Hindari Es, Manusia Purba Etiopia Lari ke Pegunungan

Senin, 12 Agustus 2019 09:22 WIB

Pegunungan Bale Ethiopia, tempat manusia purba di Zaman Pleistosen, 45 ribu tahun lalu.(science.sciencemag.org)

TEMPO.CO, Jakarta- Ilmuwan menemukan bukti pertama keberadaan manusia purba yang tinggal di Pegunungan Bale Ethiopia. Mereka menemukan artefak batu, pecahan tanah liat, dan manik-manik kaca yang berasal dari Zaman Pleistosen Tengah sekitar 45.000 tahun yang lalu.

Laman Dailymail, akhir pekan lalu, melaporkan bahwa meskipun kondisinya sangat keras, manusia purba ini membuat pemukiman sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut. Mereka memiliki cukup air dan dapat memburu tikus mol raksasa asli untuk mendapatkan makanan.

Namun, di tempat itu kadar oksigennya rendah dan cuaca ekstrem, dengan hujan lebat dan suhu yang sangat fluktuatif. Dalam studi baru yang dipublikasikan jurnal Science, tim yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg (MLU) menggambarkan berbagai tanda pemukiman manusia di sebuah singkapan berbatu di dekat Fincha Habera di Pegunungan Bale.

Bukti menunjukkan manusia purba menghuni situs setidaknya dua kali, dengan yang terbaru sekitar 10.000 tahun lalu, mendekati akhir Zaman Es terakhir. Sudah lama dipikirkan bahwa kondisi yang tidak ramah akan mencegah manusia untuk menetap di lokasi ini. Tapi, penelitian baru menunjukkan bahwa ini tidak terjadi.

(A) Gambar alat batu obsidian: alat batu satu sisi (1 dan 3), alat batu diupam di dua sisi (2), scraper (4), alat diupam (5), alat batu diupam sebagian (6) ). (B) tulang hyena (C) Foto fragmen kulit telur burung unta. (D) Foto mamalia pemakan rumut. (E) Foto mandibula kiri dari tikus-tikus raksasa. (Skala: 1 cm) . (science.sciencemag.org)

Selain artefak, tim juga mengidentifikasi biomarker di tanah yang mendukung skenario di mana situs tersebut ditempati. Meskipun kehidupan di sana mungkin tidak mudah, pilihan lain juga tidak ideal, menurut peneliti, lembah-lembah yang lebih rendah akan menjadi terlalu kering untuk bertahan hidup.

Di dataran tinggi bebas es di Pegunungan Bale, di sisi lain, orang-orang memiliki akses ke air minum dari lelehan gletser terdekat, dan dapat memburu tikus pengerat raksasa yang tinggal di wilayah tersebut. Para pendatang ini juga memiliki akses ke batu obsidian vulkanik untuk membuat alat.

"Karena itu pemukiman tidak hanya layak huni, tapi juga praktis," kata profesor MLU Bruno Glaser, seorang ahli biogeokimia tanah.

Berdasarkan analisis tanah, tim mengatakan gelombang kedua pemukim menghuni daerah ini mulai sekitar 10.000 tahun sebelum Era Bersama. "Untuk pertama kalinya, lapisan tanah yang berasal dari periode ini juga mengandung kotoran hewan yang merumput," ujar Glaser.

Menurut para peneliti, temuan ini merupakan bukti kemampuan beradaptasi manusia purba dalam menghadapi perubahan iklim. Bahkan sekarang, mereka mencatat, beberapa kelompok orang telah dapat hidup di pegunungan Ethiopia meskipun tingkat oksigennya rendah.

DAILY MAIL | SCIENCE JOURNAL


Berita terkait

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.

Baca Selengkapnya

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.

Baca Selengkapnya

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.

Baca Selengkapnya

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?

Baca Selengkapnya

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

19 Oktober 2021

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

Dari riset fosil, bisa untuk mencari indikasi lingkungan purba daerah Waduk Saguling, apakah dulu berupa hutan atau padang rumput.

Baca Selengkapnya

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

26 Juni 2021

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

Fosil tengkorak besar yang ditemukan di Cina berpotensi menawarkan gambaran pertama wajah manusia purba Denisovan yang masih misterius.

Baca Selengkapnya