BPBD Keluarkan 8 Langkah Menghadapi Potensi Bencana di Jakarta
Reporter
Antara
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 31 Juli 2019 11:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan 8 langkah untuk menghadapi ancaman bencana bagi warga yang tinggal di Jakarta.
Berdasarkan rilis BPBD yang diterbitkan Rabu, 31 Juli 2019, langkah pertama adalah apabila warga menghadapi ancaman banjir. BPBD DKI mengimbau warga untuk mengambil langkah pencegahan dengan menjaga kelestarian lingkungan, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan dan rajin membersihkan saluran drainase.
Warga juga diimbau untuk tidak tinggal di daerah rawan banjir seperti bantaran sungai. Selain itu warga juga perlu mewaspadai terjadinya banjir dengan terus memantau tinggi muka air di setiap pintu air utama di Jakarta serta peringatan dini yang disampaikan melalui Website BPBD, yaitu bpbd.jakarta.go.id.
Langkah kedua adalah upaya yang harus dilakukan saat menghadapi ancaman gempa bumi. BPBD minta warga selalu bersiap siaga dengan tidak meletakkan barang-barang berat di bagian atas rumah.
Sebelum membangun rumah, warga diimbau untuk mempertimbangkan bangunan yang tahan gempa dan melakukan pemeriksaan berkala mengenai kekuatan dan kualitas bangunan.
Langkah ketiga adalah jika menghadapi ancaman tanah longsor yang biasa terjadi di lereng sempadan sungai di Jakarta. Warga diimbau untuk tidak mendirikan bangunan di sempadan sungai atau di lereng yang curam. Warga juga perlu memperhatikan peringatan dini potensi pergerakan tanah melalui Website BPBD.
Langkah keempat adalah upaya menghadapi ancaman kebakaran. BPBD mengimbau warga untuk menggunakan listrik secara bijak serta menggunakan alat-alat Standar Nasional Indonesia (SNI), selain juga harus berhati-hati saat menyalakan api, baik untuk memasak maupun penerangan. Hindarkan juga peralatan yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak.
Jika terdapat ancaman gerakan massal yang bersifat merusak tatanan sosial dan tata tertib sosial yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antarsuku, agama dan ras (SARA), BPBD DKI mengimbau warga untuk mencegah ancaman konflik sosial tersebut dengan selalu berpegang teguh pada persatuan Indonesia yang tercermin dalam slogan Bhineka Tunggal Ika dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ancaman keenam berupa epidemi dan wabah penyakit serta virus yang banyak disebabkan oleh tidak terjaganya kebersihan diri dan lingkungan serta interaksi dengan penderita penyakit. BPBD mengimbau warga mencegah ancaman ini dengan selalu menjaga kebersihan dan mengonsultasikan kepada tenaga medis yang berpengalaman jika memiliki gejala penyakit.
Bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi atau industri dapat dicegah dengan terus menerapkan standar keselamatan saat menggunakan teknologi, selain mengadakan evaluasi berkala terhadap kondisi bangunan serta memperhatikan peringatan dini pada sarana dan prasarana yang tersedia.
Terakhir, BPBD juga menyarankan langkah pencegahan terhadap ancaman bencana cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh anomali cuaca, seperti angin puting beliung, pohon tumbang, sambaran petir dan lain-lain dengan memangkas pohon yang telah rapuh dan terlalu lebat yang berisiko tumbang dan mewaspadai jika curah hujan mulai meninggi.
Warga Jakarta juga diimbau untuk mencari tahu ciri-ciri terjadinya angin puting beliung dan selalu memperhatikan peringatan dini yang dikirimkan oleh pemerintah serta menghindari laut saat cuaca buruk.
Berita lain tentang langkah pencegahan bencana, bisa Anda simak di Tempo.co.