TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti memutuskan mengevakuasi temuan
fosil gajah dari Pulau Sirtwo Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Alasannya, kekhawatiran fosil bakal tenggelam dan sewaktu-waktu terbawa air waduk.
"Sekarang fosil disimpan di rumah warga," kata anggota tim penelitinya, Sukiato Khurniawan, paleontolog dari Universitas Indonesia, Senin 18 Oktober 2021.
Menurutnya, tim peneliti yang melakukan ekskavasi fosil tersebut berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sementara yang memindahkannya dari lapangan di sebuah daratan di tengah waduk, bak pulau kecil, adalah tim peneliti dari
Museum Geologi Bandung.
Jumlah peneliti yang terlibat kini semakin banyak. Kepala Museum Geologi Iwan Kurniawan mengatakan kalau museum mengerahkan lima ahli geologi dan ahli fosil termasuk Sukiato.
Anggota tim dari ITB, Mika Rizki Puspaningrum, menjelaskan fosil gajah yang ditemukan merupakan kaki depan. Posisinya saat ditemukan berada di lokasi yang sudah terbuka dan fosil mengalami kerusakan. Tim kemudian melindungi fosil dengan cara membungkusnya dengan gips untuk kemudian dapat diangkat dan diteliti lebih lanjut.
“Selain paleontologi, tim juga akan mengembangkan penelitian pada aspek geologi secara menyeluruh, meliputi kajian stratigrafi, umur dan lingkungan purba,” kata Mika di laman ITB, Senin 18 Oktober 2021.
Sebelumnya diberitakan, tim melakukan survei ke Pulau Sirtwo yang selama ini dikelola sebagai bagian dari tempat rekreasi di Waduk Saguling. Fosil kaki gajah dianggap yang paling istimewa di antara temuan fosil lain di pulau yang sama, namun posisinya paling dekat dengan muka air waduk yakni hanya satu meter.
Belum bisa diketahui atau diduga umur fosil temuan itu. Tim masih berusaha mencari pecahan seperti arang untuk dianalisis penanggalannya atau carbon dating. “Kami belum dapatkan itu,” ujar Sukiato.
Fosil kaki gajah temuan di Pulau Sirtwo Waduk Saguling. (Dok.Tim Paleontologi) Adapun arti penting temuan fosil ini, menurutnya, karena belum banyak temuan jejak makhluk purba di wilayah barat Jawa Barat. Dari riset fosil, bisa untuk mencari indikasi lingkungan purba daerah Waduk Saguling, iklimnya, apakah lingkungannya dulu berupa hutan atau padang rumput.
Selain itu, tim juga berharap bisa menemukan fosil manusia purba atau bekas kegiatannya, juga interaksinya dengan hewan-hewan selama hidup di lingkungan yang kini menjadi Waduk Saguling.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.