Tenggelam Selama 5 Abad, Kondisi Kapal Ini Nyaris Sempurna

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Jumat, 26 Juli 2019 14:04 WIB

Peneliti menemukan sebuah kapal karam berusia 500 tahun pada dasar laut Baltik. Kredit: Deep Sea Productions/MMT/Solent

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti menemukan sebuah kapal karam berusia 500 tahun pada dasar laut Baltik. Meski berada di dasar laut selama 5 abad, kondisi kapal terlihat nyaris sempurna. Kapal ini masih memiliki tiang kapal, meriam dan tali-menali kapal yang masih utuh, sebagaimana dilaporkan Daily Mail baru-baru ini.

Para peneliti percaya minimnya oksigen pada perairan dingin telah mencegah perusakan yang dilakukan oleh hewan laut. Bahkan di dek masih tersedia sekoci yang digunakan untuk mengangkut anak buah kapal pergi ke bibir pantai.

“Kami menemukan kapal ini ketika melakukan survei untuk pemasangan pipa Nord Stream 2,” ucap ahli arkeolog kelautan, Dr Rodrigo Pacheco-Ruiz.

Penemuan kapal ini berlokasi 24 mil dari bibir pantai Swedia, ketika peneliti sedang mengukur kedalaman laut Baltik dengan perangkat sonar. Sebagai penelitian lanjutan, mereka menggunakan kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (ROV) dari Strill Explorer.

Teknologi robot bawah air digunakan untuk mengambil survei fotogrametri kapal dengan detail 3D bersolusi tinggi untuk dipelajari secara mendalam. Saat ditemukan, kapal kecil ini memiliki tinggi mencapai 16-18 meter.

Advertising
Advertising

Diperkirakan benda ini merupakan buatan orang Swedia atau Denmark yang diproduski pada zaman Renaissance, antara tahun 1490 hingga 1540. Desain khas Eropa Utara pada kapal memberi sedikit petunjuk bagi para peneliti.

Menurut Dr Rodrigo Pacheco-Ruiz kapal ini jauh lebih tua jika dibandingkan dengan temuan kapal bersejarah lainnya. Termasuk kapal perang Mars yang telah diledakkan dalam Pertempuran Pertama Oland pada tahun 1564 dan kapal milik Raja Henry VII, Mary Rose pada tahun 1510.

“Kami menamakannya okant skepp atau kapal yang tidak diketahui karena pada masa itu, kapal tidak memiliki nama. Jika pun ada, namanya pun tidak akan unik,” ujar Dr Rodrigo.

Kerusakan yang terjadi pada kapal terjadi bukan karena serangan, melainkan akibat korosi pada logam. Air asin menyebabkan kayu terlepas dari partikel logam kapal. Sedangkan mengenai awak kapal, peneliti masih belum dapat memastikan keberadaan mereka. Mereka masih menunggu hasil temuan lanjutan.

“Bisa saja kapal ini ditinggalkan karena awak kapal terserang penyakit dan meninggal, sehingga kapal terus mengapung di atas perairan. Kami ingin melakukan penelitian terhadap beberapa elemen kapal karam seperti kayu untuk mengetahui waktu peristiwa ini terjadi. Kemudian kami meneliti penyebab misteri keberadaan awak kapal,” ujar Dr Rodrigo.

DAILY MAIL | SCIENCE ALERT | INDEPENDENT | THE SUN | CAECILIA EERSTA

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

4 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

4 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

7 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

8 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

9 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

12 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

16 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

Kemenhub tambah perjalanan kapal untuk antisipasi lonjakan arus balik Lebaran untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

16 hari lalu

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.

Baca Selengkapnya