Gajah Jadikan Hutan Menyerap Karbon Senilai Rp 600 Triliun

Jumat, 26 Juli 2019 09:10 WIB

Dua ekor gajah saling membantu satu sama lain, saat melumuri tubuh mereka. Seluruh tubuh gajah itu, kini berwarna putih. Felix Reinders berhasil menangkap momen tersebut, pria asal Afrika Selatan itu menambahkan para gajah itu berusaha mendinginkan tubuh mereka, dengan lumpur putih akibat jumlah air yang menipis. Nambia, 1 Maret 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Nature Geoscience, ahli biologi Universitas Saint Louis menemukan bahwa populasi gajah di hutan Afrika, mendorong pertumbuhan tanaman keras sehingga bisa menyerap karbon dari atmosfer lebih banyak.

Kesimpulan ini diambil karena kawanan gajah hanya makan tanaman berbatang lunak yang cepat tumbuh.

"Lihatlah, ketika melihat jumlah gajah di hutan dan kita melihat komposisi hutan dari waktu ke waktu, kita menemukan bahwa proporsi pohon dengan kayu kepadatan tinggi lebih tinggi di hutan dengan gajah," kata Stephen Blake, asisten profesor biologi di Saint Louis University, dikutip Phsy, baru-baru ini.

Sebagai salah satu megaherbivora terakhir, gajah membentuk lingkungan dengan berperan sebagai penyebar benih dan buldoser hutan. Hal itu dilakukan ketika mereka memakan lebih dari seratus spesies buah, menginjak-injak semak-semak, merobohkan pohon dan membuka lahan.

Dampak ekologisnya juga mempengaruhi populasi pohon dan tingkat karbon di hutan, ldengan implikasi signifikan terhadap kebijakan iklim dan konservasi. Blake menghabiskan 17 tahun di Afrika Tengah untuk melakukan, antara lain, penelitian terapan dan konservasi gajah.

"Simulasi menemukan bahwa spesies tanaman yang tumbuh lambat bertahan lebih baik ketika gajah ada," tutur Blake. "Spesies ini tidak dimakan oleh gajah dan, seiring waktu, hutan menjadi didominasi oleh spesies yang tumbuh lambat ini."

Gajah lebih suka makan tanaman yang tumbuh cepat. Mereka menyebabkan tingkat kerusakan dan kematian yang tinggi untuk spesies itu dibandingkan dengan spesies yang tumbuh lambat dengan kepadatan kayu yang tinggi.

Peneliti mensimulasikan kerusakan yang diakibatkan gajah melalui penjelajahan di hutan dan berasumsi menelusuri spesies tanaman tertentu dengan laju yang berbeda. Gajah lebih suka spesies yang tumbuh cepat di ruang yang lebih terbuka.

Saat mencari makan dan menjelajah, gajah menyebabkan kerusakan tanaman dan semak. Model ini menghitung laju makan dan kerusakan dengan tingkat kematian gajah untuk melihat pengaruhnya terhadap tanaman kayu tertentu.

"Saat gajah menipiskan hutan, mereka meningkatkan jumlah spesies yang lambat, sehingga hutan mampu menyerap lebih banyak karbon," ujarnya.

Temuan menunjukkan konsekuensi ekologis luas. Hilangnya gajah akan secara serius mengurangi kemampuan hutan yang tersisa untuk menyerap karbon.

Pohon dan tanaman menggunakan karbon dioksida selama fotosintesis, mengeluarkannya dari atmosfer. Karena alasan ini, tanaman sangat membantu dalam memerangi pemanasan global dan berfungsi untuk menyimpan emisi karbon.

Tanpa gajah, lebih sedikit karbon dioksida akan diserap dari atmosfer. Dalam istilah moneter, gajah bisa menjadikan hutan sebagai penyerap emisi karbon senilai US$ 43 miliar atau setara dengan Rp 602 triliun.

Blake menyayangkan tindakan manusia yang menyebabkan gajah menghadapi kepunahan karena diburu atau habitatnya dirusak demi alih fungsi lahan.
PHYS | NATURE GEOSCIENCE


Berita terkait

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

4 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

22 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

24 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

26 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

54 hari lalu

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.

Baca Selengkapnya

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

18 Maret 2024

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya

Baca Selengkapnya

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

17 Maret 2024

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus kematian seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Januari lalu

Baca Selengkapnya

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

23 Februari 2024

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

PT Pertamina (Persero) proaktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission 2060. lewat gerakan penanaman 100.000 bibit pohon

Baca Selengkapnya

Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

22 Februari 2024

Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system).

Baca Selengkapnya