangan dan mungkin bukan hanya masalah perdagangan. Ini adalah jalan menuju pertempuran tanpa aturan yang mengadu domba setiap orang."

Putin juga mengeluh tentang dolar AS, menyebutnya sebagai alat tekan yang perannya dalam sistem keuangan harus dipertimbangkan kembali.

Presiden Cina, Xi, memberikan sambutan dengan nada yang lebih tenang. Ia menyerukan kekuatan dunia untuk melindungi sistem perdagangan multilateral global. Berbicara melalui seorang penerjemah, dia mengatakan,m "sulit membayangkan jeda total" perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina.

"Kami tidak tertarik dengan ini, dan mitra Amerika kami tidak tertarik dengan ini. Presiden Trump adalah teman saya dan saya yakin dia juga tidak menyukai ini," kata Xi.

Rusia telah lama mengeluh tentang sanksi Barat yang dijatuhkan kepada negaranya atas sejumlah sengketa termasuk aksi Moskow di Ukraina. Moskow menyebut pembatasan itu sebagai upaya untuk menahan laju pertumbuhan Rusia.

Berita lain terkait Huawei dan dukungan Putin bisa Anda simak di Tempo.co.

Berita terkait

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

36 hari lalu

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

Vladimir Putin memastikan Rusia tidak punya rencana apapun pada negara anggota NATO dan tidak akan menyerang.

Baca Selengkapnya

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

39 hari lalu

24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?

Baca Selengkapnya

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

40 hari lalu

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

40 hari lalu

Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

143 orang tewas dalam serangan teror di Balai Kota Crocus Moskow, Rusia. Berikut kronologi teror tersebut.

Baca Selengkapnya

Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

44 hari lalu

Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

Komentar pemimpin di Eropa dan AS ini sangat kontras dengan pesan-pesan ucapan selamat yang mengalir dari Asia dan Amerika Latin ke Vladimir Putin.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Menang Mutlak dalam Pilpres Rusia, Arah Kebijakannya?

44 hari lalu

Vladimir Putin Menang Mutlak dalam Pilpres Rusia, Arah Kebijakannya?

Hasil raihan Vladimir Putin menunjukkan dia akan menjadi Presiden Rusia enam tahun mendatang, yang membuatnya menjadi pemimpin terlama Rusia

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Raup 87 Persen Suara, Prabowo Butuh 58 Persen Suara untuk Menang Pemilu

45 hari lalu

Vladimir Putin Raup 87 Persen Suara, Prabowo Butuh 58 Persen Suara untuk Menang Pemilu

Vladimir Putin kembali jadi Presiden Rusia setelah meraup 87 persen suara. Sementara, Prabowo memimpin di rekapitulasi nasional KPU dengan 58 persen.

Baca Selengkapnya

Presiden Aljazair Ucapkan Selamat ke Presiden Vladimir Putin

46 hari lalu

Presiden Aljazair Ucapkan Selamat ke Presiden Vladimir Putin

Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menyampaikan ucapan selamat pada Vladimir Putin atas kemenangannya dalam pemilu Rusia

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Mahasiswa Asing di India Diserang dan Putin Menang di Pemilu Rusia

46 hari lalu

Top 3 Dunia; Mahasiswa Asing di India Diserang dan Putin Menang di Pemilu Rusia

Top 3 dunia, diurutan pertama berita tentang mahasiswa asing di India yang diserang saat salat tarawih.

Baca Selengkapnya

Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

46 hari lalu

Putin Menang Pemilu Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia Sindir Negara-negara Barat

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Barat telah berkontribusi membuat Vladimir Putin menang dalam pemilu Rusia dengan menjadikan Rusia musuh NATO

Baca Selengkapnya