Mahasiswa UB Ciptakan Pelacak Korban Gempa

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 28 Juni 2019 17:35 WIB

Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang, menunjukkan hasil inovasi mereka berupa alat pelacak posisi korban gempa yang tertimbun reruntuhan, Deoterions, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, (28/6/2019). (FOTO ANTARA/Vicki Febrianto).

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, tengah mengembangkan alat pendeteksi atau pelacak posisi korban gempa bumi yang berada di bawah reruntuhan.

Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Muhammad Rikza Maulana mengatakan, ide awal untuk mengembangkan alat pendeteksi posisi korban gempa dalam reruntuhan tersebut berawal dari salah satu rekan mereka yang selamat dari bencana gempa Padang, 2009.

"Ini berawal dari teman kami yang selamat dari bencana gempa Padang. Proses penemuan korban memakan waktu cukup lama karena harus mendatangkan alat dari luar negeri," kata Rikza, di Malang, Jumat, 28 Juni 2019.

Rikza bersama dua rekannya yakni Satrio Wiradinata Riady Boer dan Adin Okta Triqadafi, mengembangkan sebuah alat dengan bentuk menyerupai kartu tanda pengenal yang diberi nama Detector of Interconnected Position Points (Deoterions).

Dalam pembuatan prototipe Deoterions tersebut, kata dia, biaya yang harus dikeluarkan untuk satu buah alat pelacak korban gempa yang tertimbun reruntuhan itu kurang lebih sebesar Rp100 ribu per unitnya.

Deoterions, katanya, ditujukan untuk mempermudah proses pencarian korban oleh regu penolong atau masyarakat, selama korban membawa alat tersebut. Korban yang tertimbun reruntuhan, pada saat bergerak atau menggerak-gerakkan alat tersebut, akan memberikan data pada alat penerima melalui gelombang radio.

Penerimaan data tersebut, katanya, bisa dilihat melalui telepon pintar atau komputer setelah mengunduh aplikasi Deoterions, yang nantinya tersedia pada platform telepon pintar. Penggunaan aplikasi tersebut bertujuan untuk memudahkan pencarian korban oleh siapapun.

"Karena berkejaran dengan waktu, jadi masyarakat juga bisa menggunakan aplikasi itu, dan langsung mencari korban secara gotong-royong," katanya.

Ia menjelaskan alat pendeteksi posisi korban gempa dalam reruntuhan tersebut, memiliki radius kerja 112 meter dan mendeteksi gerakan hingga sedalam lima meter, selama masih ada rongga untuk mengirimkan gelombang radio.

Selain itu, kata dia, alat tersebut dirancang untuk terintegrasi antara satu dengan lainnya, sehingga bisa memperluas jangkauan pencarian korban. Dalam rencana ke depan, alat tersebut diharapkan bisa menembus reruntuhan yang lebih padat, seperti bencana tanah longsor.

Inovasi yang dilakukan oleh tiga mahasiswa tersebut, sudah diajukan ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pihak Kemenristekdikti menyetujui inovasi tersebut dan memberikan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Alat tersebut, kata Muhammad Rikza Maulana, diharapkan bisa diuji coba oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Malang, yang nantinya akan memberikan masukan kepada para mahasiswa untuk menyempurnakan inovasi tersebut.

Indonesia terletak di zona seismik Asia Tenggara, dan memiliki potensi untuk dihantam bencana gempa bumi. Beberapa peristiwa gempa bumi di Indonesia dan menelan korban jiwa antara lain adalah gempa dan tsunami Aceh 2004 dengan korban 168.000 jiwa, Yogyakarta 2006 dengan korban 6.234 jiwa, dan gempa Padang 2009 menelan 1.115 korban jiwa, dan gempa di Palu 2018 dengan korban 2.113 orang.

Berita terkait

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

2 jam lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

4 jam lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

6 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

8 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

9 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

10 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

20 jam lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

22 jam lalu

Imbauan BNPB untuk Warga Terdampak Gempa Garut

Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 pada sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memberi imbauan kepada warga yang terdampak gempa tersebut.

Baca Selengkapnya

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

23 jam lalu

Dampak Gempa Garut, Ratusan Rumah Rusak dan Puluhan KK Terdampak

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, 27 April 2024 sekitar jam 23.29 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus memantau dampak gempa di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya