Kelelawar Gunakan Daun untuk Temukan Mangsa dalam Gelap

Minggu, 4 Agustus 2019 09:25 WIB

Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Eksperimen baru di Smithsonian Tropical Research Institute (STRI) menunjukkan kelelawar dapat menggunakan indera keenamnya dengan memanfaatkan daun untuk menemukan mangsa. Temuan baru ini, diterbitkan dalam Current Biology, yang memiliki implikasi menarik bagi evolusi interaksi predator-mangsa.

"Selama bertahun-tahun, dianggap sebagai ketidakmungkinan bagi kelelawar untuk menemukan mangsa yang diam dan tak bergerak di atas daun dengan ekolokasi semata," ujar Inga Geipel, Rekan Postdoctoral Tupper di STRI, seperti dikutip laman Phys, Kamis, 1 Agustus 2019.

Tim Geipel menemukan bagaimana kelelawar mencapai hal yang mustahil. Dengan menggabungkan bukti dari eksperimen yang menggunakan perangkat biosonar untuk membuat dan mengukur sinyal buatan, dan bukti pengamatan video kecepatan tinggi kelelawar saat mendekati mangsa, pentingnya sudut pendekatan terungkap.

Menurut Geipel, kelelawar memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki manusia. Mereka, kata Geipel, membanjiri suatu daerah dengan gelombang suara dan kemudian menggunakan informasi dari gema yang kembali untuk menavigasi.

"Daun memantulkan sinyal gema, menutupi gema yang lebih lemah dari serangga yang sedang beristirahat. Jadi di dedaunan lebat hutan tropis, gema dari daun dapat bertindak sebagai mekanisme penyelubungan alami bagi serangga, yang dikenal sebagai kamuflase akustik," kata Geipel.

Advertising
Advertising

Untuk memahami bagaimana kelelawar mengatasi kamuflase akustik dan merebut mangsanya, para peneliti mengarahkan gelombang suara pada daun dengan dan tanpa serangga lebih dari 500 posisi untuk membuat representasi gema tiga dimensi yang lengkap. Di setiap posisi, mereka menghitung intensitas gema untuk lima frekuensi suara berbeda yang mewakili frekuensi panggilan kelelawar.

"Saya menemukan bahwa jika suara berasal dari sudut miring lebih dari 30 derajat, suara dipantulkan dari sumber dan daun bertindak seperti cermin, seperti danau yang mencerminkan hutan di sekitarnya saat senja atau fajar," tutur Geipel. "Sudut pendekatan membuat serangga yang beristirahat terdeteksi."

Berdasarkan percobaan ini, Geipel dan rekannya memperkirakan bahwa kelelawar harus mendekati serangga yang sedang beristirahat pada daun dari sudut antara 42 dan 78 derajat. Sudut tersebut optimal untuk membedakan apakah daun memiliki serangga di atasnya atau tidak.

Selanjutnya, Geipel merekam kelelawar di stasiun penelitian Barro Colorado Island di STRI di Panama ketika mereka mendekati serangga yang diposisikan di atas daun buatan. Dengan menggunakan rekaman dari dua kamera kecepatan tinggi, Geipel merekonstruksi jalur penerbangan tiga dimensi kelelawar saat mereka mendekati mangsanya dan menentukan posisi mereka.

Dia menemukan bahwa, seperti yang diperkirakan, hampir 80 persen dari sudut pendekatan berada dalam kisaran sudut yang memungkinkan kelelawar untuk membedakan serangga dari daun.

"Studi kelelawar ini mengubah pemahaman kita tentang potensi penggunaan ekolokasi," kata Geipel. "Ini memiliki implikasi penting untuk studi interaksi predator-mangsa dan untuk bidang ekologi sensorik dan evolusi."

PHYS | CURRENT BIOLOGY

Berita terkait

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

7 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Temukan Virus Nipah pada Kelelawar Jenis ini

11 Oktober 2023

Peneliti BRIN Temukan Virus Nipah pada Kelelawar Jenis ini

Virus nipah berasal dari keluarga Paramyxoviridae. Penyakitnya tergolong sebagai zoonosis yang dapat menular ke hewan lain dan manusia.

Baca Selengkapnya

Upaya Pencegahan Infeksi Virus Nipah oleh Pemerintah

1 Oktober 2023

Upaya Pencegahan Infeksi Virus Nipah oleh Pemerintah

Ragam upaya pencegahan dilakukan pemerintah agar tak terjadi penularan virus Nipah di Tanah Air. Berikut yang dilakukan dan imbauan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dua Orang Meninggal Dunia dan Lebih dari 700 Dites untuk Virus Nipah di India

14 September 2023

Dua Orang Meninggal Dunia dan Lebih dari 700 Dites untuk Virus Nipah di India

Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada 1999 ketika terjadi wabah penyakit di kalangan peternak babi di Malaysia dan Singapura.

Baca Selengkapnya

4 Hewan yang Berperan sebagai Indikator Lingkungan Bersih

29 Juli 2023

4 Hewan yang Berperan sebagai Indikator Lingkungan Bersih

Berikut sederet hewan yang mampu mendeteksi perubahan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kasus Gigitan Hewan Naik, Jakarta Tetap Bebas Rabies

2 Juli 2023

Kasus Gigitan Hewan Naik, Jakarta Tetap Bebas Rabies

Dinkes DKI mencatat kenaikan kasus gigitan hewan penular rabies pada Juni 2023

Baca Selengkapnya

Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

24 Maret 2023

Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

Debat asal usul Covid-19 bertambah panjang lagi. WHO minta CDC Cina kirim ulang data.

Baca Selengkapnya

Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

22 Maret 2023

Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

Berdasarkan data awal Covid-19 yang diunggah peneliti China, muncul teori baru bahwa virus corona kemungkinan disebarkan rakun di pasar hewan Wuhan.

Baca Selengkapnya

Inilah Penyebab dan Gejala Wabah Virus Marburg

22 Februari 2023

Inilah Penyebab dan Gejala Wabah Virus Marburg

Infeksi manusia dengan penyakit virus Marburg awalnya diakibatkan oleh kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.

Baca Selengkapnya

Gua Matu di Pesisir Barat, Lokasi Wisata Religi dan Berburu Pupuk Guano

24 Januari 2023

Gua Matu di Pesisir Barat, Lokasi Wisata Religi dan Berburu Pupuk Guano

Gua Matu pertama kali ditemukan pada zaman Penjajahan Inggris oleh nenek moyang dari masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya