Studi: Akibat Perubahan Iklim Kadal Terancam Punah Lebih Cepat

Senin, 19 Agustus 2019 20:13 WIB

Kadal kebun (Eutropis multifasciata). (youtube.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru mengungkap bahwa kadal yang berkembang biak dengan beranak, lebih terancam kepunahan akibat perubahan iklim. Studi yang melibatkan Nottingham Trent University dan University of Lincoln, menunjukkan bahwa kadal menghadapi risiko tinggi kepunahan dalam 60 tahun ke depan, didorong terutama oleh kenaikan suhu.

Peneliti menyelidiki bagaimana strategi reproduksi kadal modern yang beranak (vivipar) atau bertelur (ovipar) di masa lalu dapat mempengaruhi peluang untuk bertahan hidup dalam perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

"Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia memaksa dunia modern untuk menghadapi salah satu periode kepunahan spesies berskala global paling parah sejak kehidupan dimulai," ujar seorang ahli biosains di Nottingham Trent University Daniel Pincheira-Donoso, dikutip Phys, baru-baru ini.

Sebagai bagian dari penelitian, tim berpendapat bahwa mereka telah mengkonfirmasi teori 'cul-de-sac' yang muncul, dan menunjukkan bahwa kadal yang hidup di iklim dingin, seperti dataran tinggi, paling terancam kepunahan.

Pincheira-Donoso mengembangkan teori tersebut, dan menyarankan bahwa setelah kolonisasi lingkungan yang keras itu, para induk kadal mempertahankan telur dalam tubuh mereka untuk bertindak sebagai inkubator. Dan itu memberikan embrio dengan kondisi suhu dan oksigen yang stabil.

"Hasil kami menyoroti tingkat krisis kepunahan yang sedang dihadapi oleh keanekaragaman hayati modern. Pada 2080, lebih dari setengah dari tanah dingin saat ini di daerah yang kami selidiki di Amerika Selatan akan menjadi hangat, menyebabkan kepunahan spesies penghuni saat ini," kata Pincheira-Donoso.

Diperkirakan, seiring waktu, retensi sel telur berevolusi menjadi persalinan. Reproduksi dengan cara melahirkan tidak terlalu efektif di lingkungan yang panas, dan begitu reptil berkembang dengan cara ini, mereka tetap terperangkap di daerah dingin.

Ketika pemanasan iklim dengan cepat berkembang ke arah ketinggian dan garis lintang yang lebih tinggi, iklim dingin yang cocok di mana spesies bersalin hidup akan didorong menuju puncak gunung. Hingga ujung-ujung benua sampai kadal kehabisan ruang dan akhirnya musnah.

"Risiko kepunahan diketahui meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim yang cepat dan sifat spesies yang sensitif terhadap lingkungan yang gagal beradaptasi dengan perubahan itu," tutur Pincheira-Donoso.

Studi mengamati tiga kelompok kadal yang beragam dari Amerika Selatan: satu yang hanya memiliki spesies vivipar, satu dengan hanya spesies yang ovipar, dan satu yang telah mengembangkan kedua bentuk reproduksi.

Untuk menyelidiki apakah perubahan iklim yang sedang berlangsung menyebabkan kepunahan seperti diprediksi oleh teori. Para peneliti menggunakan pemodelan komputasi perubahan iklim saat ini, dikombinasikan dengan data nyata tentang kondisi di mana kadal hidup.

"Pekerjaan ini memberi kita peluang untuk mengidentifikasi area spesifik yang membutuhkan perlindungan lebih mendesak, seperti ketinggian gunung di mana risiko kepunahan akan terkonsentrasi," ujar Pincheira-Donoso. "Fenomena ini akan berlaku untuk reptil lain, seperti ular, di mana saja di dunia."

Tim juga menemukan bahwa spesies yang hidup di dataran rendah akan berpindah ke puncak gunung dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari pada spesies yang bertelur.

Berita lain tentang perubahan iklim, bisa Anda simak di Tempo.co.


PHYS | SCIENTIFIC REPORTS


Advertising
Advertising

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

9 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

9 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

14 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

20 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

23 hari lalu

Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.

Baca Selengkapnya

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

27 hari lalu

Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco

Baca Selengkapnya

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

32 hari lalu

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

39 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya