Studi: Es Greenland Bisa Habis Karena Perubahan Iklim

Selasa, 25 Juni 2019 16:58 WIB

Warga melihat bongkahan es raksasa yang bergerak melewati perairan Ferryland Newfoundland, Kanada, 16 April 2017. Perairan yang disebut Iceberg Alley ini menjadi tempat perlintasan pecahan gletser di Greenland pada setiap awal musim panas. REUTERS/Jody Martin

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang diterbitkan di Science Advances baru-baru ini membagikan beberapa data mengejutkan tentang lapisan es Greenland dan tingkat pencairannya karena perubahan iklim, sebagaimana dilaporkan laman news3lv, Ahad, 23 Juni 2019.

Baca: Waspada, Studi Baru: Es Greenland Mencair 6 Kali Lebih Cepat

Menurut lembaga antariksa Amerika Serikat atau NASA, penelitian itu menunjukkan bahwa dalam 200 tahun ke depan laju leleh dapat berkontribusi 19 hingga 63 inci untuk kenaikan permukaan laut global.

Angka tersebut kira-kira 80 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yang menyatakan bahwa es Greenland dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hanya 35 inci.

Para ilmuwan memproyeksikan bahwa Greenland akan sangat mungkin menjadi bebas es dalam satu milenium tanpa pengurangan substansial dalam emisi gas rumah kaca. Jika ini terjadi, permukaan laut bisa naik di seluruh dunia sekitar 23 kaki atau 7 meter.

Advertising
Advertising

"Jika kita melanjutkan aktivitas seperti biasa, Greenland akan mencair. Apa yang kita lakukan saat ini dalam hal emisi, dalam waktu dekat akan memiliki dampak jangka panjang yang besar pada lapisan es Greenland, dan dengan perluasan, jika meleleh, ke permukaan laut dan masyarakat manusia," kata pimpinan penelitian Andy Aschwanden, profesor peneliti di Institut Geofisika Universitas Fairbanks Alaska.

Tim peneliti sampai pada kesimpulan dengan membuat studi pemodelan dengan data dari kampanye Operation IceBridgeNASA. Mereka menjalankan model lapisan es 500 kali hingga tahun 3000 untuk masing-masing dari tiga skenario iklim.

Setiap skenario didasarkan pada variabel tanah, es, laut dan atmosfer, yang bergantung pada jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer pada tahun-tahun mendatang.

Sir Robert Watson, mantan ilmuwan iklim NASA dan Inggris, mengatakan kepada Associated Press pada November 2018 bahwa ketika para ilmuwan melewatkan tanda secara historis pada prediksi tentang iklim, mereka hampir selalu meremehkan masalah.

Simak artikel lainnya tentang Greenland dan perubahan iklim di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCE ADVANCES | NEWS3LV | ASSOCIADE PRESS

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

10 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

10 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

15 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

21 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

25 hari lalu

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

28 hari lalu

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

29 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

30 hari lalu

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.

Baca Selengkapnya