Joshua, Pohon Purba dari Masa 2,5 Juta Tahun Lalu Terancam Punah

Kamis, 25 Juli 2019 08:39 WIB

Pohon Joshua di Taman Nasional Pohon Joshua, California, AS. Pohon purba dari masa 2,5 juta tahun lalu itu, terancam punah karena pemanasan global. (Dok.NPS / Jesmira Bonoan)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian memeriksa data lebih dari 4.000 pohon untuk memprediksi bagaimana pemanasan global berpengaruh terhadap kepunahan Pohon Joshua. Spesies ini sudah ada sejak zaman Pleistosen, sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, dan setiap pohon dapat hidup hingga 300 tahun.

Studi ini melihat dampak pemanasan global terhadap pohon di Taman Nasional Joshua Tree California yang menunjukkan tanpa tindakan dramatis mengurangi perubahan iklim, pohon ikonik itu tidak akan bertahan jauh melewati abad ini, demikian dikutip laman Earthsky, Rabu, 24 Juli 2019.

Peneliti menemukan bahwa Pohon Joshua telah bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi dari taman dengan cuaca lebih sejuk dan banyak kelembaban di tanah. Di daerah yang lebih panas dan kering, pohon dewasa tidak menghasilkan banyak tanaman yang lebih muda, dan yang mereka hasilkan tidak bertahan.

Pohon Joshua hidup lebih lama dari mamut dan harimau bertaring tajam. Salah satu cara pohon dewasa bertahan begitu lama adalah dengan menyimpan cadangan air yang besar untuk mengatasi kekeringan.

Namun pohon-pohon dan bibit yang lebih muda tidak mampu menyimpan cadangan dengan cara ini. Dan kekeringan yang paling baru, 376 minggu di California meninggalkan tanah di beberapa tempat tanpa air yang cukup untuk mendukung tanaman muda.

Menurut studi itu, ketika iklim berubah, kekeringan dalam waktu lama cenderung terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi, sehingga mempersulit Joshua. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Ekosfer itu, juga menemukan ancaman lain di kawasan lebih sejuk dan basah, adalah kebakaran. Ini merupakan ancaman terbesar selain perubahan iklim.

Kurang dari 10 persen Pohon Joshua selamat dari kebakaran hutan, kata para peneliti. Studi baru ini menunjukkan beberapa hasil yang mungkin. Dalam skenario kasus terbaik, upaya besar untuk mengurangi gas penangkap panas di atmosfer akan menghemat 19 persen habitat pohon setelah tahun 2070.

Dalam kasus terburuk, tanpa pengurangan emisi karbon, taman hanya akan mempertahankan 0,02 persen dari habitat Pohon Joshua. Intinya, studi baru ini memprediksi masa depan suram untuk pohon-pohon di Taman Nasional Joshua Tree, California.

EARTHSKY | EKOSFER

Berita terkait

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

4 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

14 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

19 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

37 hari lalu

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

43 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

43 hari lalu

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.

Baca Selengkapnya

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

44 hari lalu

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

2 Februari 2024

Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

Cuaca ekstrem harus dilihat dalam perspektif perubahan iklim global.

Baca Selengkapnya