Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan penelitian situs Gunung Padang yang dikerjakan sejumlah besar tim peneliti di Tanah Air, dari multidisiplin ilmu, dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah. Publikasi baru berumur jagung saat pencabutan diumumkan penerbit Jurnal Archaeological Prospection, John Wiley & Sons Ltd., pada 18 Maret 2024 lalu.

"Saya nyaman-nyaman saja karena yang paling pertama, ini bukanlah masalah etika," kata peneliti arkeologi Ali Akbar  yang juga dosen arkeologi di Universitas Indonesia ini kepada TEMPO, Jumat 21 Maret 2024. Meski begitu, Ali Akbar tak bisa menutupi kekecewaan terhadap cara penerbit memvonis major error pada laporan berjudul 'Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia' yang sudah sempat terbit sejak 20 Oktober 2023 itu. 

Pencabutan didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal setelah mereka menerima pertanyaan keberatan atas publikasi artikel Geo-archaeological itu dari empat pakar lain di bidang arkeologi, geofisika, dan geokarbon.

Pencabutan makalah penelitian ternyata juga melanda dunia penelitian sains global. Bahkan, pada tahun 2023, menurut laporan Nature, lebih dari 10.000 makalah penelitian sains ditarik kembali, yang merupakan rekor baru untuk pencabutan terbanyak dalam satu tahun. 

Menurut analisis Nature, jumlah pencabutan izin yang dikeluarkan pada tahun 2023 telah melampaui rekor tahunan sebelumnya, dan pelanggar yang paling parah berasal dari negara-negara penerbit penelitian besar seperti Arab Saudi, Pakistan, Rusia, dan Cina. Negara-negara ini mempunyai tingkat penarikan kembali yang tertinggi selama dua dekade terakhir.

Penerbit Hindawi, anak perusahaan Wiley yang berbasis di London, bertanggung jawab atas sebagian besar pencabutan tersebut hingga saat ini. Tahun ini, penerbit telah mencabut lebih dari 8.000 artikel karena diyakini merupakan kompromi terhadap proses peer-review. Investigasi ini dipicu oleh editor internal dan peneliti integritas penelitian yang menyuarakan keprihatinan tentang referensi yang tidak relevan di ribuan makalah, serta teks yang tidak koheren.

“Dalam dunia penerbitan ilmiah yang dinamis, para peneliti mendapati diri mereka bergulat antara meningkatnya tekanan untuk menerbitkan dan semakin rentannya industri akademis terhadap manipulasi sistematis dan aktivitas penipuan,” ujar Hindawi sebagaimana dikutip Iflscience.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sebagai pemain kunci dalam lanskap akses terbuka, kami menghadapi gangguan serius dan mengeluarkan sejumlah besar pencabutan artikel sebagai respons terhadap tantangan integritas penelitian ini.”

Meskipun mereka telah “menghadapi badai ini” dalam beberapa tahun terakhir, Hindawi tidak sendirian. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh semua penerbit akademis dan merupakan tantangan besar di masa depan.

Masalah besarnya, menurut Richard Van Noorden dari Nature, adalah “Pencabutan makalah ilmiah meningkat pada tingkat yang melampaui pertumbuhan makalah ilmiah.”
Untuk menyelidiki hal ini, Nature menggabungkan jumlah pencabutan yang dikumpulkan oleh organisasi media Retraction Watch dengan 5.000 pencabutan lainnya dari Hindawi dan penerbit lain, dengan bantuan database Dimensions.

“Analisis menunjukkan bahwa tingkat pencabutan – proporsi makalah yang diterbitkan pada tahun tertentu yang kemudian ditarik kembali – telah meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam dekade terakhir. Pada tahun 2022, jumlahnya melebihi 0,2 persen.”

Meskipun terdapat peningkatan yang meresahkan, fakta bahwa penerbit menarik kembali merupakan kekuatan dari dunia penerbitan ilmiah dan ilmiah.

Pilihan Editor: Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Ilustrasi ayah gendong bayi. Freepik
Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

9 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

9 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

10 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.