Pakar FKUI: Lolos Uji Praklinik, Penelitian Bajakah ke Uji Klinik

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 21 Agustus 2019 11:43 WIB

Dua orang siswa asal SMAN 2 Palangkaraya, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, berhasil menemukan obat kanker dari tumbuhan kayu bajakah tunggal asal Kalimantan Tengah. Kredit: Tempo/Karana WW

TEMPO.CO, Jakarta - Akademisi dan praktisi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr. Ari Fahrial Syam mengatakan penemuan tanaman Bajakah sebagai obat kanker oleh siswa SMA di Palangka Raya harus ditindaklanjuti dengan penelitian lebih jauh untuk memastikan kandungan dan khasiat secara klinis.

"Penemuan ini harus ditindaklanjuti, FKUI punya pengalaman yang cukup banyak dalam meneliti herbal dan melihat dampak kesehatan pada manusia," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019.

Prof. Ari yang merupakan Dekan FKUI itu, menyebutkan penelitian mengenai tanaman Bajakah masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengetahui komponen apa dari getah Bajakah yang berefek positif pada sel kanker.

Dia mengatakan penelitian siswa SMAN 2 Palangka Raya yang menguji kandungan Bajakah di laboratorium dan menguji cobanya pada hewan mencit atau tikus putih merupakan praklinik, baru awal dari banyak tahapan penelitian yang harus dilakukan.

Ia mengungkapkan saat ini salah satu tim Human Cancer FKUI yang dipimpin oleh Prof Dr. rer. physiol. dr. Septelia Innawati PhD baru saja mendapat tiga paten seputar terapi kanker payudara.

Advertising
Advertising

Salah satunya paten kerja senyawa bahan alam Andrografolida yang awalnya bersumber dari daun sambiloto. Andrografolida tersebut dapat meningkatkan apoptosis sel punca kanker payudara melalui penekanan protein survivin (studi in silico dan in vitro).

Saat ini mahasiswa S3 Biomedik FKUI akan melakukan uji in vivo dengan Andrografolida. Proses untuk patennya itu membutuhkan waktu empat tahun.

"Saya tentu berharap terus dilakukan penelitian untuk melihat kandungan apa yang ada pada getah Bajakah ini, dilakukan isolasi dan setelah ditemukan komponen aktifnya dilakukan penelitian in vitro di tingkat sel. Dan jika terbukti efektif, lanjut ke penelitian in vivo dengan animal," kata dia.

Ari mengemukakan setelah penelitian getah Bajakah lolos pada uji praklinik, bisa berlanjut ke uji klinik. Uji Klinik sendiri akan melakukan empat tahap dimulai dari orang normal sampai dampak obat ini setelah sampai di pasar.

"Butuh waktu, kalau kita fokus dan memang menghasilkan sesuatu tentu ini akan membawa manfaat untuk penemunya dan bermanfaat untuk orang banyak," kata dia.

Prof Ari mengapresiasi temuan siswa SMAN 2 Palangka Raya yang mendapatkan medali emas pada kompetisi internasional World Invention Creativity Olympic (WICO) di Korea atas penelitian tanaman Bajakah yang terbukti menghilangkan sel kanker pada hewan percobaan.

"Saya sebagai akademisi dan peneliti mengapresiasi penemuan siswa ini. Tentu ini membawa kebanggaan tersendiri buat kita semua," kata dia.

ANTARA

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

2 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

3 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

5 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

6 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

7 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya