Arkeolog UI Ekskavasi Galangan Kapal, Terbesar di Asia Tenggara?

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 27 Agustus 2019 11:51 WIB

Arkeolog UI melakukan ekskavasi di situs galangan kapal di daerah Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi.(antara.jambi/Ist).

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog Universitas Indonesia, Dr Ali Akbar yang memimpin ekskavasi Kapal Zabag di Desa Lambur I, Kecamatan Muara Sabak Timur, Tanjangjabung Timur, Jambi, berhasil menemukan situs galangan kapal yang diduga tertua di Asia Tenggara.

Saat ini tim Arkeologi UI yang diminta oleh Bupati Tanjungjabung Timur, Romi Hariyanto untuk menguak misteri situs-situs kuno di daerah Sabak.

Lokasi situs adalah galangan kapal. Bukti-bukti sementara adalah posisi kapal yang terparkir dan ada kayu bulat berada di bawah geladak. Beberapa bagian juga terpisah, seperti posisi gadingnya terpisah dan dugaan sementara situs Kapal Zabag adalah tempat pembuatan atau perbaikan kapal.

"Sejauh pengetahuan saya, di Nusantara belum pernah ditemukan galangan kapal kuno dan baru hanya ada di Sabak," kata Ali Akbar, Senin, 26 Agustus 2019..

Dia menduga, berdasarkan bentuknya, kapal-kapal tua yang ditemukan di Malaysia, Filipina, Palembang, Rembang dan Cirebon diproduksi di Sabak. Namun ini masih kesimpulan sementara.

Ali Akbar beserta tim melakukan penelitian di situs Kapal Zabag. Observasi awal dimulai sejak April 2018 dilanjutkan pada 7 Agustus 2019 berupa ekskavasi.

Ali Akbar yang dikenal kontroversial karena penelitiannya di situs Gunung Padang ini pun melibatkan mahasiswa Universitas Jambi dan masyarakat setempat untuk melakukan ekskavasi.

Kemarau panjang masih melanda Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjab Timur), Provinsi Jambi. Cuaca panas yang mencapai 31 derajat celcius menemani arkeolog dan 10 petugas ekskavasi dalam melakukan ekskavasi Perahu Kuno, yang kini lebih dikenal sebagai Kapal Zabag.

"Konsepnya adalah bagaimana semua terlibat. Terutama masyarakat di dekat situs. Bukan hanya ilmu pengetahuan yang didapat, tetapi masyarakat setempat juga mendapat dampak positif lainnya,” kata Ali Akbar.

Ali Akbar memulai penggalian 7 Agustus 2019. Hingga kini proses ekskavasi sudah mencapai hampir 35 persen. Sebagian bentuk fisik kapal kuno sudah terlihat. Papan-papan kapal, pasak kayu, tali ijuk, gading dan gerabah tanah ditemukan di lokasi situs. Banyak hal menarik yang ditemukan oleh Ali Akbar.

"Di situs kapal Zabag banyak hal menarik. Ada hal-hal yang belum ditemukan di Nusantara dan Asia Tenggara sejauh pengetahuan saya,” kata Ali.

Menurut dia, sejak 1997 situs ini sudah dinyatakan sebagai peninggalan arkeologi penting. Karena kondisinya cukup rapuh, maka situs ditutup kembali. Menurut Ali, hasil sementara ekskavasi di sisi utara ditemukan ada tujuh papan. Menariknya papan-papan itu disambung dengan pasak kayu dan diikat ijuk (tali) berwarna hitam. Bentuk yang sama juga ditemukan di sebelahnya.

Teknik pasak kayu dan tali ijuk dikenal sebagai teknik Asia Tenggara. Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Nusantara sudah membuat kapal dengan teknik ini di abad ke-3. Salah satu contoh temuan di Palembang, Rembang dan Cirebon. Ada juga temuan kapal kuno di Ponti, Malaysia sudah menggunakan teknik ini. Begitu juga di Filipina abad 13-14 Masehi.

Dia menceritakan, temuan kapal karam di dasar laut Cirebon diperkirakan abad ke-10 menggunakan teknik yang sama. Sama juga seperti di Rembang kapal abad ke-8 menggunakan teknik sama. Namun untuk Kapal Zabag, Ali Akbar belum bisa memastikan usianya.

"Kita belum tahu usianya berapa, tetapi sampel kayunya sudah kita bawa ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan kira-kira kapal Zabag rentang waktunya abad ke-3 sampai 14 Masehi," kata Ali Akbar.

Soal ukuran, ia memperkirakan lebarnya mencapai 5.5 meter. Dilihat dari ukurannya tidak masuk kategori perahu, tetapi kapal. Bahkan kapal besar. Pendapat ini pun diperkuat oleh Prof. Chiara Nazarro, arkeolog maritim dari Italia. Dia menduga Kapal Zabag ini adalah kapal besar.

Kata dia dilihat dari kayu dan ketebalan papan, Kapal Zabag berukuran besar. Lebih besar dari Kapal Pinisi. Nazarro mengungkap teknologi kapalnya hampir sama seperti Pinisi.

Nazarro mengaku sangat tertarik dengan situs Kapal Zabag ini dan sangat tertarik untuk menelitinya lebih dalam.

Nazarro datang sendiri ke Lambur, Tanjab Timur tanpa diundang oleh Pemkab Tanjab Timur. Ia saat ini sedang melakukan penelitian Kapal Pinisi bersama Ali Akbar. Mendapat kabar tentang Kapal Zabag dari Ali Akbar, dia langsung mengunjungi Lambur sekaligus berwisata.

Profesor arkeologi dari Universitas Naple L’Orientale ini membandingkan dengan kapal-kapal tradisional kuno hasil penelitiannya di Mesir dan Afrika. "Ini kapal besar. Unik dan ada hal yang sangar menarik,” katanya.

Menurut Abe, panggilan Ali AKbar, bentuk fisik yang nampak saat ini diperkirakan adalah geladak kapal, haluan dan buritan. Kata dia dia, di sekitar lokasi sebelah timur ada lagi seperti ujung perahu. Jaraknya sekitar 24 meter. Tetapi terlalu besar untuk ukuran perahu jaman dulu. Ada kemungkinan bukan dari satu perahu yang sama.

Hingga kini, lunas kapal belum ditemukan dan hanya perkiraan dak kapal yang baru ditemukan namun tidak ditemukan kulitnya dan justru yang ditemukan kayu besar melintang. Bentuknya beda dengan teknologi perkapalan yang kita kenal. Biasanya di dekat kapal ditemukan macam-macam benda. "Kita menemukan pecahan-pecahan tembikar yang cukup tua, dan pecahan keramik," kata Ali.

Posisi kapal ini menurut Abe bukan karam, tetapi sedang parkir untuk diperbaiki dan kalau kapal karam biasanya bawa muatan banyak.

Papan yang besar dan tebal ketika dirangkai bisa menjadi kapal berukuran besar. Arkeolog Ali Akbar juga menemukan lima papan tersambung cukup baik.

Berita terkait

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

6 hari lalu

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

Semburan api yang muncul ini akibat aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal di kawasan Tahura di Desa Senami, Kabupaten Batanghari.

Baca Selengkapnya

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

16 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

28 hari lalu

Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

Presiden Joko Widodo bertolak menuju Provinsi Jambi untuk kunjungan kerja pada Rabu pagi, 3 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

35 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

36 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

37 hari lalu

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

37 hari lalu

Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

Polisi menangkap tersangka perusakan toko laundry berinisial J, 41 tahun, di daerah Jambi.

Baca Selengkapnya

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

38 hari lalu

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

38 hari lalu

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.

Baca Selengkapnya

Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

39 hari lalu

Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

Polres Tebo, Jambi, menangkap terduga pelaku penyebab kematian santri berinsial AH, 13 tahun, di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes).

Baca Selengkapnya