Danau Tengkorak Himalaya Kubur Tengkorak Orang Eropa Ribuan Tahun

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 25 Agustus 2019 05:45 WIB

Danau Roopkund di dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak. Kredit: Atish Waghwase

TEMPO.CO, Jakarta - Danau Roopkund pada dataran tinggi Himalaya bagian India dikenal sebagai Danau Tengkorak, tempat menyimpan ratusan kerangka manusia dari ribuan tahun lalu. Hingga sekarang para peneliti dunia masih berupaya mencari tahu apa yang menyebabkan beberapa orang Asia Tenggara bahkan Yunani meninggal di tempat misterius ini.

Beberapa peneliti awalnya menduga jika kematian massal terjadi karena sambaran petir yang kuat, tetapi tidak ada bukti spesifik yang mampu menjawab alasan tersebut.

“Kami menemukan bahwa sejarah Danau Roopkund lebih kompleks daripada yang pernah kami perkirakan,” ucap David Reich ahli genetika Harvard Medical School, sebagaimana dikutip Science Alert Rabu, 21 Agustus 2019.

Serangkaian tes DNA pun dilakukan pada kerangka agar peneliti dapat mempelajari lebih lanjut asal muasal kehadiran ratusan manusia di Danau Roopkund.

Menurut data penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal Nature Communications, analisis DNA membuktikan bahwa beberapa kelompok manusia, termasuk yang berasal dari kawasan jauh seperti Mediterania kerap datang ke Danau Roopkund dalam rentang waktu 1.000 tahun.

Analisis DNA dilakukan pada 38 kerangka manusia melalui analisis biomolekuler, rekonstruksi isotop pada pola makan, dan penanggalan radiokarbon. Kemudian hasil analisis dibandingkan dengan 1.521 DNA kuno dan 7.985 DNA manusia modern dari seluruh belahan dunia.

Hasil tes DNA menunjukkan bahwa kerangka yang tersebar di Danau Roopkund terbagi atas tiga kelompok berbeda. Pertama, 23 individu yang berasal dari India moderen, kedua 14 individu dari masa Yunani moderen dan yang terakhir 1 individu berasal dari Asia Tenggara.

Kelompok India datang ke tempat ini pada abad 7 dan 10 yang terbagi dalam beberapa kelompok dengan rentan waktu berbeda, sedangkan kelompok Mediterania dan Asia Tenggara datang pada abad ke 17 dan 20 melalui analisis uji radiokarbon.

“Individu yang termasuk pada kelompok India memiliki pola makan yang bervariasi. Mereka memiliki ketergantungan pada makanan turunan C3 dan C4, sehingga temuan genetik ini menjadi bukti kalau mereka termasuk kelompok Asia Selatan. Sedangkan individu yang berasal dari Mediterania memiliki pola makan yang lebih sedikit,” jelas Ayushi Nayak dari Max Plank Institute.

Fakta mengenai kehadiran orang Yunani di Danau Roopkund mengejutkan para peneliti. Menurut Eadaoin Harney ahli biologi dari Harvard, danau ini tidak hanya menjadi tujuan penduduk lokal, tetapi juga menarik perhatian penduduk dunia.

Meski pun dikenal sebagai tempat misterius, peziarah Hindu moderen tetap melakukan perjalanan menuju tempat suci di India Utara untuk menyembah dewa Nanda Devi melalui danau ini. Para peneliti menduga kematian yang terjadi pada masa lalu mungkin diakibatkan perjalanan ekstrem yang dilalui oleh para penjelajah.

Namun, kehadiran orang Mideterania di wilayah ini membingungkan para peneliti, karena dianggap bukan penziarah Hindu. “Masih belum jelas apa yang membuat para individu datang ke Danau Roopkund dan penyebab kematian mereka. Kami berharap jika penelitian ini dapat menyimpulkan satu analisis mengenai tempat misterius ini,” tutup Niraj Rai dari Birbal Sahni Insitute of PaleosciencesRai.

SCIENCE ALERT | SCIENCE NEWS | CAECILIA EERSTA

Berita terkait

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

5 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

4 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

5 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

5 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

6 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

6 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

7 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

8 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

11 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya