Chandrayaan-2 Masuk Orbit Lunar, India Jadi Negara ke-4 di Bulan?
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 20 Agustus 2019 16:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat ruang angkasa Chandrayaan-2 India memasuki orbit bulan pada hari Selasa, 20 Agustus 2019. Pesawat ini berhasil melakukan salah satu manuver paling sulit dalam misi bersejarahnya ke Bulan.
Setelah empat minggu di ruang angkasa, pesawat tanpa awak itu menyelesaikan Penyisipan Orbit Lunar sesuai rencana, Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Penyisipan "selesai dengan sukses hari ini pada 0902 IST (0332 GMT) seperti yang direncanakan, menggunakan sistem propulsi onboard. Durasi manuver adalah 1738 detik," kata ISRO.
India berupaya menjadi negara keempat setelah Rusia, Amerika Serikat dan Cina yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan.
Jika sisa misi berjalan sesuai rencana, pesawat India ini akan mendarat di Kutub Selatan Bulan pada 7 September 2019.
Untuk memasuki orbit terakhir di atas kutub Bulan, Chandrayaan 2 akan menjalani empat manuver serupa, dengan jadwal berikutnya Rabu besok.
Kepala ISRO K. Sivan mengatakan manuver itu merupakan tonggak sejarah penting bagi misi tersebut, dan menambahkan ia berharap untuk pendaratan yang sempurna bulan depan.
"Pada 7 September, pesawat akan mendarat di Bulan. Apa pun yang secara manusiawi mungkin, telah dilakukan oleh kami," kata Sivan kepada wartawan.
Penyisipan Selasa adalah salah satu operasi tersulit dalam misi itu karena satelit yang mendekati Bulan dengan kecepatan terlalu tinggi akan memantul dan tersesat di ruang angkasa.
Dan jika ia mendekat dengan kecepatan lambat, gravitasi Bulan akan menariknya, menyebabkan pesawat menabrak Bulan.
"Kecepatan harus tepat dan ketinggian di atas Bulan tepat. Bahkan kesalahan kecil akan membunuh misi," kata Sivan. "Detak jantung kami meningkat ... selama 30 menit, jantung kami hampir berhenti."
Chandrayaan 2, atau Moon Chariot 2, diluncurkan dari pelabuhan antariksa India di Sriharikota di negara bagian Andhra Pradesh selatan pada 22 Juli 2019.
Pesawat ruang angkasa yang digunakan dalam misi tersebut terdiri dari pengorbit, pendarat dan penjelajah yang hampir seluruhnya dirancang dan dibuat di India. Pengorbit memiliki umur misi satu tahun dan akan mengambil gambar permukaan bulan.
ISRO mengatakan misi itu akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal-usul dan evolusi Bulan dengan melakukan studi topografi terperinci, analisis mineral, dan sejumlah percobaan lainnya.
Anggaran sekitar Rp 2 triliun dihabiskan untuk persiapan misi penyelidikan — harga yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan operasi serupa oleh negara lain.
Pesawat diluncurkan dengan roket paling kuat di India, Geosynchronous Satellite Launch Vehicle (GSLV) MkIII.
Peluncuran berhasil dalam upaya kedua, seminggu setelah dibatalkan hanya satu jam dari jadwal karena kesalahan teknis. Misi bulan pertama India pada 2008 — Chandrayaan-1 — tidak mendarat di Bulan, tetapi melakukan pencarian air menggunakan radar.
Pendaratan di Bulan akan menjadi lompatan besar dalam program luar angkasa India, dengan Perdana Menteri Narendra Modi bertekad untuk meluncurkan misi berawak ke luar angkasa pada tahun 2022.
India juga memiliki ambisi untuk mendaratkan penyelidikan di Mars. Pada 2014, India menjadi negara keempat yang menempatkan satelit ke orbit di sekitar Planet Merah.
Berita lain terkait Candrayaan-2 dan pendaratan di Bulan, bisa Anda simak di Tempo.co.