LightSail-2 Menjelajah Ruang Angkasa dengan Energi Surya

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 25 Juli 2019 06:29 WIB

Pesawat ruang angkasa LightSail 2 diluncurkan pada 25 Juni 2019. (Planetary Society)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat ruang angkasa eksperimental LightSail-2, yang dikembangkan oleh kelompok advokasi ruang angkasa The Planetary Society, berhasil melanjutkan penjelajahannya setelah diluncurkan pada 25 Juni 2019.

Pesawat eksperimental ini pada Selasa, 23 Juli 2019, bisa membentangkan layarnya dan mulai memanfaatkan sinar matahari sebagai tenaga pendorong untuk berlayar di ruang angkasa.

"Mesin LightSail-2 telah bekerja sesuai dengan rencana. Sekarang kami akan memastikan tindakan tersebut berhasil dengan mengunduh gambar citra," ucap Bill Nye, CEO dari Planetary Society.

Kapal ruang angkasa ini diluncurkan menggunakan peluncur Falcon milik SpaceX bersama dengan produk uji coba NASA dan Angkatan Udara AS.

Misi dari LightSail-2 dilaksanakan untuk menggapai mimpi Carl Sagan selaku pendiri Planetary Society, dalam memelopori penelitian dan penjelajahan menuju Matahari. Butuh waktu 10 tahun bagi Planetary Society untuk merealisasikan pengujian ini.

Advertising
Advertising

LightSail-2 memiliki bentuk persegi empat sebesar ring tinju, dengan ukuran tebal 4,5 mikrometer (lebih tipis dari rambut manusia), dan luas permukaan 32 meter persegi. Permukaan kapal yang dilapisi Mylar berfungsi memantulkan gelombang elektromagnetik foton dari Matahari untuk kecepatan mesin.

Pesawat ini memanfaatkan energi matahari sebagai daya penggerak mesin untuk mengurangi penggunaan bahan bakar. Teknologi surya dapat menjadi alternatif pembuatan satelit dengan biaya rendah. Namun, ke depannya teknologi laser dianggap cocok untuk menambah kecepatan penjelajahan antar bintang.

"Anda tidak akan pernah kehabisan bahan bakar. Hal ini ideal untuk beberapa misi,” kata Bill Nye.

Ketika foton dari matahari mengenai layar, mereka bangkit kembali dan memberikan sejumlah kecil energi, yang mendorong pesawat ke depan. Dorongan itu lemah, tetapi momentum seiring waktu akan meningkat, memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk berakselerasi.

Pendahulu pesawat ruang angkasa itu, LightSail 1, membuka layarnya pada tahun 2015 tetapi tidak melakukan manuver terkontrol sebelum jatuh ke atmosfer Bumi dan terbakar. LightSail 2 diluncurkan ke orbit yang lebih tinggi, sehingga akan mengalami lebih sedikit gesekan dari atmosfer dan terbang di sekitar planet ini hingga satu tahun sebelum jatuh.

Hingga kini uji coba penjelajahan luar angkasa menggunakan tenaga matahari masih terbilang minim. Melalui kesuksesan LightSail-2, diharapkan pesawat luar angkasa kecil lainnya dapat menjelajahi Tata Surya yang lebih luas di masa depan.

Sebelum LightSail-2, penjelajahan serupa pernah dilakukan oleh Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA) melalui IKAROS pada tahun 2010.

TECH CRUNCH | THE VERGE | NEWSCIENTIST | DAILY MAIL | SPACE | CAECILIA EERSTA

Berita terkait

Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

4 hari lalu

Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

Harga Starlink per bulannya dimulai dari Rp750.000. Biaya ini belum termasuk dengan perangkat keras. Berikut rincian biaya paket lainnya.

Baca Selengkapnya

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

6 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

16 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

17 Maret 2024

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

SpaceX menggambarkan Starshield sebagai jaringan satelit aman yang berfokus pada pemerintah

Baca Selengkapnya

Google Dikabarkan Akan Pasang Fitur Dukungan Komunikasi Satelit di Android 15

10 Maret 2024

Google Dikabarkan Akan Pasang Fitur Dukungan Komunikasi Satelit di Android 15

Google disebut bakal bekerja sama dengan SpaceX dan Garmin Response untuk fitur komunikasi satelit di Android 15 nanti.

Baca Selengkapnya

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity Diretas, Namanya Berubah Jadi SpaceX

4 Maret 2024

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity Diretas, Namanya Berubah Jadi SpaceX

Kanal YouTube IVE, Monsta X, dan Cravity mendadak berubah namanya menjadi SpaceX. Starship Entertainment mengatakan sedang dalam proses pemulihan.

Baca Selengkapnya

Ancang-ancang Starlink ke Indonesia, ICT: Wajib Ikut Aturan Main Lokal

27 Februari 2024

Ancang-ancang Starlink ke Indonesia, ICT: Wajib Ikut Aturan Main Lokal

Jalan masuk internet satelit, Starlink, ke pasar Indonesia masih terjal. Tantangannya beragam, mulai dari perizinan hingga ketatnya persaingan pasar.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Sukses Elon Musk Kalahkan Roket Cina dan Luncurkan Satelit Indonesia

22 Februari 2024

Cerita di Balik Sukses Elon Musk Kalahkan Roket Cina dan Luncurkan Satelit Indonesia

Sebuah roket Cina yang meledak dan menghancurkan satelit Nusantara-2, menjadi celah masuknya Elon Musk ke Indonesia. Belum ada kabar tentang Tesla.

Baca Selengkapnya

SpaceX Luncurkan Satelit Merah Putih 2 dengan Roket Falcon 9

21 Februari 2024

SpaceX Luncurkan Satelit Merah Putih 2 dengan Roket Falcon 9

Satelit Merah Putih 2 diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dan akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur.

Baca Selengkapnya

Astronot Pertama Turki Terbang ke Luar Angkasa, Naik SpaceX Elon Musk

19 Januari 2024

Astronot Pertama Turki Terbang ke Luar Angkasa, Naik SpaceX Elon Musk

Awak astronot pertama dari Turki diluncurkan dalam penerbangan ke stasiun luar angkasa.

Baca Selengkapnya